INTERMESO MERUBAH GAYA SUASANA BELAJAR MENJADI SEGAR SAAT TIMBULNYA KEJENUHAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Abstract
Sekolah adalah tempat dimana menjadi rumah kedua untuk mendambah ilmu, bahasa, tulisan, karya, dan dapat menciptakan kemampuan untuk bisa mencapai apa yang diimpikan. Sekolah pun menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak pastinya, memiliki aturan yang harus dipatuhi para siswa. Paradigma pembelajaran tentunya pada era masa kini menjadikan suatu tuntunan bagi seorang pengajar untuk dapat menciptakan sebuah sikap yang baru ,kreatif dan tentunya inovatif, cerdas dan berwibawa. Dengan paradigma tersebut tentunya seorang pelajar merasa lebih menggemari dan senang terhadap suatu entitas yang tentunya akan dituntun. Dengan kondisi demikian terntunya seorang pelajar dapat dan mampu termotivasi untuk semangat dalam melakukan suatu hal yaitu dengan belajar tidak cepat merasa jenuh dan tidak memikirkan pikiran yang sensitive kepada guru atau pelajaran yang diajarkan. Kejenuhan anak dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat perlu diperhatikan karena perhatian parasiswa sangat penting untuk membuat ide-ide baru menjadi cepat, kejenuhan siswa yang sering menjadi hambatan tersendiri bagi guru untuk mengalihkan kembali pada materi ajar sangat sulit dimasa ini, oleh karena itu dengan adanya intermeso ini maka seorang pelajar akan terus fokus terhadap apa yang sudah kita berikan dan karena selingan terhadap kegiatan – kegiatan seloroh yang tentunya membuat pelajar menjadi lebih berenergi. Sebagai pengajar yang dapat menciptkanan sikap yang baru,kreatif dan tentunya inovatif serta tentunya unggul dari pada seorang pelajar yang pasif. Sosiolinguitik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan lingusitik,dua bidang empiris yang mempunyai ikatan sangat erat. Sosiolingistik adalah ilmu yang interdisipliner istilahnya sendiri menunjukan bahwa ia terdiri atas bidang sosiologi dan linguistik, dalam istilah linguistic-sosial (sosiolinguistik) atau sosio aspek utama dalam penelitian dan merupakan ciri umum bidang ilmu tersebut. Linguistik dalam hal ini juga berciri sosial sebab Bahasa pun berciri sosial, yaitu Bahasa dan strukturnya hanya dapat berkembang dalam suatu masyrakat tertentu. Aspek sosial dalam hal ini mempunyai ciri khusus, misalnya ciri sosial yang spesifik, dan bunyi Bahasa dalam kaitannya dengan fonem, morfem, kata, kata majemuk, dan kalimat. Bram dan Dickey, (Ed.1986:146) menyatakan bahwa sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya dalam bagaimana bahasa berfungsi ditengah masyarakat. Mereka menyatakan pula bahwa sosiolinguitik berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi.
Full Text:
PDFReferences
Aslinda, dkk. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Ruth, Remilani Simatupang, Muhammad Rohmadi, Kundharu Saddhono .2018. Tuturan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (Kajian Sosiolinguistik Alih Kode dan Campur Kode). Jurnal Linguistik dan Sastra. Vol.3 No. 2 2018
Wahyuni,Tutik. 2021. Sosiolinguistik. Jawa Tengah: Lakeisha
Sayama, Malabar.2 015.Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing
Refbacks
- There are currently no refbacks.