https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/issue/feedJurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI2025-04-08T09:49:31+00:00Erlina Rahmayunierlina.rahmayuni@umj.ac.idOpen Journal Systems<p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><strong>Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI</strong> is a scientific media dissemination of research results in agriculture to support agricultural development. This journal is a national journal containing agricultural research results, routinely published by the <a href="https://ftanumj.ac.id/">Faculty of Agriculture - University of Muhammadiyah Jakarta</a> since 2016 (printed and online).</p> <p style="font-size: 16px; text-align: justify;">The <a href="https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/management/settings/context//index.php/ftan/index">Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI</a> invites lecturers, researchers, reviewers, practitioners, industry, and observers and Undergraduate/Master/Doctoral students, to submit their papers or scientific articles on topics such as Crop Production; Plant breeding; Plant physiology; Plant ecology; Agricultural biotechnology; Seed technology and production; Control of weeds, pests, and plant diseases; Horticulture, Plantation crops, and Agribusiness. Incoming papers will be reviewed in a peer-reviewed manner. After the review process is complete, the results of the review will be informed to the author of the paper through the Open Journal System (OJS) system. The <a href="https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/management/settings/context//index.php/ftan/index">Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI</a> published twice per year (June and December). </p> <ul> <li style="font-size: 16px; text-align: justify;"><strong><a>e-ISSN</a></strong><em><strong><a>: </a></strong></em><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1467092245" target="_blank" rel="noopener">2528-3278</a></strong> (online)</li> </ul> <p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><a href="https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/management/settings/context//index.php/ftan/index">Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI</a> Accredited by the Ministry of Research and Higher Education of Republic of Indonesia No. 10/E/KPT/2019 (2018-2023) and <strong><a href="https://www.dropbox.com/scl/fi/b4xwu9k1694ycay71w3pk/Pemberitahuan_Hasil_Akreditasi_Jurnal_Ilmiah_Periode_II_Tahun_2024.pdf?rlkey=i34dz3wyei20rzjhynf1mszs7&st=2axf6atv&dl=1">No. 1439/E5/DT.05.00/2024</a></strong> (2023-2027)</p> <p style="font-size: 16px; text-align: justify;">Abstracted/Indexed in:</p> <p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><a href="https://doaj.org/toc/2528-3278?source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22term%22%3A%7B%22index.issn.exact%22%3A%222528-3278%22%7D%7D%2C%7B%22term%22%3A%7B%22_type%22%3A%22article%22%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22match_all%22%3A%7B%7D%7D%7D%7D%2C%22from%22%3A0%2C%22size%22%3A100%7D">Directory of Open Access Journals (DOAJ)</a>, <a href="http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=10240">Indonesian Publication Index</a>, <a title="Science and Technology Index (SINTA)" href="http://sinta2.ristekdikti.go.id/journals/detail?id=523">Science and Technology Index (SINTA)</a>, <a href="https://www.doi.org/">Crossref</a>, <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=1xtw4e8AAAAJ&hl=id">Google Scholar</a>, <a href="http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/10240">GARUDA</a>.</p>https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/25266Efektivitas Jenis Invigorasi Hydropriming dan Lama Periode Simpan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kopi Lokal Solok Selatan2025-04-08T09:49:31+00:00Muharama Yoramuharamayora27@gmail.comDewi Jayagma Ilhammuharamayora27@gmail.comRenfiyeni Renfiyenimuharamayora27@gmail.comZahra Tania Putrimuharamayora27@gmail.comSisca Novi Suci Rahayumuharamayora27@gmail.comAfrahamiryano Afrahamiryanomuharamayora27@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis hidropriming dan lama penyimpanan benih terhadap viabilitas dan kekuatan benih kopi lokal Solok Selatan. Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua perlakuan yaitu jenis hidropriming dan lama penyimpanan. Faktor pertama terdiri dari empat tingkat. Yaitu, P1 = Hydropriming dengan air biasa, P2 = Hydropriming dengan 100 ppm GA3, P3 = hydropriming dengan air kelapa, dan P4 = hydropriming dengan ekstrak bawang merah. Elemen kedua terdiri dari tiga tingkat. L1 = periode penyimpanan 1 minggu. L2 = periode penyimpanan 2 minggu. L3 = penyimpanan 3 minggu. Hasil evaluasi penelitian menjelaskan bahwa jenis hidropriming dan lama penyimpanan memiliki pengaruh interaksi namun tidak berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh maksimum, indeks vigor, dan laju perkecambahan. Jenis hidropriming yang memberikan hasil baik dalam hal potensi pertumbuhan maksimum, indeks vigor dan laju perkecambahan adalah penggunaan air biasa dan ekstrak bawang. Kedua jenis hydropriming ini dapat membantu meningkatkan kadar air dan daya serap benih sehingga meningkatkan kelangsungan hidup dan vigor benih. Selain itu, umur simpan benih kopi dalam jangka panjang adalah satu minggu penyimpanan. Hal ini menunjukkan respon yang baik terhadap viabilitas.</p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGIhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/25169Perbandingan Ekofisiologis Pucuk Teh pada Ketinggian Rendah dan Menengah di DIY2025-04-08T09:49:31+00:00Yovi Aviantoyovi@instiperjogja.ac.idBranmanda Fardhaza Saputrayoviavianto13@gmail.com<p>Tanaman teh merupakan komoditas penting di Indonesia, namun produksinya sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi iklim mikro yang unik, seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang berbeda pula. Kondisi iklim mikro ini secara langsung memengaruhi pertumbuhan, fisiologi, dan produktivitas tanaman teh. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana perbedaan ketinggian tempat, khususnya antara dataran rendah dan menengah, mempengaruhi respon fisiologis tanaman teh dan produksi pucuknya di wilayah Yogyakarta. Penelitian dilakukan di dua kebun produksi teh dengan ketinggian tempat berbeda yaitu Turgo (Zona Rendah 514 mdpl) dan Nglinggo (Zona Menengah (852 mdpl) pada bulan Mei – Agustus 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman teh yang tumbuh di dataran menengah memiliki keunggulan dibandingkan dataran rendah. Kondisi iklim di dataran menengah, seperti suhu yang lebih sejuk dan kelembaban yang cukup, sangat mendukung pertumbuhan tanaman teh. Kondisi ini membuat tanaman teh di dataran menengah lebih efisien dalam berfotosintesis dan menggunakan air. Akibatnya, tanaman teh di dataran menengah menghasilkan daun yang lebih hijau, lebih luas, dan memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini berujung pada peningkatan produktivitas dan kualitas pucuk teh. Pemilihan lokasi penanaman teh yang tepat, terutama di daerah dengan ketinggian menengah, sangat penting untuk mencapai hasil produksi yang optimal.</p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGIhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/24597Sortasi Ukuran Benih Jagung Manis Varietas Arinta IPB dan Verona IPB untuk Meningkatkan Mutu Fisiologis2025-04-08T09:49:31+00:00Emir Aqsha Alfarabiemiraqshaa@gmail.comRidwan Diagunaridwandiaguna@apps.ipb.ac.idMohamad Rahmad Suhartantomrsuhartanto@apps.ipb.ac.id<p>Ukuran benih berkaitan dengan mutu fisiologis yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk optimalisasi ukuran benih jagung manis varietas Arinta IPB dan Verona IPB untuk meningkatkan mutu fisiologis. Penelitian dilaksanakan dari November 2023 hingga April 2024 di Seed Center KP Leuwikopo IPB dan Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, IPB. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan empat ulangan. Ukuran benih dibagi menjadi empat taraf: besar, sedang, kecil, dan campur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih berukuran besar menghasilkan mutu fisiologis tertinggi dibanding ukuran lain. Viabilitas awal benih kedua varietas lebih dari 80,0%. Varietas Verona IPB memiliki bobot 1000 butir lebih tinggi dibanding Arinta IPB. Benih berukuran besar memiliki bobot 1000 butir lebih tinggi dibanding benih campuran, sementara benih sedang dan kecil memiliki bobot lebih rendah. Proporsi tertinggi benih kedua varietas adalah ukuran sedang, yaitu Arinta IPB 70,3% dan Verona IPB 57,1%. Viabilitas dan vigor benih jagung manis kedua varietas dapat ditingkatkan dengan mengeliminasi benih kecil. Pemilahan benih untuk meningkatkan viabilitas dan vigor benih jagung manis varietas Verona IPB perlu diperhatikan karena proporsi benih kecil cukup tinggi, yaitu 27,0%.</p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGIhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/24870Limbah Cangkang Kerang Hijau sebagai Amelioran pada Bawang Merah2025-04-08T09:49:31+00:00Elfarisna Elfarisnaelfa.risna@pertanian-umj.ac.idMoza Raihana Mudharmozaraihana17@gmail.comErlina Rahmayunierlina.rahmayuni@umj.ac.id<p align="justify">Limbah cangkang kerang hijau (CKH) dari kandungannya haranya dapat dijadikan sebagai amelioran (meningkatkan pH tanah) dan sumber unsur hara yang diaplikasikan pada tanaman bawang merah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis limbah cangkang kerang hijau sebagai amelioran terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan bulan Februari – April 2023, yang berlokasi di daerah Bukit Dago, Rawakalong, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dengan 5 perlakuan yaitu P0 : CKH 0g/tanaman, P1 : CKH 5g/tanaman ( 1ton ha<sup>-</sup><sup>1</sup>), P2 : CKH 10g/tanaman ( 2ton ha<sup>-</sup><sup>1</sup>), P3 : CKH 15g/tanaman ( 3 ton ha<sup>-</sup><sup>1</sup>), dan P4 : CKH 20g/tanaman (4 ton ha<sup>-</sup><sup>1</sup>). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah CKH sebagai amelioran dapat meningkatkan pH tanah, pemberian limbah CKH sebagai amelioran berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi, bobot basah umbi, bobot kering umbi, dan bobot umbi protolan kering per rumpun.</p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGIhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/23676Respon Genotipe Padi Lokal Kuantan Singingi Terhadap Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik2025-04-08T09:49:31+00:00Chairil Ezwardezwardchairil@yahoo.comIrfan Suliansyahezwardchairil@yahoo.comNalwida Rozenezwardchairil@yahoo.comIndra Dwipaezwardchairil@yahoo.com<span lang="IN">Genotipe </span><span lang="EN-US">padi lokal beradaptasi pada agroekosistem spesifik</span><span lang="IN"> merupkan sumber plasma nutfah padi. Upaya peningkatan produksi padi tidak terlepas dari penggunaan pupuk. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi genotipe padi lokal Kuantan Singingi terhadap kombinasi pemupukan. Metode yang digunakan yaitu eksperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, diantaranya : Faktor G = Genotipe padi lokal, terdiri : </span><span lang="IN">A (Beras </span><span lang="EN-US">kuning umur panjang</span><span lang="IN">), B (Beras </span><span lang="EN-US">singgam putih</span><span lang="IN">), C (Beras </span><span lang="EN-US">samo putiah</span><span lang="IN">), D (P</span><span lang="EN-US">ulut kari</span><span lang="IN">), E (Beras </span><span lang="EN-US">limbayang</span><span lang="IN">) dan F (Beras </span><span lang="EN-US">kuning</span><span lang="IN">). </span><span lang="IN">Faktor P = Kombinasi Pupuk, terdiri : P1 = </span><span lang="IN">0 + 100</span><span lang="IN">, P2 = </span><span lang="IN">25 + 75, </span><span lang="IN">P3 = </span><span lang="IN">50 + 50, </span><span lang="IN">P4 = </span><span lang="IN">75 + 25 dan P5 = 100 + 0. </span><span lang="IN">Hasil penelitian menunjukkan tanaman tertinggi terdapat pada genotipe singgam putih (B) yaitu 132,00 cm dan perlakuan </span><span lang="EN-US">P1 </span><span lang="IN">yaitu 123,67 cm. Umur panen tercepat terdapat pada perlakuan genotipe beras kuning umur panjang (A) dan perlakuan </span><span lang="EN-US">P1 </span><span lang="IN">yaitu 158,00 hari setelah tanam. Bobot gabah panen perumpun terbanyak pada perlakuan genotipe p</span><span lang="EN-US">ulut kari</span><span lang="IN"> (</span><span lang="IN">D) dan perlakuan </span><span lang="EN-US">P1 </span><span lang="IN">yaitu 121,99 g. Berdasarkan perlakuan kombinasi pupuk, maka genotipe yang paling responsif adalah genotipe pulut kari. Pupuk organik pada perlakuan P1 telah tersedia di tanah sawah yang berasal dari pelapukan jerami padi. Hal ini karena tanah sawah yang digunakan berasal dari sawah petani dengan musim tanam sekali dalam setahun. Penelitian lanjutan yang akan dilakukan yaitu menggali informasi karakter agronomi lainnya dari genotipe padi lokal Kuantan Singingi.</span>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGIhttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/24946Efek Aplikasi Pupuk Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)2025-04-08T09:49:31+00:00Yoki Fernandayokifernanda.yf@gmail.comElita Amrinayokifernanda.yf@gmail.comWelly Hermanyokifernanda.yf@gmail.comElara Resigiayokifernanda.yf@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh jenis dan dosis pupuk majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di Ultisol. Penelitian dilakukan di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama adalah sumber NPK yang terdiri dari <em>Yara Mila Complex</em> (12:11:18+TE) 400 kg/ha dan <em>Yara Mila Winner</em> (15: 09: 20+TE) 400 kg/ha, faktor kedua adalah dosis pupuk posfat jenis SP-26 yang terdiri dari 100 kg/ha, 250 kg/ha dan 500 kg/ha. Setiap perlakuan diulang empat kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Data hasil penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan jika berbeda nyata dilanjutnya menggunakan uji DMRT pada taraf 5%. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, bobot umbi basah, dan bobot umbi kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis pupuk dan dosis pupuk . Dosis pupuk 250 kg/ha menghasilkan jumlah daun perumpun, jumlah umbi perumpun, bobot umbi basah perumpun, dan bobot umbi kering perumpun tertinggi secara signifikan dibandingkan dosis lainnya. Sementara itu untuk jenis pupuk majemuk, pupuk <em>Yara Mila Complex</em> mampu mempengaruhi bobot umbi kering lebih tinggi dibandingkan <em>Yara Mila Winner</em>. Jenis dan dosis pupuk ini mampu meningkatkan peran serta tanah Ultisol di dalam mendukung pertumbuhan tanaman.</p>2024-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI