HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GEJALA RESPIRATORIK GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN KARENA DEBU KAYU PADA PEKERJA MEBEL SEKTOR INFORMAL DI KECAMATAN “X” – BOGOR TAHUN 2018
Abstract
Industri mebel yang dimulai dari proses pemotongan kayu hingga pembuatan berbagai macam hasil produksi memiliki berbagai potensi bahaya bagi pekerja. Salah satu potensi bahaya dalam industri adalah paparan debu kayu. Debu kayu dihasilkan oleh proses pengolahan kayu. Kadar debu yang berlebihan dan terpapar terus-menerus dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja dengan gejala respiratorik gangguan saluran pernapasan karena debu kayu pada pekerja mebel sektor informal di Kecamatan “X”, Bogor tahun 2018.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 106 sampel. Analisis data menggunakan uji univariat untuk mengetahui gambaran dan uji chi-square untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan gejala respiratorik gangguan saluran pernapasan menggunakan CI 95% (p=0,05).Responden sebanyak 61 (57,5%) mengalami gejala respiratorik gangguan saluran pernapasan karena debu kayu. Berdasarkan Hasil analisis bivariat karakteristik individu diperoleh yaitu umur (nilai p=0,011), jam kerja (nilai p=0,000), masa kerja (nilai p= 0,039), penggunaan alat pelindung diri (nilai p=0,000), dan kebiasaan merokok (nilai p=0,004) menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan gejala respiratorik gangguan saluran pernapasan karena debu kayu pada pekerja mebel, sedangkan untuk variabel status gizi (nilai p=0,308) menunjukkan tidak ada hubungan debu kayu dengan gejala respiratorik gangguan saluran pernapasan pada pekerja mebel. Bagi pemilik usaha mebel untuk menyiapkan tempat kerja yang sesuai prosedur kerja, menyediakan alat pelindung diri masker sesuai dengan standar kerja dan perlu adanya pelatihan dan penyuluhan untuk menggunakan APD (masker) dan larangan merokok pada saat bekerja.
---
The furniture industry which starts from the process of cutting wood to making various kinds of production has various potential hazards for workers. One potential hazard in the industry is exposure to wood dust. Wood dust is produced by wood processing. Excessive dust levels and continuous exposure can cause various health problems. This study aims to determine the relationship of worker characteristics with respiratory symptoms due to wood dust in the informal sector furniture workers in District "X", Bogor in 2018.This research is a quantitative study with cross sectional study design. The sample uses accidental sampling technique with a total of 106 samples. Data analysis used univariate test to determine the image and chi-square test to determine the relationship of independent variables with respiratory symptoms of respiratory disorders using 95% CI (p = 0.05). Respondents were 61 (57.5%) experiencing respiratory symptoms due to respiratory disorders due to wood dust. Based on the results of bivariate analysis of individual characteristics obtained namely age (p value = 0.011), hours of work (p value = 0,000), years of service (p value = 0.039), use of personal protective equipment (p value = 0,000), and smoking habits (value p = 0.004) shows that there is a significant relationship with respiratory symptoms due to wood dust in furniture workers, while for nutritional status variables (p value = 0.308) there is no relationship between wood dust and respiratory symptoms of respiratory tract disorders in furniture workers. For furniture business owners to prepare workplaces in accordance with work procedures, provide personal protective masks in accordance with work standards and there is a need for training and counseling to use PPE (masks) and smoking bans while working.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
ILO (2013) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Sarana untuk Produktivitas. 2013th edn. International Labour Organization. Available at: http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf.
Khumaidah, 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel PT.Kota Jati Furnindo Kab.Jepara. Tesis: Universitas Diponegoro
Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nelson, K. Williams, C. dkk. 2005. Infectious Disease Epidemiology Theory and Practice. London. Jones and Bartlett Publishers.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Oviera, Agita. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu di PT. X Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Vol. 4, No.1.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.
Sardjanto, A. 2010. Hubungan Konsentrasi Debu Total Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Di PT. KS. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Suma’mur. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV. Sagung Seto.
Suma’mur. 2013. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV. Sagung Seto.
Susanto, A. D. (2011) ‘Pneumoconiosis’, pp. 1–8. Available at: %0AFull Text - Majalah Kedokteran Indonesiamki.idionline.org.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Tarlo, Susan M. dkk. 2010. Occupational and Environment Disease. UK. Wiley – Blackwell Press.
Yunus, F. 2006. Dampak Debu Industri pada Pekerja. Jakarta. Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Unit Paru RSUP Persahabatan. Cermin Dunia Kedokteran.
DOI: https://doi.org/10.24853/eohjs.1.1.39-50
Refbacks
- There are currently no refbacks.
https://stockity.fun/