Efektivitas Wound Care Modern dengan Madu dan Chitosan terhadap Akselerasi Penyembuhan Fase Proliferasi pada Partisipan Diabetik Wagner II (Tendon Exposed) di Klinik Perawatan Luka Bekasi
Abstract
Latar Belakang. Penyakit diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis dan silent, dimana pankreas tidak cukup dapat menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh serta tanda dan gejala awalnya tidak disadari oleh partisipan. Kerusakan saraf tepi (neuropati), dapat dengan mudah sekali terjadinya luka yang tidak di rasakan oleh partisipan. Wound care modern dengan menggunakan madu dan chitosan adalah salah satu intervensi proses akselerasi penyembuhan pada perawatan luka diabetik.
Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas dari penggunaan madu atau chitosan pada diabetisi dengan luka wagner II tendon exposed.
Metode. Metode penelitian ini menggunakan desain desain penelitian kuantitatif-research menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan pengamatan secara aplikatif pre dan post perawatan. Sampel yang terlibat yaitu para partisipan dengan ulkus diabetik wagner II sebanyak 18 partisipan.
Hasil. Setelah dilakukan uji statistik dengan bantuan program spsss diperoleh nilai p-value = 0,007 dengan jumlah partisipan 18 sehingga p-value < α (0,007 < 0,05) artinya H0 di tolak dan H1 diterima, maka dapat diartikan bahwa ada lebih efektif penggunaan chitosan dalam perawatan luka modern terhadap akselerasi penyembuhan fase proliferasi pada partisipan diabetik wagner II (tendon exposed) di Klinik perawatan luka Bekasi.
Implikasi Klinis. Implikasi klinis dari penelitian ini Chitosan dinilai sebagai Dressing Luka yang Efektif untuk Diabetes Melitus dimana penelitian ini menunjukkan bahwa chitosan merupakan dressing luka yang efektif untuk mempercepat penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus Wagner II (Tendon exposed).
Kata Kunci. Wound Care Modern , Madu, Chitosan, Akselerasi
Full Text:
PDFReferences
Arisman. 2011. Diabetes Melitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi, Obesitas, Diabetes Melitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54. Audehm, R., Arthur, I., Barlow, J., Kennedy, M., Kilov, G., Leow, S., et al, (2014), General Practice Management of Type 2 Diabetes, The Royal Australian College of General Practitioners and Diabetes Australian,47-51.
Aziz, A. (2017). Metodologi penelitian Keperawatan dan kesehatan. Salemba Medika ; Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil Riskesdas ,2018
Badan Pusat Statistik kota Bekasi. Profile kesehatan kota bekasi (2014). diAkses internet
-10-2019 Pukul 00.30 WIB
Centers for Disease Control prevention (CDC). (2017). National Diabetes Statistics Report.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eighth Edition 2017. Dunia : IDF
Kemaratos, A. V., Tzirogiannis, K.N., Iraklianou, S. A., Panoutsopoulos, G. I., Kaneos, I. E., & melidonis, A. I. (2012). Manuka Honey- Impregnated dressing in the treatment of neuropathic diabetic foot ulcers. International Wound Journal, 11(3), 1-4.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Cegah, Cegah, dan Cegah: Suara dunia perangi Diabetes. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Stephen-Haynes, J., Gibson, E., & Greenwood, M. (2014). Chitosan: a natural solution for wound healing. Journal of Community Nursing, 28(1), 48–53.
DOI: https://doi.org/10.24853/ijnsp.v5i1.6-12
Refbacks
- There are currently no refbacks.