Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMP Budi Mulia Kabupaten Karawang Tahun 2018

Ida Farida Handayani, Ugi Sugiarsih

Abstract


Latar Belakang: Prevalensi anemia pada remaja putri saat ini masih tinggi berkisar 40-88% , dan di Indonesia 21,7%. Kehilangan darah saat menstruasi menyebabkan remaja putri rentan mengalami anemia, yang berisiko mengalami anemia saat hamil. Anemia dalam kehamilan mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Tujuan: tujuan penelitian ingin mengetahui hubungan faktor determinan kejadian anemia pada remaja putri SMP Budi Mulia Karawang tahun 2018. Metode: desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi pada penelitian adalah  seluruh siswi SMP Budi Mulia, total sampel  sebanyak 67  responden. Teknik pengambilan sampel secara  simple random sampling, data dianalisa dengan uji statistik  chi square. Hasil: hasil penelitian menunjukkan kejadian  anemia  pada siswi SMP Budi Mulia sebanyak 38,8 %, status gizi, pola makan, konsumsi Fe, dan pengetahuan  tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan   kejadian anemia pada remaja putri  dengan nilai p ≥ 0,005 yaitu status gizi (p=0,281), pola makan (p=0,728), konsumsi fe (p=0,730) dan pengetahuan (p=0,728). Simpulan: faktor determinan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada remaja putri.


Keywords


anemia; faktor determinan; remaja putri

Full Text:

PDF

References


Kemenkes Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat RI; 2016.

Savitri S. Gizi Remaja Putri. Jakarta: FKUI; 2006.

Karyadi Elvina. Studi Baseline dan Riset Formatif Program Suplementasi Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri di 3 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. 2017.

Srivastava A, Kumar R, Sharma M. Nutritional anaemia in adolescent girls: an epidemiological study. Int J Community Med Public Heal [Internet]. 2016;3(4):808–12. Available from: http://ijcmph.com/index.php/ijcmph/article/view/801

Abrishami F, Golshan A. Frequency of Iron Deficeincy Anemia in Girls Studying in Mashad High Schools. Iran J Ped Hematol Oncol. 2013;3(4):143–8.

Deshpande N, Karva D, Agarkhedkar S, Deshpande S. Prevalence of anemia in adolescent girls and its co-relation with demographic factors. Int J Med Public Heal [Internet]. 2013;3(4):235. Available from: http://ijmedph.org/article/87

Isati, Hastono SP. Determinan Kejadian Anemia Remaja Putri di SMP Negeri 22 Kota Jambi. J Kesmas Jambi [Internet]. 2017 May 19;1(1):1–10. Available from: https://online-journal.unja.ac.id/jkmj/article/view/3685

La Kaimudin N, Lestari H, Afa JR. Skrining dan Determina kejadian Anemia pada Remaja Putri SMA Negeri 3 Kendari Tahun 2017. J Ilm Mhs Kesehat Masy. 2017;2(6):1–10.

Sharmila P, Kumar RSR. Correlation between Prevalance of Anemia and Body Mass Index among Adolescent Girls. Int J Sci Res. 2017;6(11):320–3.

Sukarno J, Marunduh R, Pangemanan DHC, Fakultas S, Universitas K, Ratulangi S, et al. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. JKK (Jurnal Kedokt Klin. 2016;1(1):29–35.

Azzahroh P, Rozalia F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejaidan Anemia pada Remaja Putri di SMAN 2 Kota Jambi. J Ilmu dan Budaya. 2018;41(58):6797–816.

Kalsum U, Halim R. Kebiasaan Sarapan Pagi Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja. J Penelit Univ Jambi Seri Sains. 2016;18(1):09–19.

Nelima Damaris. Prevalence and Determinants of Anaemia among Adolescent Girls in Secondary Schools in Yala Division Siaya District, Kenya. Horiz Res Publ Corp. 2015;3 (1).

Caturiyantiningtiyas T. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Anemia Remaja Putri Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015.

Soekidjo N. Metodelogi Penelitian eksehatan. Rineka Cipta; 2010.

Sari RI, Dewi Sartika RA. Factors Associated with Nutritional Status of Adolescents Age 12-15 Years in Indonesia (Secondary Data Analysis of RISKESDAS 2007). KnE Life Sci. 2019;4(10):359.

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC; 2009.

Moehji. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papar Sinar Sinanti; 2003.

Rosmalina Y, Ernawati F. Hubungan Status Zat Gizi Mikro dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP. Hub Status Gizi Mikro. 2010;33(1):14–22.

Suryani D, Hafiani R, Junita R. Analisis Pola Makan dan Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri Kota Bengkulu. J Kesehat Masy Andalas. 2015;10(1):11–8.

Lewa AF. Hubungan Asupan Protein , Zat Besi Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di MAN 2 Model Palu. Publ Kesehat Masy Indones [Internet]. 2016;3(1):26–31. Available from: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Wawan A, Dewi M. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.

Lestari IP, Lipoeto NI, Almurdi A. Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia pada Murid SMP Negeri 27 Padang. J Kesehat Andalas [Internet]. 2018 Feb 20;6(3):507. Available from: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/730

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.

Soekidjo N. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta; 2010.




DOI: https://doi.org/10.24853/myjm.2.2.76-89

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

      

 

Lisensi Creative Commons

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional.

Copyright of Muhammadiyah Journal of Midwifery (e issn: 2722-8088)

Powered by Puskom-UMJ