https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/issue/feedENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL2025-08-07T03:22:45+00:00Ernyasihernyasih@umj.ac.idOpen Journal Systemshttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27989Kesehatan Mental Mahasiswa di Universitas Perkotaan: Pengaruh Faktor Akademik, Non Akademik dan Lingkungan Fisik 2025-07-26T11:56:49+00:00Ernyasihernyasih@umj.ac.idRaihan Aliraihanali@gmail.comMunaya Fauziahmunayafauziah@umj.ac.idGilang Anugerah Munggarangilanganugerah@umj.ac.id<p>Kesehatan mental mahasiswa merupakan isu krusial di lingkungan universitas perkotaan yang ditandai <br />oleh tekanan akademik, dinamika sosial, dan kualitas lingkungan fisik yang bervariasi. Penelitian ini <br />bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor akademik, non-akademik, dan lingkungan fisik <br />terhadap kesehatan mental mahasiswa. Studi ini menggunakan pendekatan cross-sectional terhadap 179 <br />mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang dipilih secara <br />random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dan dianalisis menggunakan uji chi<br />square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59,8% mahasiswa mengalami kondisi kesehatan mental <br />yang kurang baik. Faktor yang berhubungan secara signifikan meliputi motivasi belajar (p = 0,001), <br />keaktifan organisasi (p = 0,003), jenis kelamin (p = 0,000), ruang terbuka hijau (p = 0,012), tata udara <br />(p = 0,021), pencahayaan alami (p = 0,012), dan kebersihan kampus (p = 0,019). Hasil ini menunjukkan <br />pentingnya intervensi holistik yang mencakup kebijakan akademik, sosial, dan lingkungan fisik kampus <br />untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa dan menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat. </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Kesehatan Mental, Mahasiswa, Motivasi Belajar, Lingkungan Kampus, Universitas <br />Perkotaan</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27557Risiko Paparan Bahan Kimia Pembersih Terhadap Keluhan Kesehatan pada Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit2025-07-12T10:59:41+00:00Inats Sofia Nabilainaatssn@gmail.com<p>Petugas kesehatan atau <em>cleaning service</em> sangat dibutuhkan untuk menjaga rumah sakit tetap bersih dan nyaman bagi semua orang. Dalam menjalankan tugasnya, pekerja tidak luput kontak dari bahan kimia pembersih. Pekerja yang terpapar bahan kimia beracun di tempat kerja menghadapi krisis kesehatan global. Bahaya kimia terhadap kesehatan menimbulkan berbagai risiko kesehatan, seperti iritasi, sensitisasi, dan karsinogenisitas juga bahaya fisik, seperti sifat mudah terbakar, korosi, dan mudah meledak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko paparan bahan kimia pembersih terhadap keluhan kesehatan pada petugas <em>cleaning service</em> di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode <em>literature review</em>. Data diperoleh pada bulan Juni 2025 dari artikel ilmiah. Penelusuran data melalui situs Google scholar, PubMed, dan ScienceDirect termasuk situs lembaga resmi, dengan rentang waktu lima tahun terakhir (2020-2025). Hasil kajian menunjukkan bahwa paparan bahan kimia pembersih seperti desinfektan jenis alkohol, senyawa amonium kuarterner, hidrogen peroksida, dan lainnya beresiko menimbulkan berbagai keluhan kesehatan khususnya pada petugas kesehatan atau cleaning service di rumah sakit, yaitu gangguan gejala pernapasan, iritasi pada kulit, neurologis, gangguan muskuloskeletal hingga menimbulkan efek toksik pada permukaan mata yang beresiko menyebabkan cedera mata dan merusak jaringan.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27578Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada Pengendara Ojek Online di Kota Tangerang Selatan 2025-07-12T11:01:42+00:00Jessica Andriana Dewijessicaandrn11@gmail.comAzizah Zenazizahzen@umj.ac.idDadang Herdiansyahdadangherdiansyah@umj.ac.idHardiman SGhardiman@umj.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan <em>Low back pain</em> (LBP) pada pengendara ojek <em>online</em> di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain <em>cross sectional </em>dengan pendekatan kuantitatif dan teknik <em>accidental sampling </em>yang melibatkan 93 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dang dianalisis menggunakan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi LBP pada responden sebesar 66,7%. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian <em>Low back pain</em> (LBP) adalah usia (p=0,030), jenis kelamin (p=0,015), kebiasaan merokok (p=0,029), kebiasaan olahraga (p=0,020), masa kerja (p=0,034), waktu kerja (p=0,041). Sementara itu, Indeks Masa Tubuh (IMT) tidak menunjukan hubungan yang signifikan (p=0,084). Dapat disimpulkan bahwa beberapa factor individu dan kerja memiliki pengaruh terhadap <em>kejadian Low back pain</em> (LBP) pada pengendara ojek <em>online</em>, dengan factor dominan diantaranya adalah usia dan kebiasaan kerja.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Low back pain, usia, ojek online, masa kerja, kebiasaan merokok</em></p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27234Analisis Faktor Kepatuhan Penggunaan APD Pada Siswa di Bengkel Instalasi Listrik SMKN 1 Kab. Tangerang 2025-06-11T08:29:38+00:00Renjistian Vigarenjistianviga@gmail.comDewi Purnamawatidewi.purnamawati@umj.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada siswa di bengkel instalasi listrik SMKN 1 Kabupaten Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, dilakukan pada bulan Juni 2025, dengan 42 responden yang diambil menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan (p=0,387) dan pengawasan (p=0,770) menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan dengan kepatuhan penggunaan APD, sedangkan sikap (p=0,016) memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan APD. Agar lebih meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan APD maka perlu ditingkatkan pengetahuan dan pengawasan tentang APD kepada siswa.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27689Gambaran Perilaku Higiene Sanitasi Penjamah Makanan Pada Rumah Makan Di Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan Tahun 20252025-07-26T06:58:00+00:00Wenda Sastikawendasastika@gmail.comDadang Herdiansyah dadangherdiansyah@umj.ac.idTriana Srisantyorinitriana.srisantyorini@umj.ac.idErnyasihernyasih@umj.ac.id<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>In Indonesia, the main cause of death and disease is caused by food problems. Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, there were 4,792 cases of food poisoning in Indonesia in 2023. The main factors that often cause food contamination are poor hygiene and sanitation, both from food handlers, unsuitable eating utensils, sales locations, and food ingredients that do not meet health standards. This study is a descriptive study, namely describing the hygiene and sanitation behavior of food handlers in restaurants in Pamulang District in 2025. The study was conducted in May - June 2025 on Jalan Raya Pamulang, Pamulang District in 2025 with a sample of all food handlers totaling 54 restaurants. The results showed that respondents had poor behavior as many as 29 respondents (53.7%), respondents who had poor knowledge as many as 35 respondents (64.8%) while respondents who had poor attitudes as many as 39 respondents (53.7%). Although the respondents' attitudes regarding food handlers' hygiene are generally good, in implementing hygiene practices, there are still some respondents who do not practice hygiene properly. Therefore, food handlers must always ensure that their personal hygiene, equipment, food ingredients, and the processing environment are well maintained.</em></p> <p><strong><em>Keywords: Knowledge, Attitudes, and Hygiene Behavior</em></strong></p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27690Gambaran dan Hubungan Konsumsi Air Minum dan Iklim Kerja dengan Dehidrasi Pada Pekerja Konstruksi di Proyek Pembangunan Hotel Soll Marina Tahun 20242025-07-29T00:35:03+00:00Winona Rahmawatiwinonarahmawati23@gmail.comErnyasihernyasih@umj.ac.id<p><em>Construction workers in Indonesia occupy a group with a high risk of dehydration due to working conditions in open spaces, exposure to hot sun, and heavy physical activity. The construction workforce numbers more than 8 million people, the majority of whom work in outdoor areas. Indonesia's tropical climate with an average temperature of 26-33°C and humidity above 70% increases the risk of fluid loss and shows that the average drinking water consumption of construction workers is only about 1-1.5 litres per day. This increases the risk of decreased concentration, fatigue, low productivity, and work accidents. This study used quantitative research with a cross-sectional design. The method used was through distributing questionnaires to construction workers and there were 135 respondents in this study. The majority of respondents had poor drinking water consumption patterns (51.9%), while only 65 people (48.1%) consumed sufficient amounts of water according to the standard daily fluid requirements. Then from the aspect of work climate, as many as 82 respondents (60.7%) were stated to work in an unfavourable work climate, while 53 respondents (39.3%) were in a work environment that was categorised as good. Meanwhile, in terms of dehydration status, most respondents were dehydrated. It was recorded that 91 respondents (67.4%) were in a dehydrated condition, while only 44 people (32.6%) The results of this study indicate that low drinking water consumption and climatic conditions are associated with dehydration.</em></p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/27750Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pengemudi Ojek Online di Wilayah Cilandak Tahun 20242025-07-30T01:59:19+00:00Noor Latifahtiefa85@gmail.comArija Taufiqurrahmanarijataufiqurrahman@gmail.comDihartawandihartawan@gmail.comDadang Herdiansyahdanksepid09@gmail.com<p>Angka kecelakaan lalu lintas masih menjadi perhatian di setiap negara termasuk di Indonesia masih terdapat angka kecelakaan yang tinggi terutama pada pengemudi kendaraan roda dua. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada siapa saja termasuk pada pengemudi ojek online. Salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas adalah kelelahan kerja yang dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti usia, lama tidur, dan durasi kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi <em>cross sectional, </em>dilakukan di wilayah Cilandak Jakarta Selatan DKI Jakarta pada bulan April – Juli 2024 dengan besar sampel berjumlah 86 responden dan pengambilan data melalui teknik purposive sampling, dan analisis yang digunakan adalah uji <em>chi square</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan (p-<em>value</em> 0,001; Odds Ratio 5,772). Terdapat hubungan yang signifikan antara lama tidur dengan kelelahan (p-<em>value</em> 0,009; Odds Ratio 4,362). Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi kerja dengan kelelahan (p-<em>value</em> 0,021; Odds Ratio 3,714). Perlunya adanya peningkatan kesadaran di kalangan para pengemudi ojek online untuk peduli terhadap kesehatannya melalui edukasi kesehatan.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/28370Dampak Perubahan Iklim Terhadap Gangguan Kesehatan Dan Kelelahan Pada Pekerja Ojek Online 2025-07-31T14:21:29+00:00Dihartawandihartawan@umj.ac.idAzizah Zenazizahzen@umj.ac.idJanuar Ariyantojanuarariyanto@gmai.comHanifah Fajriahhanifahfajriah@umj.ac.id<p>Perubahan iklim telah menimbulkan berbagai dampak terhadap kesehatan masyarakat, termasuk pekerja lapangan seperti ojek online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu sebagai indikator perubahan iklim terhadap kelelahan kerja pada pekerja ojek online di Kota Depok. Metode yang digunakan adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 100 responden yang dipilih secara purposive. Hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa suhu berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja (p < 0,001), dengan nilai R² sebesar 0,274. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan suhu secara signifikan meningkatkan kelelahan kerja pada pekerja ojek online.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/28439Analisis Kualitas Air Tanah Berdasarkan Parameter Mikrobiologi dan Kimiawi : Studi Kasus Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat 2025-08-01T00:58:59+00:00Siti Nur Aisyah Jauharohsisitinurajaruharoh@uinjkt.ac.idGilang Anugerah Munggarangilang.anugerangm@umj.ac.idAisyah Nur Hafidaaisyahnur@gmail.comMuhammad Mustaqimmuhammadmustaqim@gmail.com<p>Air tanah merupakan sumber utama kebutuhan domestik. Kualitas air tanah di wilayah urban padat rentan mengalami penurunan akibat pencemaran antropogenik dan tekanan lingkungan, sehingga evaluasi terhadap berbagai parameter mutu menjadi hal krusial bagi kelayakan dan keamanan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di wilayah Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, yang digunakan untuk kebutuhan air minum dan rumah tangga, berdasarkan parameter mikrobiologi dan kimia. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif menggunakan data sekunder dari laporan SKAMRT Puskesmas Palmerah tahun 2024. Sampel diambil dari ±20 rumah pada masing-masing kelurahan menggunakan metode <em>random sampling</em>. Parameter mikrobiologi meliputi total <em>Coliform</em> dan <em>Escherichia coli</em>, sedangkan parameter kimia mencakup zat padat terlarut (TDS), krom heksavalen (Cr6+), nitrit (NO₂), nitrat (NO₃), dan pH. Hasil penelitian menunjukkan hanya 2 dari 12 sampel air tanah yang memenuhi syarat sebagai air minum menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, baik dari segi mikrobiologi maupun kimia, yaitu Sampel 1L dan 1J. Mayoritas sampel lainnya mengandung cemaran mikrobiologi dan/atau kadar kimia yang melebihi batas aman. Temuan ini menandakan perlunya perhatian lebih terhadap kualitas air tanah sebagai sumber air minum di wilayah padat penduduk.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNALhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/28581Pengelolaan Limbah Medis Padat di Puskesmas Kota Bekasi: Studi Komparatif pada Tiga Fasilitas Tahun 20232025-08-05T00:56:15+00:00Munaya Fauziahmunaya.fauziah@umj.ac.idSifa Alifya Murvi20201010100059@student.umj.ac.idGilang Anugerah Munggarangilang.am@umj.ac.id<p>Pengelolaan limbah medis padat di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan isu penting yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini mengevaluasi praktik pengelolaan limbah medis padat di tiga Puskesmas di Kota Bekasi. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen pada Oktober 2023–Januari 2024. Informan terdiri dari kepala Puskesmas, koordinator kesehatan lingkungan, petugas kebersihan, dan tenaga kesehatan (n=12). Pengetahuan staf terhadap pengelolaan limbah medis umumnya baik. Limbah banyak dihasilkan dari ruang perawatan, UGD, dan imunisasi, dengan jumlah 1–3 kg per hari. Segregasi menggunakan kantong kuning untuk limbah infeksius dan hitam untuk non-infeksius dilakukan oleh tenaga medis, namun upaya reduksi belum optimal. Penyimpanan dilakukan hingga satu bulan sebelum dikumpulkan pihak ketiga, dengan rute transportasi belum terstandarisasi. Pengelolaan limbah medis padat di Puskesmas Kota Bekasi masih belum optimal, terutama terkait pemilahan, pengurangan, dan infrastruktur pengolahan. Perlu peningkatan kapasitas dan sistem pengelolaan untuk meminimalkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Limbah Medis Padat, Pengelolaan Limbah, Puskesmas.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL