Gambaran Pelayanan Klinik Sanitasi pada Penyakit ISPA dan Tuberkulosis di Masa Pandemi

Fany Ramayanti, Nurfadhilah Nurfadhilah, Triana Srisantyorini, Ernyasih Ernyasih

Abstract


Klinik sanitasi atau yang disebut dengan Breaksit Reborn (Brantas penyakit bersama klinik sanitasi) didirikan tahun 2017 di Puskesmas Kecaatan Kebon Jeruk. Namun kejadian ISPA dan tuberkulosis masih tergolong tinggi dari tahun ke tahun. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022 menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang yaitu Kepala Puskesmas,  2 petugas sanitarian, dokter ISPA dan dokter TB. Hasil Penelitian: Pelayanan klinik sanitasi pada penyakit ISPA tidak berjalan di masa pandemi. Kunjungan pasien Tuberkulosis yang melakukan konseling di pelayanan klinik sanitasi lebih banyak dibandingkan pasien ISPA. Gejala yang dikeluhkan pada penyakit ISPA demam, batuk, flu dan sesak nafas, sedangkan gejala pasien TB batuk menahun, berat badan turun, keringat malam, batuk darah, menggigil, dan nafsu makan berkurang. Pelayanan klinik sanitasi sudah tersedia sejak tahun 2017 dan fasilitas klinik sanitasi di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk sudah memadai. Kesimpulan: Pelayanan klinik sanitasi perlu ditingkatkan mengingat gejala penyakit berbasis lingkungan memiliki kemiripan, baik ISPA, TB, maupun Covid-19. Puskesmas diharapkan untuk lebih mengoptimalkan pelayanan klinik sanitasi, dan melakukan kerja sama dengan dokter ISPA dan TB baik dalam pelayanan dalam maupun luar ruangan.

---

A sanitation clinic or what is known as Breaksit Reborn (disease fighting together with a sanitation clinic) was established in 2017 at the Kebon Jeruk District Health Center. However, the incidence of ARI and tuberculosis is still relatively high from year to year. The research was conducted in April 2022 using a qualitative approach with in-depth interview data collection techniques, observation, and document review. The informants in this study consisted of 5 people, namely the Head of the Puskesmas, 2 sanitarian officers, an ARI doctor and a TB doctor. Research Results: Sanitation clinic services for ARI disease do not run during the pandemic. Tuberculosis patients who do counseling in sanitation clinic services are more than ARI patients. Symptoms complained of in ARI are fever, cough, flu and shortness of breath, while the symptoms of TB patients are chronic cough, weight loss, night sweats, coughing up blood, chills, and decreased appetite. Sanitation clinic services have been available since 2017 and sanitation clinic facilities at the Kebon Jeruk District Health Center are adequate. Conclusion: Sanitation clinic services need to be improved considering the symptoms of environmental-based diseases have similarities, both ARI, TB, and Covid-19. Puskesmas are expected to further optimize sanitation clinic services, and cooperate with ARI and TB doctors both in indoor and outdoor services.


Keywords


ARI, Sanitation Clinic Services, Public Health Center and Tuberculosis

Full Text:

PDF

References


Sugiharto M, Oktami RS. Pelaksanaan Klinik Sanitasi di Puskesmas Gucialit dan Gambut Dalam Menaggulangi Penyakit Berbasis Lingkungan. Bul Penelit Sist Kesehat. 2018;21(4):261–70.

Firza D, Harahap DR, Wardah R, Alviani S, Rahmayani TU. angka kejadian infeksi saluran pernapasan dengan jenis kelamin dan usia di upt puskesmas dolok merawan. Fak Kesehat Masy Univ Islam Negeri Sumatera Utara. 2020;5(1):55.

Stevany R, Faturrahman Y, Setiyono A. ANALISIS FAKTOR risiko kejadian tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas kelurahan cipinang besar utara kota administrasi jakarta timur. j kesehat komunitas Indones. 2021;17(2):346–54.

Angelia A, Doda DVD, Manampiring AE. Prevalensi Tuberkulosis Laten Dan Evaluasi Kebijakan Rumah Sakit Berdasarkan Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap Pencegahan Tuberkulosis. J Biomedik. 2020;12(3):192–9.

Pralambang SD, Setiawan S. Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis di Indonesia. Bikfokes. 2021;2(1):60–71.

Kemenkes RI. Tuberkulosis ( TB ). Tuberkulosis. 2018;1(april):2018.

Faurin M, Fauzar, Kurniati R, Kam A, Decroli E. COVID-19 dengan Komorbid Tuberkulosis Paru dan Diabetes Melitus. J Ilmu Kesehat Indones. 2021;1(3):445–9.

Kasana RU, Ike H, Siskaningrum A. Tuberculosis Di Masa Pandemi Covid 19 Dalam Perspektif Asuhan Keperawatan Keluarga. Hosp Majapahit. 2021;13(1):139–44.

Handayani D, Hadi DR, Isbaniah F, Burhan E, Agustin H. Penyakit Virus Corona 2019. J Respirologi Indones. 2020;40(2):119–29.

Ramadhan MR, Waluya SB, Kharis M. Penerapan Jst Dengan Metode Learning Vector Quantization Untuk Klasifikasi Penyakit Ispa. UNNES J Math. 2021;1(2252):22–30.

Zaman MK. pendampingan program klinik sanitasi puskesmas sungai raya tahun 2020. j pengabdi kesehatan Komunitas. 2021;01(1):20–31.

Kurniatillah N, Hayat F. Analisis Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Klinik Sanitasi Puskesmas Oleh Keluarga Dengan Penyakit Tuberkulosis Paru Bta (+) Di Kecamatan Taktakan Kota Serang. J Baja Heal Sci. 2021;1(02):107–14.

Amalia DS. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Cara Pencegahan Ispa Dengan Penyakit Ispa Pada Anak Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2020. Univ Islam Kalimantan. 2020;

Sri MA, Andi A, Arman. Perilaku Pencarian Pengobatan (Studi Pada Pasien Suspek Tuberkulosis (TB) Paru) Di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. J Muslim Community Heal. 2020;1(2):107–18.

Nandya AA, Siyam Nur. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS. Higeia J Public Heal Res Dev. 2020;2(2):13.

Ganus E, Yohanan A, Wahyuni I. Evaluasi Program Klinik Sanitasi Terhadap Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Kendalsari Kota Malang. Media Husada J Environ Heal. 2021;1(1):44–57.




DOI: https://doi.org/10.24853/eohjs.3.1.11-20

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Diterbitkan oleh

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat

Tangerang Selatan, 15419, 
Email: jurnal_eohsj@umj.ac.id

Powered by Puskom-UMJ