Karakter Daun Buncis Tegak sebagai Respon Adaptasi Intensitas Cahaya Rendah

Dian Diani Tanjung, Heni Purnamawati, Anas Dinurrohman Susila

Abstract


Buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) memiliki potensi dibudidayakan pada dataran rendah dengan kondisi suhu yang lebih tinggi. Pemberian naungan diharapkan dapat menurunkan suhu lingkungan tetapi informasi dampak morfo-anatomi pada daun buncis ternaungi masih terbatas. Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi karakter daun buncis tegak sebagai respon adaptasi intensitas cahaya rendah. Lokasi Penelitian di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, ketinggian lokasi 250 m dpl, dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020. Desain percobaan Rancangan Petak Tersarang dua faktor empat ulangan. Faktor pertama net dengan intensitas menahan cahaya 25%, dan 50%, serta tanpa naungan (0%) sebagai kontrol. Faktor kedua yaitu buncis tegak varietas Balitsa 2, Balitsa 3, dan buncis rambat Lebat 3 sebagai pembanding. Hasil menunjukkan bahwa dengan menurunnya intensitas cahaya, maka luas daun meningkat, tebal daun dan tebal palisade menurun, jumlah stomata dan kerapatan stomata menurun. Hasil analisis pigmen menunjukkan daun buncis yang mendapat intensitas cahaya rendah cenderung beradaptasi untuk mengefisiensikan penangkapan cahaya dengan meningkatkan jumlah klorofil a, klorofil b, total kloroil, dan menurunkan nisbah klorofil a/b daun. Sedangkan pembentukan antosianin di bawah naungan menurunkan kemampuan efisiensi penangkapan cahaya.


Keywords


Taraf naungan, morfo-anatomi daun, pigmen daun

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik. (2021). Hasil sensus penduduk 2020. https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html.

Chairudin, Efendi, dan Sabaruddin. (2015). Dampak naungan terhadap perubahan karakter agronomi dan morfo-fisiologi daun pada tanaman kedelai [Glycine max (L.) Merrill]. J. Floratek., 10, 26–35.

Croce, R., Muller, M. G., Bassi, R., dan Holzwarth, A. R. (2001). Carotenoid-to-chlorophyll energy transfer in recombinant major light-harvesting complex (LHCII) of higher plants. I. Femtosecond transient absorption measurements. Biophys J, 80(2), 901–915.

Djuariah, D., Rosliani, R., Kurniawan, H., dan Lukman, L. (2016). Seleksi dan adaptasi empat calon varietas unggul buncis tegak untuk dataran medium. J Hort., 26(1), 49–58. https://doi.org/10.21082/jhort.v26n1.2016.p49-58

Fan, Y., Chen, J., Wang, Z., Tan, T., Li, S., Li, J., Wang, B., Zhang, J., Cheng, Y., dan Wu, X. (2019). Soybean (Glycine max L. Merr.) seedlings respone to shading: leaf structure, photosynthesis and proteomic analysis. BMC Plant Biol, 19(34), 1–12. https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s12870-019-1633-1

Feng, L., Raza, M. A., Z. Li, Y. C., Khalid, M. H. B., Du, J., Liu, W., Wu, X., Song, C., Yu, L., Zhang, Z., Yuan, S., Yang, W., dan Yang, F. (2019). The influence of light intensity and leaf movement on photosynthesis characteristics and carbon balance of soybean. Front. Plant Sci., 9, 1–16.

Handayani, T. (2012). Respon aparatus fotosintetik tanaman kedelai terkait toleransi terhadap intensitas cahaya rendah. Institut Pertanian Bogor.

Hermina, dan Prihartini, S. (2014). Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis Lanjut Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Buletin Penelitian Kesehatan, 44, 205–218.

Levitt, J. (1980). Response of Plants to Enviromental Stress. Academic Press.

Li, T., Liu, L. N., Jiang, C. D., Liu, Y. J., dan Shi, L. (2014). Effects of mutual shading on the regulation of photosynthesis in field-grown sorghum. J. Photochem. Photobiol. B Biol., 137, 31–38.

Muhuria, L. (2007). Mekanisme fisiologi dan pewarisan sifat toleransi kedelai [Glycine max (L.) Merrill] terhadap intensitas cahaya rendah. Institut Pertanian Bogor.

Sulistyowati, D., Chozin, M. A., Syukur, M., Melati, M., dan Guntoro, D. (2019). Respon karakter morfo-fisiologi genotipe tomat senang naungan pada intensitas cahaya rendah. J Hort., 29(1), 23–32. https://doi.org/10.21082/jhort.v29n1.2019.p22-32

Sundari, T., dan Purwantoro. (2014). Kesesuaian genotipe kedelai untuk tanaman sela di bawah tegakan pohon karet. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 33(1), 44–53.

Tanjung, D. D., Purnamawati, H., dan Susila, A. D. (2021). Pertumbuhan dan Hasil Buncis Tegak di Bawah Naungan di Dataran Rendah. J. Agron. Indonesia, 49(2), 199–205.

Wu, Y., Gong, W., Wang, Y., Yong, T., Yang, F., Liu, W., Wu, X., Du, J., Shu, K., dan Liu, J. (2018). Leaf area and photosynthesis of newly emerged trifoliolate leaves are regulated by mature leaves in soybean. J Plant Res. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s10265-018-1027-8.

Yang, H., Dong, B., Wang, Y., Qiao, Y., Shi, C., Jin, L., dan Liu, M. (2020). Photosynthetic baseof reduced grain yield by shading stress during the early reproductive stage of twowheat cultivars. Sci. Rep, 10, 1–14.




DOI: https://doi.org/10.24853/jat.8.1.47-53

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Powered by Puskom-UMJ