EFEKTIVITAS PEMBERIAN URIN KELINCI UNTUK MENGURANGI DOSIS PUPUK ANORGANIK PADA BUDIDAYA PUTREN JAGUNG MANIS

Chintia Fitriasari, Erlina Rahmayuni

Abstract


Peningkatan produksi putren jagung manis (Zea mays L. var. Indurata) harus diimbangi dengan ketersediaan hara yang cukup selama pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan enam perlakuan yang terdiri dari P0 (Pupuk anorganik 100%) (Kontrol); P1 (Urin kelinci 20 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50%); P2 (Urin kelinci 25 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50%); P3 (Urin kelinci 30 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50%); P4 (Urin kelinci 35 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50%); dan P5 (Urin kelinci 40 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50%). Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari 3 tanaman sehingga jumlah tanaman yang diamati sebanyak 72 tanaman. Hasil perlakuan pemberian urin kelinci konsentrasi 25 ml.l-1  air + pupuk anorganik 50% memberikan nilai tertinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan daun terluas. Pada perlakuan pemberian urin kelinci konsentrasi 40 ml.l-1  air + pupuk anorganik 50% memberikan nilai tercepat untuk umur berbunga jantan dan betina. Sedangkan pemberian urin kelinci konsentrasi 30 ml.l-1 air + pupuk anorganik 50% memberikan nilai tertinggi pada parameter jumlah tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol dan berat tongkol.

Abstract

Increased production of sweet corn corn (Zea mays L. var. Indurata) should be balanced with sufficient nutrients during its growth. The study was conducted from January to March 2017 at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta. The experimental design used was the Randomized Complete Block Design (RCBD) with six treatments consisting of P0 (100% Inorganic fertilizer) (Control); P1 (Rabbit urine 20 ml.l-1 of water + 50% inorganic fertilizer); P2 (Rabbit urine 25 ml.l-1of water + 50% inorganic fertilizer); P4 (Rabit urine 35 ml.l-1of water + 50% inorganic fertilizer); and P5 (Rabbit urine 40 ml.l-1of water + 50% inorganic fertilizer). Each treatment was repeated 4 times so that there were 24 experimental units, each units consists of 3 plants. The result, utilization of rabbit urine 25 ml.l-1of water + 50% inorganic fertilizer gives the highest value of plant height, leaf and widest leaf area. Utilization of rabbit urine 40 ml.l-1 of water + 50% inorganic fertilizer gives the fastest of flowering age of males and females. Utilization of rabbit urine 30 ml.l-1 of water + 50% inorganic fertilizer gives haighest value of total, length, diameter and the weight of cobs.

Keywords


Anorganik, putren, urin kelinci

Full Text:

PDF

References


Akib, M.A. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays. L) yang Ditumpangsarikan dengan Ubi Kayu (Manihot esculanta) pada Waktu Tanam yang Berbeda. Jurnal Galung Tropika, Vol. 1 (1): 15 – 23.

Badan Pusat Statistik. 2013. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial – Ekonomi Indonesia. Produksi Tanaman Pangan. BPS. Hal 67.

Badru, U dan B. Suryotomo. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Baby corn (Zea mays L.) pada Beberapa Macam Penyiapan Lahan dan Ketebalan Mulsa Jerami. Biofarm: Jurnal Ilmiah Pertanian, Vol. 13 (9).

Dewi, H. Mayunar, dan Momod, S. 2016. Petunjuk Teknik Budidaya Jagung Pipilan Kering. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.

Djafar, T. A., A. Barus dan Syukri. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) terhadap Pemberian Urin Kelinci dan Pupuk Guano. Agroekoteknologi, Vol. 1 (3): 646 – 654.

Firmansyah, M. A. 2010. Teknik Pembuatan Kompos. Disampaikan pada Pelatihan Pembuatan Perkebunan Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah di Desa Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam pada 5 Oktober 2010. Kalimantan Tengah: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah.

Goldsworthy, P. R. dan N.M. Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Cit. Wahyudin, A., B.N. Fitriatin, F.Y. Wicaksono, Ruminta dan A. Rahadiyan. 2017. Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor. Jurnal Kultivasi, Vol. 16 (1): 246 – 254.

Handini, S. M. 2014. Pengaruh Pemberian Sludge Pabrik Kelapa Sawit dengan Dosis yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. UIN Suska Riau.

Indrayati, L dan S. Umar. 2011. Pengaruh Pemupukan N, P, K dan Bahan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Lahan Sulfat Masam Bergambut. Jurnal Agrista, Vol. 15 (3): 94 – 101.

Krisna. 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Ampas Nilam. Cit. Rosdiana. 2015. Pertumbuhan Tanaman Pakcoy setelah Pemberian Pupuk Urin Kelinci. Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Vol. 16 (1): 1 – 8.

Kusnendar. 2013. Pupuk Organik dari Kotoran dan Urin Kelinci. http://www.kusnendar.web.id/2013/06/pupuk-organik-dari-kotoran-dan-urine-kelinci.html (diakses tanggal 27 November 2016).

Kuswanto. 2012. Teknik Persilangan untuk Pemuliaan Tanaman. Universita Brawijaya Press. Malang.

Lakitan. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya: Jakarta.

Munir, M. 2011. Pengaruh Pemupukan N, P, K dan Jarak Tanam pada Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Jagung Semi. Tesis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya.

Nugroho, A., N. Basuki dan M.A. Nasution. 1999. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kalium Terhadap Kualitas Jagung Manis pada Lahan Kering. Dalam. Sutoro, Y., Soelaeman dan Iskandar. 1988. Polii, M. G. M., P. dan S. Tumbelaka. 2011. Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik. Fakultas Pertanian. Eugenia, Vol. 18 (1): 56 – 63.

Rasyid, R. 2017. Kualitas Pupuk Cair (Biourine) Kelinci yang Diproduksi Menggunakan Jenis Dekomposer dan Lama Proses Aerasi yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sajimin, Y. C. Rahardjo dan N. D. Purwantari. 2010. Potensi Kotoran Kelinci sebagai Pupuk Organik dan Pemanfaatannya pada Tanaman Pakan dan Sayuran. Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Hal: 156 – 161.

Salmah, S., A. Arbain, N. M. Arusin, Syamsuardi, P. Santoso, Idris dan H. Herwina. 2011. Bahan Ajar Biologi Umum. Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas. Padang.

Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Wahyudiin, D. (2004). Pengaruh takaran urea dan pupuk daun multitonik terhadap pertumbuhan dan hasin caisin kultivar green pakcoy. Cit. Rosdiana. 2015. Pertumbuhan Tanaman Pakcoy setelah Pemberian Pupuk Urin Kelinci. Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Vol. 16 (1): 1 – 8.

Yudiwanti, W. R. Sepriliyana dan S. G. Budiarti. 2007. Potensi Beberapa Varietas Jagung untuk dikembangkan sebagai Varietas Jagung Semi. J. Hort., Vol. 20 (2): 157 – 163.

http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/719 (Diakses 28 November 2016).

Zubachtirodin, B. Sugiharto, Mulyono dan D. Hermawan. 2011. Teknologi Budidaya Jagung. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Budidaya Serelia. Kementerian Pertanian. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.24853/jat.2.2.141–156

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Powered by Puskom-UMJ