Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 19 Tangerang Selatan

Abstract

Pendidikan memiliki peranan krusial dalam perkembangan individu dan masyarakat. Kurikulum yang bermutu, seperti Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan oleh Nadiem Makarim, bertujuan untuk meningkatkan kebebasan belajar, mendorong siswa menjadi lebih kritis, kreatif, kolaboratif, dan inovatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengkaji penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMPN 19 Tangerang Selatan. Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi pengajaran yang menyesuaikan metode dan konten berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar siswa, termasuk minat dan kesiapan belajar mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi telah diterapkan sejak zaman Ki Hajar Dewantara, namun belum dikuatkan sebelum kurikulum baru. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa guru mengimplementasikan tes diagnostik untuk memahami gaya belajar siswa, membagi konten menjadi tiga jenis: visual, auditori, dan kinestetik. Dalam praktiknya, guru memulai pembelajaran dengan pertanyaan pemantik untuk merangsang diskusi dan pemahaman. Siswa diajak berinteraksi melalui berbagai bentuk media, seperti modul ajar dan presentasi PowerPoint. Metode ini membantu meningkatkan keterlibatan siswa dan memungkinkan mereka untuk menunjukkan pemahaman melalui produk akhir yang beragam, sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi dapat memfasilitasi perkembangan karakter dan potensi siswa secara optimal, sejalan dengan tujuan pendidikan di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik dalam mengimplementasikan pembelajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.