Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp
<ul id="indexTab" class="nav nav-tabs"><li class="active"><a href="#tab-home" data-toggle="tab"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tentang Jurnal</span></span></a></li><li><a href="#tab-annuncements" data-toggle="tab"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Pengumuman</span></span></a></li><li><a href="/index.php/ijnsp/issue/archive"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Arsip</span></span></a></li></ul><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Indonesian Journal of Nursing Science & Practice (IJNSP)</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> merupakan platform ilmiah yang dirancang untuk menampung karya ilmiah bagi para peneliti, dosen, dan mahasiswa keperawatan. Platform IJNSP dimulai pada Januari 2023. IJNSP dirancang dengan menggunakan referensi dari seluruh dunia yang berfokus pada bidang keperawatan dan kesehatan dengan penekanan khusus pada pencapaian di kawasan Asia. Fokus IJNSP meliputi studi keperawatan dengan cakupan keperawatan medikal bedah, perawatan kritis, gawat darurat, dan bencana, keperawatan maternitas dan anak, keperawatan komunitas dan kesehatan mental, manajemen dalam keperawatan, keperawatan fundamental, teori keperawatan, dan kebijakan keperawatan.</span></span></p><p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">IJNSP telah menerima e-ISSN 2622-0997 dari BRIN dengan nomor 0005.26220997/JI.3.1/SK.ISSN/2018.07</span></span></p><p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jurnal IJNSP diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia. Jurnal IJNSP diterbitkan dua kali setahun (Juli dan Desember) dengan proses peer-review double-blind.</span></span></p>Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakartaen-USIndonesian Journal of Nursing Sciences and Practice2622-0997FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PADA ANAK BALITA DENGAN PNEUMONIA DI RSAB HARAPAN KITA
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2658
<p>Kekambuhan pneumonia atau pneumonia berulang merupakan dua episode pneumonia yang terjadi dalam periode satu tahun atau lebih dari tiga episode pneumonia dalam periode yang tidak ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekambuhan pada anak balita dengan pneumonia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan <em>cross-sectional </em>dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada 25 responden yang diambil dari tiga ruang rawat anak RSAB Harapan Kita. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebagaian besar responden yang mengalami kekambuhan pneumonia adalah balita yang memiliki penyakit penyerta. Uji statistik menyatakan ada hubungan yang signifikan antara penyakit penyerta dengan kekambuhan pneumonia dengan nilai <em>p</em>-<em>value </em>0,007. Penelitian ini merekomendasikan bahwa perawat hendaknya melakukan edukasi kepada orangtua balita dengan pneumonia berulang tentang bagaimana cara menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kekambuhan, sehingga walaupun balita mempunyai penyakit penyerta tetapi kekambuhan dapat diminimalkan.</p><p>K<strong>ata kunci</strong>: faktor-faktor, balita, kekambuhan pneumonia</p><p> </p><p><strong>ABSTRACT</strong><br /> Recurrence of pneumonia or recurrent pneumonia are two episodes of pneumonia occurring within a period of one year or more of three episodes of pneumonia in an unspecified period. This study aims to determine the factors associated with the occurrence of recurrence in children under five with pneumonia. The research design used was descriptive with cross-sectional approach by using research instrument in the form of questionnaire to 25 respondents taken from three-child care room RSAB Harapan Kita. The results of this study illustrates that the majority of respondents who experience a recurrence of pneumonia is a toddler who has comorbidities. The statistical test states there is a significant relationship between comorbidities with recurrence of pneumonia with p-value value 0.007. The study recommends that nurses should educate parents of children with recurrent pneumonia about how to avoid things that may increase the risk of recurrence, so that although toddlers have comorbidities but recurrence can be minimized.</p><p><strong>Keywords:</strong> factors, toddlers, recurrence of pneumonia <strong></strong></p>Prastowo Sidi PramonoNyimas Heni Purwati
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-02111710.24853/ijnsp.v1i1.1-7HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN RESILIENSI REMAJA DALAM MENGHADAPI PERILAKU BULLYING DI SMPN 156 KRAMAT PULO GUNDUL JAKARTA PUSAT TAHUN 2016
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2697
<p><em>Resiliensi</em> sangat penting pada diri remaja terutama remaja yang mengalami perlakuan negatif yang berulang kali dari temannya agar mampu keluar dari keadaan yang membuatnya tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan orangtua dengan resiliensi remaja dalam menghadapi perilaku <em>bullying </em>di SMPN 156 Kramat Pulo Gundul Jakarta Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 siswa/siswi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini telah menggunakan teknik <em>non-probability sampling</em> dengan metode <em>purposive sampling</em> dari populasi yang berjumlah total 324 siswa/ siswi. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik <em>Chi square</em>. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan yang signifikan dari dukungan orangtua dengan <em>resiliensi </em>remaja dalam menghadapi perilaku <em>bullying</em> di SMPN 156 Kramat Pulo Gundul Jakarta Pusat dengan<em> </em>P <em>Value</em> = 0,036 (P <em>Value</em> 0,036 < α 0,05). Perlu adanya peran aktif orangtua untuk memberikan dukungan dan pengarahan dalam menghadapi masalah <em>bullying</em> sehingga tidak menyebabkan menurunnya<em> resiliensi </em>remaja dalam menghadapi masalah tersebut dan diharapkan tidak menganggu perkembangan masa remaja.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> <em>bullying</em>, remaja, dukungan orangtua, <em>resiliensi</em>.</p>Deri IrmansyahAnita Apriliawati
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-021181710.24853/ijnsp.v1i1.8-17SURVEI TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA YANG MERAWAT ANAK PENGIDAP KANKER DI INDONESIA
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2698
<p>Memiliki anak yang terdiagnosa kanker merupakan kondisi yang menimbulkan ketegangan psikologis dan fisik bagi orang tua. Pengobatan dalam jangka waktu lama dan ketidakpastian kondisi anak membuat orang tua sering merasa dalam kondisi cemas dan tertekan. Masalah ini seringkali terabaikan oleh tenaga kesehatan, karena lebih berfokus pada penyembuhan pasien. Padahal orang tua memegang peranan penting dalam perawatan anak dengan kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tingkat ansietas pada orang tua yang merawat anak dengan kanker di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross-sectional</em> pada 100 orang tua yang memiliki anak dengan diagnose kanker yang dirawat di dua rumah sakit rujukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner <em>Hospital Anxiety and Depression Scale</em> (HADS) versi Indonesia dan kuesioner data demografi orang tua serta catatan medis pasien. Hasil penelitian dari 100 orang responden yang disurvei terdapat 49% yang mengalami gejala ansietas, 17% masih pada tahap <em>borderline</em>, dan 34% tidak terdapat gejala ansietas. Ansietas berhubungan dengan munculnya gejala depresi (p<.001, r=.655). Orang tua yang berpenghasilan tidak stabil lebih berpeluang mengalami ansietas dibandingkan dengan yang berpenghasilan tetap. Ansietas merupakan salah satu masalah psikologis yang sering dialami oleh orang tua yang memiliki anak dengan diagnose kanker. Ansietas harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan untuk mencegah masalah psikologis lebih lanjut. Konseling dan pemberian edukasi merupakan salah satu upaya untuk menurunkan tingkat ansietas pada orang tua.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: anak, ansietas, kanker, orang tua </p><p> </p><p><strong>ABSTRACT </strong></p><p>Parents of children with cancer often endured psychological and physical problems. Long term treatment and unstable condition of their child creates anxiety and distress for parents. This problem usually neglected by health care providers, due to their concern is on the condition of the child. Otherwise, parent’s role is very important in children cancer care. The aim of this study was to explore the presence of anxiety among parents of children with cancer. This research was a cross sectional study, involving 100 parents of children with cancer in two public hospital in East Java and Central Java. To collect the data, we used Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) Questionnaire, demographic questionnaire, and children clinical status. Among 100 participants, 49% experienced signs of anxiety, 17% was borderline, and the rest 34% have no signs of anxiety. Anxiety was highly correlation with depression (p<.001, r=.655). Parents with unstable economic condition has higher level of anxiety. Anxiety is a psychological problem among parents of children with cancer. Health care providers should give an attention to parents with anxiety to prevent further psychological problems. Counselling and parental education should be implemented to reduce the level of anxiety.</p><strong>Keyword:</strong> anxiety, cancer, children, parentYulanticha Diaz Ahwalia Aziza
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211182610.24853/ijnsp.v1i1.18-26SYMPTOMS BURDEN DAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN HEMODIALYSIS
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2701
<p>Tidur memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, kualitas tidur yang baik dapat membantu mempertahakan kesehatan fisik dan mental. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa mengalami berbagai gangguan termasuk diantaranya adalah gangguan kualitas tidur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan symptoms burden dan kualitas tidur pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode <em>cross-sectional</em> dengan melibatkan 202 responden dari dua rumah sakit di Jakarta. Symptom burden pada pasien diukur dengan menggunakan Dialysis Symptom Index (DSI) dan kualitas tidur diukur menggunakan the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan 90% responden mengalami kualitas tidur buruk (n=182) dengan rata-rata skor PSQI 8,44. Rata-rata responden menderita 13 gangguan, dengan nilai symptom burden 36 per responden. Hasil analisa dengan <em>Pearson correlation</em> terdapat hubungan moderate positif antara symptom burden dengan kualitas tidur dengan nilai 0,46 dengan p-value 0,01. Semakin tinggi symptom burden pada pasien yang menjalani hemodialisa maka kualitas tidurnya akan semakin buruk.</p><p><strong>Kata kunci: </strong>hemodialisa, symptom burden, kualitas tidur</p><p> </p><p><strong>ABSTRACT</strong></p><p>Sleep plays an important role in humans’ life; good quality of sleep may help maintaining mental and physical health. Patients undergoing hemodialysis has been known to be experiencing various symptoms including impaired sleep quality. The aim of this study is to find the association between symptoms in patients undergoing hemodialysis and their quality of sleep. A survey of symptoms and sleep quality was conducted in 202 patients undergoing hemodialysis from two dialysis units in Jakarta, Indonesia. Symptom burden was assessed using Dialysis Symptom Index (DSI) and sleep quality was assessed using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The result shows 90% of the subjects scored five or more in the sleep quality survey (n = 182). The average score of the global sleep score was 8,44. The average number of present symptoms in this study was 13 symptoms, with average symptoms burden of 36 per respondent. Pearson correlation analysis reveals symptom burden has positively moderate association with sleep quality 0,46 and p-value of 0,01, The higher the symptom burden the worse the sleep quality.</p><p><strong>Keywords: </strong>hemodialysis, symptom burden, quality of sleep</p>Abdu Rahim KamilErwan Setiyono
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211273710.24853/ijnsp.v1i1.27-37SELF-HYPNOSIS DAN KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELURAHAN PADEMANGAN BARAT 1 JAKARTA UTARA
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2702
<p>Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak kunjung sembuh atau bahkan telah mengalami komplikasi dapat menyebabkan kecemasan bagi penderitanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh teknik <em>self-hypnosi</em>s terhadap kecemasan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 Jakarta Utara. Desain penelitian yang digunakan penelitian <em>Eksperimen</em> Semu (<em>Quasi-Experiment</em>), teknik pengambilan sampel dengan <em>systematic random sampling</em>, dengan jumlah sampel 28 orang dibagi menjadi dua yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control dengan masing-masing 14 responden . Hasil penelitian Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan <em>self-hypnosis</em> di Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat I Jakarta dihasilkan nilai. signifikasi atau <em>p-value</em> sebesar 0.001. Sedangkan pada kelompok kontrol di Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat II Jakarta Utara dengan nilai signifikasi atau <em>p-value</em> sebesar 0.025 meskipun sama-sama signifikan, namun pada pasien hipertensi yang mendapatkan perlakuan <em>self-hypnosis</em> memiliki nilai perbedaan 0,025. Diharapkan penelitian ini bagi petugas kesehatan khusus Keperawatan Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat I Jakarta Utara dalam menangani kecemasan pada pasien hipertensi cara menurunkan tekanan darah dengan menggunakan teknik <em>self-hypnosis</em>.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> <em>self hypnosis</em>, kecemasan, hipertensi</p><p> </p><p><strong>ABSTRACT</strong></p><p>Diabetes is a common medical condition which is chronic and life-threatening usually causes anxiety to the sufferer. From the data, it shows that hypertension is a chronic disease which is difficult to heal or even have experienced complications that can cause anxiety disorders for patients. This research aims to determine the effect of self-hypnosis techniques toward anxiety in patients with hypertension in Pukesmas Pademangan Barat 1 Jakarta Utara. The design of the study is quasi-experimental research which is the sampling deriving technique using systemic random sampling, regarding a sample of 28 people divided into a/an experimental and control group. The results of the study shows the patient's anxiety level in the experimental group and the control group who implements the technique of self hypnosis using the formula of Willcoxson rank test in SPSS version 23. With P Value 0.001 (α = 0.05) means to be found the influence of self hypnosis in lowering anxiety levels in hypertensive patients. This research is expected to provide information for paramedics in Puskesmas Pademangan Barat 1 Jakarta Utara in dealing with anxiety on hypertensive patients by using Self Hypnosis.</p><p><strong>Keywords:</strong> self-hypnosis, anxiety, hypertension</p>Slametiningsih SlametiningsihSiti Rachmawati
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211384810.24853/ijnsp.v1i1.38-48KECERDASAN SPIRITUAL DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2704
<p>ABSTRAK</p><p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kecerdasan spiritual dan motivasi terhadap kepuasan kerja serta kinerja perawat pelaksana. Hipotesis yang diusulkan adalah apakah: a) terdapat pengaruh kecerdasan spiritual terhadap motivasi kerja, b) terdapat pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kepuasan kerja, c) terdapat pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja, d) terdapat pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja, e) terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja, f) terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja. Penelitian ini menggunakan analisa jalur/ Path Analysis untuk mendapatkan jalur-jalur yang mempengaruhi kinerja. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dengan sampel 142 responden dengan respondennya adalah perawat pelaksana. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kecerdasan spiritual dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana. dengan kepuasan kerja sebagai variabel perantara.</p><p>Kata kunci: Kecerdasan spiritual, motivasi, kepuasan kerja, kinerja perawat pelaksana</p><p>ABSTRACT<br />This study aims to analyze the spiritual and moral intelligence for job satisfaction and performance of nurse implementers. The hypothesis proposed are: a) There is spiritual togetherness towards work motivation, b) spiritual perfection on job satisfaction, c) there is spiritual ability to performance, d) there are influence to job satisfaction, e) performance, f) there is influence of job satisfaction on performance. This study uses path analysis / Path Analysis to get the pathways that affect the performance. This research was conducted at Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih with sample 142 respondents with the respondent is nurse executor. The results of this study prove that spiritual intelligence and motivation have a significant effect on the performance of nurses. with variables.</p><p>Keywords: Spiritual intelligence, motivation, job satisfaction, performance of nurse executor</p>Mas Asep SunandarSuhendar SuhendarSyamsul AnwarMuhammad Hadi
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211495710.24853/ijnsp.v1i1.49-57SELF-MONITORING OF BLOOD GLUCOSE DALAM MENCEGAH NEUROPATI PADA EKSTREMITAS BAWAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2705
<p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em>Diabetes Mellitus</em> (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin; Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia untuk prevalensi penyandang diabetes tertinggi (10 juta). Ekstremitas bawah paling sering dipengaruhi oleh neuropati sehingga memerlukan perawatan khusus. Kehilangan sensasi pada ekstremitas bawah berarti bahwa adanya lesi atau injuri, kemungkinan tidak disadari dan beresiko terjadinya ulkus atau infeksi (Kern et al, 2009). Self-Monitoring of Blood Glucose (SMBG) merupakan komponen yang penting dalam pengobatan diabetes mellitus modern. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh SMBG dalam mencegah keluhan neuropati pada ekstremitas bawah pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian “Non-equivalent groups pretest-posttest design”. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata – rata usia responden pada kelompok intervensi adalah 56 tahun dan pada kelompok kontrol adalah 57 tahun, rata – rata kadar gula darah posttest pada kelompok intervensi 174.01 mg/dL dan kelompok kontrol adalah 174.00 mg/dL, adanya perbedaan sensitifitas sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dengan p value 0,000. Disarankan untuk nurse educator agar memotivasi diabetisi dalam melaksanakan SMBG.</p><p><strong>Kata kunci:</strong><em> </em><em>SMBG, neuropati ekstremitas bawah, monofilamen 10 gr, kadar glukosa darah, DM Tipe 2</em></p><p><strong>ABSTRACT</strong></p><p>Diabetes mellitus (DM) defined as a disease or chronic metabolic disorders with multi etiology characterized by the high blood sugar with impaired metabolism of carbohydrates, lipid and protein as a result of insulin function insufficiency; Indonesia are placed as seven in the world with highest prevalence of people in diabetes (10 million) (WHO, 2016). The lower extremity most often influenced by neuropathy so it requires a special treatment. Loss of sensation on the lower extremity means that the existence of the lesions or injury, the possibility of not aware of it and risking ulcer or infection (Kern et al, 2009). Self-monitoring of blood glucose (SMBG) is an important component in the modern treatment of DM. Aims of this study to identify the influence of SMBG in preventing neuropathy complaints of the lower extremity in patient’s type 2 DM. Methods used in this study is a quasy experiment with “non-equivalent group pretest-posttest design”. The number of samples are 52 respondents which is divided into two groups (intervention and control). The results of the study was obtained of a respondents age’s average at group intervention is 56 years and on the control group was 57 years, an average of blood sugar posttest in the intervention 174.01 mg / dl and the control group was 174.00 mg / dl, different sensitivity before and after treatment for the intervention group with p value 0,000. It was recommended that nurse educator to motivate diabetes patients in carrying out SMBG.</p><p><strong>Keywords:</strong> SMBG, neuropathy in lower extremity, monofilament 10g, blood glucose level, DM Type 2</p>Kiki Rizki AmeliaYani Sofiani
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211587210.24853/ijnsp.v1i1.58-72POLA KOMUNIKASI TENTANG SEKS DAN PENGETAHUAN HIV TERHADAP SIKAP SEKSUAL PADA PASIEN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN BANYUMAS
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2708
<p>ABSTRAK</p><p><br />Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan pola komunikasi tentang seks dan pengetahuan HIV terhadap sikap seksual pada pasien HIV/AIDS (ODHA) setelah di kontrol oleh variabel perancu (umur, jenis kelamin, pendidikan, lingkungan, dukungan keluarga/sosial, informasi, dan status ekonomi) Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif, dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Adapun besar sampel jumlahnya 150. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pola komunikasi terhadap sikap seksual dengan nilai p 0,001 dan OR 4,06, serta terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan HIV terhadap sikap seksual dengan nilai p 0,000 dan nilai OR 6,06. Pendidikan dan penghasilan merupakan faktor karakteristik responden yang berhubungan signifikan dengan HIV/AIDS dengan nilai OR 2,14 dan 2,18.</p><p>Kata Kunci: Pola komunikasi, pengetahuan, sikap seksual</p><p>ABSTRACT<br />The aim of the study was to identify the correlation between communication pattern about HIV and HIV about sexual attitudes in HIV / AIDS patient after being controlled by confounding variables (age, sex, education, environment, family / social support, information, and economic status ). Design research use descriptive research, research design with Cross Sectional. Minimum sample amount 150. The result is a significant relationship of communication pattern to sexual attitudes with OR 4,06, and there is significant correlation of HIV knowledge to sexual attitudes with OR value 6,06. Education and income are characteristic factors of respondents that are significantly related to HIV / AIDS with OR values of 2.14 and 2.18.</p><p>Keywords: Communication, knowledge, patterns of sexual attitude</p>Fida Dyah PuspasariGiri Widakdo
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211738010.24853/ijnsp.v1i1.73-80PENGALAMAN DIABETISI TIPE II YANG MENGGUNAKAN BPJS DALAM MENGENDALIKAN GULA DARAH
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2709
<p>ABSTRAK</p><p><br />Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik di mana diabetisi tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi kelebihan gula di dalam darah. Pengendalian gula darah yang baik merupakan faktor kunci dalam mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian obat antidiabetes, perubahan gaya hidup, maupun pengukuran kadar gula darah dan pemeriksaan laboratorium secara rutin. Meskipun penelitian tentang pengalaman diabetisi dalam mengendalikan gula darah sudah banyak, namun tetap ada kebutuhan untuk membedakan antara faktor dan proses yang terlibat dalam pengendalian gula darah lain seperti proses dalam penggunaan BPJS bagi diabetisi dan memperoleh gambaran pengalaman diabetisi tipe II yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Kami mewawancarai 4 partisipan pengguna BPJS. Wawancara dianalisis secara tematik terstruktur dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil yang didapatkan adalah tereksplorasinya pengalaman partisipan yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah dan terdapat empat tema yang dihasilkan antara lain pemahaman diabetisi tentang program BPJS untuk DM, pemanfaatan diabetisi yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah, hambatan yang dirasakan diabetisi yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah, upaya yang dilakukan diabetisi yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tema yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dapat menjawab pertanyaan penelitian yakni pengalaman diabetisi yang menggunakan BPJS dalam mengendalikan gula darah memerlukan upaya khusus berupa edukasi yang berkesinambungan agar pemanfaatan BPJS dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Disarankan pula bagi diabetisi agar lebih memahami alur rujukan/penggunaan BPJS sebagai dasar pengendalian gula darah yang maksimal.</p><p>Kata kunci: pengalaman, diabetisi, pengendalian gula darah, BPJS</p><p>ABSTRACT<br />Diabetes Mellitus is a chronic metabolic disease in which the diabetics cannot produce insulin in sufficient amount or cannot use insulin effectively so that there is an excessive glucose in the blood. A good glucose controlling is the key factor in preventing complication. It can be reached by giving anti-diabetes medicine, changing lifestyle, and regular glucose measurement and laboratory checking. Although there have been a lot of research on diabetics’ experience in controlling glucose, there is still a need to differentiate between the other factors and processes involved in controlling glucose such as the process of using National Health Care Security (BPJS) and getting descriptions of type II diabetics using National Health Care Security (BPJS)’s experience in controlling glucose. This research was a qualitative research. We interviewed 4 participants who are BPJS users. The result of the interview was analyzed thematically structured by using phenomenology approach. The result obtained was the exploration of participants using BPJS experience in controlling glucose. There were also 4 themes resulted in this research, those were diabetics’ understanding toward BPJS program for Diabetes Mellitus, the diabetics using BPJS’ utilization in controlling glucose, the diabetics using BPJS’ obstacle in controlling glucose, and the diabetics using BPJS’ efforts in controlling glucose. So, it can be concluded that the themes obtained from deep interview can answer the research question, which is diabetics using BPJS experience in controlling glucose needs specific efforts in the form of continuous education so BPJS utilization can be done well. It is suggested that diabetics have more understanding toward the reference procedure/ BPJS utilization as the basic of maximum glucose controlling.</p><p>Keywords: experience, diabetic, glucose controlling, BPJS</p>Maria PaulinaSuriadi Suriadi
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-0211819310.24853/ijnsp.v1i1.81-93BUERGER ALLEN EXERCISE DAN ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN ULKUS KAKI DIABETIK DI RSU DR. SLAMET GARUT
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/view/2710
<p>ABSTRAK</p><p><br />Salah satu komplikasi kronik diabetes mellitus tipe 2 adalah ulkus kaki diabetik akibat neuropati, buruknya sirkulasi dan menurunnya resistensi terhadap infeksi. Buerger allen exercise merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perfusi perifer dimana latihan tersebut adalah system latihan untuk insufisiensi arteri tungkai bawah dengan menerapkan perubahan posisi gravitasi dan muscle pump melalui penerapan gerakan pergelangan kaki untuk kelancaran otot pembuluh darah dengan tujuan memfasilitasi adekuatnya difusi oksigen dan suplai nutrisi ke daerah ulkus yang adekuat diukur dengan Ankle Brachial Index (ABI). Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh buerger allen exercise terhadap ABI pada pasien dengan ulkus kaki diabetik. Desain penelitian ini menggunakan true eksperimental dengan metode studi pre dan post, Randomized Control trial (RCT). Pengukuran dilakukan dengan penyamaran double blind, dengan melibatkan 27 sampel kelompok intervensi dan 27 sampel kelompok kontrol. Buerger allen exercise dilakukan 2 kali sehari selama 5 hari dengan durasi 15 menit untuk kelompk intervensi dan 3 menit untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan selisih nilai ABI antara kelompok intervensi dan kontrol setelah diberikan buerger allen exercise dengan nilai (p=0,00). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh buerger allen exercise terhadap nilai ABI pada pasien ulkus kaki diabetik. Sedangkan GLM –RM pada penelitian ini belum dapat menentukan titik optimum waktu pelaksanaan buerger allen exercise. Peneliti memberikan saran agar buerger allen exercise dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam meningkatkan vaskularisasi perifer.</p><p>Kata kunci: Ankle brachial index, buerger allen exercise, ulkus kaki diabetik<br /> <br />ABSTRACT<br />One of the chronic complications of type 2 diabetes mellitus is diabetic foot ulcers from neuropathy, poor circulation and decreased resistance to infection. Buerger allen exercise is an effort to improve peripheral perfusion where the exercise is a training system for insufficiency of the lower leg artery by applying gravity and muscle pump position changes through the application of ankle movement to smooth blood vessel muscle in order to facilitate adequate diffusion of oxygen and supply of nutrients to an adequate ulcer area is measured with an Ankle Brachial Index (ABI). The purpose of this study was to examine effect of buerger allen exercise on Ankle Brachial Index (ABI) in patients with diabetic foot ulcers. The design of this study used true experimental with pre and post study method, Randomized Control trial (RCT). Measurements were performed with double blind disguises, involving 27 samples of intervention groups and 27 control group samples. Buerger allen exercise was performed 2 times daily for 5 days with a duration of 15 minutes for the intervention group and 3 minutes for the control group. The result of the research shows that there is difference of ABI value difference between intervention and control group after buerger allen exercise with value (p = 0,00). It can be concluded that there is can evectiveness of buerger allen exercise on th value of ABI in diabetic foot ulcer patient. While the GLM-RM in this study has not been able to determine the optimum point of time of the implementation of buerger allen exercise. The researcher advises that buerger allen exercise can be applied as one of the nurse's independent interventions in enhancing peripheral vascularization.</p><p>Keywords: Ankle brachial index, burger allen exercise, diabetic foot ulcers</p>Sandra Pebrianti
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
2018-07-022018-07-02119411010.24853/ijnsp.v1i1.94-110