Rekonstruksi Pasca-Konflik di Gaza: Menuju Perdamaian Berkelanjutan melalui Pendekatan Foresight

Main Article Content

Miftahul Ulum

Abstract

Studi ini mengeksplorasi kompleksitas rekonstruksi pasca-konflik di Gaza melalui pendekatan foresight dan lensa konstruktivisme, dengan fokus pada tantangan utama Deklarasi Mesir 2025. Penelitian mengidentifikasi hambatan seperti kebuntuan politik antara Hamas dan Otoritas Palestina, penolakan Israel, ketidakpastian pendanaan, serta risiko politisasi oleh aktor eksternal. Meskipun lebih inklusif dibandingkan kesepakatan sebelumnya, Deklarasi Mesir belum mampu menyelesaikan akar masalah fragmentasi politik dan tata kelola keamanan. Analisis foresight mengungkap tiga skenario potensial: perdamaian berkelanjutan, konflik siklis, atau stabilitas parsial dengan pembangunan terbatas. Studi ini juga menyoroti peran strategis aktor non-negara seperti Muhammadiyah dalam mendukung rekonstruksi melalui bantuan kemanusiaan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan institusi. Kesimpulannya, rekonstruksi Gaza memerlukan pendekatan multidimensi yang menggabungkan tata kelola inklusif, kemandirian ekonomi, dan inovasi teknologi, dengan peran kritis aktor transnasional berbasis nilai dan pengetahuan seperti Muhammadiyah untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kata kunci: Rekonstruksi Gaza, Deklarasi Mesir 2025, Muhammadiyah, Foresight, Perdamaian Berkelanjutan.

Article Details

Section
Articles