GOTONG-ROYONG: IBADAH YANG TERASING DAN TANTANGAN NILAI TOLERANSI DI KALANGAN MUSLIM DAN MASYARAKAT ADAT INDONESIA

Gotong royong: Ibadah yang terasing dan Tantangan Nilai Toleransi di Kalangan Muslim dan Masyarakat Indonesia

Authors

  • Ihsan Kamal Bent Tree School

DOI:

https://doi.org/10.24853/jkii.3.1.303-310

Abstract

Konflik antarumat beragama dan penyerangan terhadap kelompok kepercayaan di Indonesia masih sering terjadi, salah satunya dialami oleh masyarakat adat Sunda Wiwitan. Fenomena ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan praktik ibadah, tetapi juga oleh krisis literasi keagamaan, fanatisme buta, dan penyebaran disinformasi di media sosial yang memicu radikalisasi pemahaman agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik gotong royong dan nilai toleransi antara masyarakat Muslim dan Sunda Wiwitan di Kabupaten Garut sebagai upaya deradikalisasi sosial. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dengan teknik wawancara dan observasi untuk menggali dinamika interaksi antara kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi dalam produksi batik Garutan menjadi contoh konkret toleransi yang dibangun melalui penghormatan budaya, kerja sama ekonomi, dan komunikasi humanis. Masyarakat Sunda Wiwitan menerapkan nilai-nilai kebatinan seperti sopan santun dan penggunaan bahasa Sunda halus dalam interaksi sosial, sementara masyarakat Muslim turut berpartisipasi dalam pemasaran produk batik. Simpulan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya rekonstruksi makna ibadah yang inklusif, penguatan dialog antarkelompok, dan integrasi aspek ekonomi untuk menciptakan perdamaian sosial. Temuan ini menawarkan perspektif baru dalam mengatasi keterasingan nilai ibadah dan mempromosikan moderasi beragama di Indonesia

Author Biography

Ihsan Kamal, Bent Tree School

Social Studies division

Downloads

Published

2025-06-30

Issue

Section

Articles