HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TB PARU

Indriani Suryana, N Nurhayati

Abstract


Penyakit tuberculosis (TBC) adalah penyakit kronis menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Angka kepatuhan minum obat pada penderita TBC di Puskesmas Setu II Kabupaten Bekasi belum memenuhi target nasional. WHO merekomendasikan strategi pengobatan DOTS, yaitu penderita minum obat dengan diawasi pengawas menelan obat (PMO).Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan PMO (Pengawas Menelan Obat) dengan kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriftif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien TBC yang mempunyai PMO Di Puskesmas Setu II Kabupaten. Sebanyak 30 responden yang terlibat dalam penelitian yang diambil menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji statistic P Value = 0,009 (p <0.05), artinya terdapat hubungan antara Peran PMO dengan kepatuhan minum obat tuberculosis paru di Puskesmas Setu II Kabupaten Bekasi. Dari hasil analisa diperoleh nilai OR = 13.000, bahwa peran PMO yang aktif berpeluang 13 kali untuk patuh dalam minum obat dibandingkan dengan peran PMO yang tidak aktif. Penderita tuberculosis diharapkan dapat minum obat secara teratur, PMO dan keluarga diharapkan selalu mengawasi dan memotivasi pasien Tuberculosis.

Full Text:

PDF

References


Depkes RI. (2017). Pedoman pengelolaan data tubercolosif paru. Jakarta: Depkes RI.

Dewi, & Haspari. (2015). Analisis paktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien tubercelosis panu tahap lanjutan untuk minum obat di rs rumah sehat terpadu. Universitas indonesia.

Inggar, L., Titik, & Puji, T. (2015). Kepatuhan berobat penderita tb panu di puskesmas nguntoronadi Ikabupaten wonogiri. Universitas veteran bangun nusantara sukoharjo. Najmah. (2016). Epidemiologi penyakit menular. Jakarta: TIM.

Notoatmojo. (2014). Metodeologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rieneka cipta.

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplisaki dalam prilaku keperawatan profesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Metodeologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Rahma, N., & Irvan. (2013). Hubungan tigkat kepatuhan penderita tuberkilosisi paru dengan perlaku kesehatan, efek samping oat dan peran pmo pada pengobatan pase intesif dipuskesmas seberang padang. Fk unand.

Sugiyono. (2017). Metedeologi penelitian. Metedeologi penelitian. Widagdo. (2019). Masalah dan tatalaksana penyakit infeksi. Jakarta.

Yuniar, I., & Saeqono. (2017). Pengaruh pmo dan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat tb paru di puskesmas sempor 1 kebumen. Stikes Muhammadiyah Gombong.

Zufrijal, & mulyadi, h. (2016). Peran keluarga sebagai pengawas minum obat (pmo) pengan tingkat keberhasilanpengobatan penderita tb paru. Univesrsitas syiah kuala.

Muhammad. Nijar.(2017). Pemberantasa dan penanggulangan tuberkulosis. Yogyakarta:Gosyen publising.2017.

Riskesdas. (2017). Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2018

Ditjen P2P, Kemenkes RI, (2018) Data Tuberculosis per Januari 2018

WHO (2016).Global Tuberculosis Report.2016

Dinkes jabar (2017). Profil kesehatan kabupaten. Bekas




DOI: https://doi.org/10.24853/ijnsp.v4i2.93-98

Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ