HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE DAN OJEK PANGKALAN DI KOTA BEKASI TAHUN 2017
Abstract
Secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jawa Barat menempati posisi ke-empat tertinggi dengan persentase 29,4% mengalami hipertensi yaitu sebanyak 13.612.359 jiwa menderita hipertensi. Untuk provinsi Jawa Barat prevalensi penderita hipertensi di Kota Bekasi 29.2%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dan faktor lain dengan kejadian hipertensi pada pengemudi ojek di Kota Bekasi tahun 2017.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi ojek yang ada di Bekasi. Jumlah responden sebanyak 192 orang, yang terdiri dari 96 orang pengemudi ojek online dan 96 pengemudi ojek pangkalan, dengan teknik accidental sampling dan dianalisis menggunakan Uji Chi-Square (X²).Penelitian menunjukkan responden yang megalami hipertensi adalah pengemudi ojek pangkalan (36.5%) dan ojek online (21.9%). Uji analisis univariat dengan distribusi variabel independen usia, riwayat keluarga, status gizi, pekerjaan, pendapatan, merokok, frekuensi konsumsi makanan pemicu hipertensi, kopi, aktivitas fisik dan stres. Berdasarkan analisis bivariat, terdapat variabel yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi yaitu variabel stres kerja (p=0,000, OR=18,3) usia (p=0,000, OR=4,2), pendapatan (p=0,035, OR=2,094), konsumsi makanan pemicu hipertensi (p=0,021, OR=0,154 dan 0,157) dan konsumsi kopi (p=0.035, 2.094). Variabel yang tidak berhubungan dengan hipertensi adalah riwayat keluarga, merokok dan olahraga.Stres kerja menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi pada pengemudi ojek di Kota Bekasi tahun 2017.Pengemudi ojek diharapkan memeriksa kesehatannya secara berkala agar terlihat riwayat penyakit yang diderita dan dapat ditangani lebih lanjut.
---
Background: Nationally 25.8% of Indonesia's population suffer from hypertension. West Java occupies the fourth highest position with a percentage of 29.4% experiencing hypertension, as many as 13,612,359 people suffer from hypertension. For the province of West Java the prevalence of hypertension in Bekasi City is 29.2%. This study aims to determine the relationship of work stress and other factors with the incidence of hypertension in motorcycle taxi drivers in Bekasi City in 2017.Method: This research is a quantitative study with crosssectional study design. The population in this study were all motorcycle taxi drivers in Bekasi. The number of respondents was 192 people, consisting of 96 online motorcycle taxi drivers and 96 base motorcycle taxi drivers, with accidental sampling technique and analyzed using the Chi-Square Test (X²).
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.1 No.1| 30Results:The study showed that respondents who experienced hypertension were base motorcycle taxi drivers (36.5%) and online motorcycle taxis (21.9%). Univariate analysis test with the distribution of independent variables age, family history, nutritional status, work, income, smoking, frequency of consumption of foods that trigger hypertension, coffee, physical activity and stress. Based on bivariate analysis, there are variables that show a significant relationship with the incidence of hypertension, namely work stress variables (p = 0,000, OR = 18.3) age (p = 0,000, OR = 4.2), income (p = 0.035, OR = 2,094), consumption of foods that trigger hypertension (p = 0.021, OR = 0.154 and 0.157) and coffee consumption (p = 0.035, 2.094). Variables not related to hypertension are family history, smoking and exercise.Conclusion: Job stress shows a relationship with the incidence of hypertension in motorcycle taxi drivers in Bekasi City in 2017.Suggestion:Motorcycle taxi drivers are expected to check their health regularly to see a history of the disease suffered and can be treated further.Keywords: job stress, online motorcycle taxi driver, base motorcycle taxi driver, hypertension
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brunner, & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal-Bedah Edisi Edisi 12. Jakarta: EGC.
Dalimatha, S. (2008). Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar plus.
Depkes. (2003). Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. (2007). Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta
Depkes RI. (2007). Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan Riskesdas 2007. Jakarta: Tim Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes.
Depkes RI, 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, diakses tanggal 14 Oktober 2012 (http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstr eam/123456789/742/1/pdmnp nmuantthipertensi.pdf)
Depkes RI. (2012). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta: Direktorat Jendral PP & PL.
Dewi Ratnasari, Sugeng Maryanto, M. D. P. (2015) ‘Hubungan Kebiasaan Konsumsi Kopi Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 35–50 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Teruwai Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Dewi’, 7(13), pp. 46–54. Available at: jurnalejournalnwu.ac.id.
Dhianningtyas, Y., & Handrati, Y. (2006). Risiko Obesitas, Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Garam Terhadap Hipertensi Pada Usia Produktif. The Indonesian Journal of Public Health.
Fadem, S. (2017, November 12). From http://www.aakp.org/aakp-library/why-does-salt-cause-high-blood-pressure
Kemenkes RI. (2014). Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Khairudin, A. (2015) ‘Hubungan Stres dengan Hipertensi Anggota Polri di Sekolah Polisi Negara Selopamioro Yogyakarta’, pp. 1–18. Available at: http://digilib.unisayogya.ac.id/11/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf.
Octavian, Y. et al. (2015) ‘Artikel Penelitian Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang’, 4(2), pp. 434–440. Available at: jurnal.fk.unand.ac.id.
Pramana, L. D. Y. (2016) ‘Skripsi faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi di wilayah kerja puskesmas demak ii’, pp. 1–67. Available at: http://repository.unimus.ac.id/35/1/FULL TEXT 1.pdf.
Nisa, H. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Puskesmas Kelurahan Aren Jaya Bekasi. Jurnal Bekasi STIKES MEDISTRA, 12-18.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Riskesdas. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Tahun 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Suci, D. (2015). Hubungan antara Karakteristik dan Konsumsi garam dengan Kejadian Hipertensi di Desa Banggi Kecamatan Rembang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Pada Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Uiterwaal, C. (2007). Coffee Intake and Incidence of Hipertension. US: Am J Clint Nutr.
WHO. (2005, December 06). Clinical Guidelines For the Management Of Hypertension. Kairo: World Health Organization. From World Health Organization
Widyaningrum, S. (2012). Hubungan antara konsumsi makanan dengan Kejadian hipertensi pada lansia di UPT Pelayanan Lanjut Usia Jember. Jember: Universitas Jember.
DOI: https://doi.org/10.24853/eohjs.1.1.29-38
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Diterbitkan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat
Tangerang Selatan, 15419,
Email: jurnal_eohsj@umj.ac.id