Ulama’ Pesantren dan Kekuasaan

Main Article Content

Dr. Mohammad Nasih

Abstract

Pilihan peran ulama’ bisa dihubungkandengan perspektif tentang relasi agama dan politik. Ada tiga perspektif tentang hubungan antara agama dengan politik, yaitu: menyatukan keduanya (integralistik), memisahkan antara keduanya (sekularistik), dan menjadikan agama sebagai landasanmoral etik untuk politik (substansialistik).Di dalam pola relasi integralistikdan substansialistik, mudahdipahami bahwa agama harus ditransformasikan ke dalam kebijakan-kebijakan politik yang dibuat. Namun, bukan berarti bahwa dalam negara yang menggunakan pola relasi yang sekularistik, agama tidak bisa ditransformasikan. Tulisan akan menguraikan ketiga perspektif relasi agama dan politik. Penggalian data didasarkan pada studi pustaka. Data kemudian dianalisa secara filosofis.Kata Kunci: Ulama, Pesantren, Agama, Politik

Article Details

Section
Articles

References

An-Na’im, Abdullahi Ahmed, 2007. Islam dan Negara Sekuler; Menegosiasikan Masa Depan Syariah, Bandung: Mizan.

Barton, Greg. 2003. Biografi Gus Dur, Yogyakarta: LKiS.

Hazleton, Lesley, 2013. The First Muslim: The Story of Muhammad, New York: Riverhead Books.

Kompri, 2018. Manejemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, Jakarta: Prenadamedia Group.

Lings, Martin, 2007. Muhammad Rasulullah, Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, Jakarta: Serambi.

Maarif, Ahmad Syafii, 1996. Islam dan Politik: Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965, Jakarta: Gema Insani,

Qomar, Mujamil, tt. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi. Institusi, Jakarta: Penerti Erlangga.

Wachid, Abdurrahman, 2001. Menggerakkan

Tradisi: Essai-essai Pesantren, Yogyakarta: LKiS.

Zada, Khamami & A Fawaid Syadlili, 2010. Nahdlatul Ulama’: Dinamika Ideologi dan Kenegaraan, Jakarta: Kompas.