PENCEGAHAN KASUS CYBERBULLYING BAGI REMAJA PENGGUNA SOSIAL MEDIA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cyberbullying yang mencakup definisi, aspek, faktor, karakteristik, dampak dan pencegahannya. Cyberbullying merupakan perlakuan bullying yang dilakukan secara berulang dengan sengaja seperti mengolok-olok, atau kegiatan yang mengintervensi dan juga merendahkan sasaran yang di-bully di sosial media contohnya Instagram. Perbuatan cyberbullying ini memberikan dampak negatif pada korban bully khususnya para remaja yang merupakan dominasi penggunaan sosial media. Menurut survey pada tahun 2018 di Indonesia, terdapat 49% pengguna internet yang mengalami cyberbullying dan hanya terdapat 3.6% yang melaporkan kejadian cyberbullying. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi pustaka dengan mengkomparasikan teori dan penelitian terdahulu kemudian dilihat persamaan dan perbedaan nya, dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori-teori yang relevan kemudian data yang digunakan dalam penelitian ini berupa jurnal, artikel, maupun buku. Hasil penelitian yang sudah dilakukan memberikan sebuah informasi terhadap dampak yang dialami korban cyberbullying seperti depresi, kegelisahan, serta menarik diri dari kehidupan sosial. Sebuah pengendalian diri dan cara mencegah perilaku cyberbullying yaitu : memiliki etika ketika menggunakan sosial media, tidak asal bicara dan dapat mengambil keputusan yang tepat, dan dapat memilih lingkungan yang baik agar kita tidak terhindari dari tindakan perilaku cyberbullying.References
Aan, K., & Djam’an, S. (2011). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Abduljalil.web.ugm.ac.id. (2015, Februari 12).
Cyberbullying. Diakses pada 7 Juli 2020, dari
http://abduljalil.web.ugm.ac.id/2015/
/12/cyberbullying/.
Bastiaensens, S., Vandebosch, H., Poels, K., Van
Cleemput, K., DeSmet, A., & De
Bourdeaudhuij, I. (2014). Cyberbullying
On Social Etwork Sites. An Experimental Study
Into Bystanders’ Behavioural Intentions To Help
The Victim Or Reinforce The Bully. Computers
in Human Behavior, 31, 259-271.
Bogdan, R., & Taylor, S. J. (1992). Pengantar Metode
Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan
Fenomenologis Terhadap Ilmu-ilmu Sosial.
Surabaya: Usaha Nasional.
Darma, D. C., Maria, S., & Pusriadi, T. (2020). “5
Teknik Jitu” Mahasiswa Menyusun Skripsi.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R.,
Wells, B. G., & Posey, L. M. (2014).
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, ed. New York: McGraw-Hill
Medical.
Gunarsa, S, D & Gunarsa, Y. (1995). Psikologi Praktis
: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Goleman, D. (2000). Kecerdasan Emosional: Mengapa
EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2010). Bullying,
Cyberbullying, and Suicide. Archives of Suicide
Research, 14(3), 206-221.
Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jatmika, S., & Remaja, G. (2010). Anak Haram
Sejarah Ataukah Korban Globalisasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Katadata.co.id. (2019, Mei 16). Survei APJII: 49%
Pengguna Internet Pernah Dirisak di
Medsos. Diakses pada 18 November 2020,
dari https://databoks.katadata.co.id/datapu
blish/2019/05/16/survei-apjii-49- penggunainternet-pernah-dirisak-di- medsos.
Kompas.com. (2020, Februari 8). 4 Kasus "Bullying"
di Sejumlah Daerah, Dibanting ke Paving,
Amputasi hingga Korban Depresi Berat.
Diakses pada 20 November 2020, dari
https://regional.kompas.com/read/20
/02/08/06060081/4-kasus-bullying-di
sejumlah-daerah- dibanting-ke-paving-amputasihingga?page=all.
Kowalski, R. M., & Limber, S. P. (2013).
Psychological, Physical, and Academi
Correlates Of Cyberbullying And
Traditional Bullying. Journal of Adolescent
Health, 53(1), S13-S20.
Kpai.go.id. (2020, 10 Februari). Sejumlah Kasus
Bullying Sudah Warnai Catatan Masalah Anak
di Awal 2020, Begini Kata Komisioner
KPAI. Diakses pada 21 November 2020 , dari
https://www.kpai.go.id/berita/sejuml ah-kasusbullying-sudah-warnai- catatan-masalah-anakdi-awal-2020- begini-kata-komisioner-kpai.
Mappiare, A. (2000). Psikologi Remaja. Surabaya:
Usaha Nasional.
Willard, N. (2007). Educator’s Guide to Cyberbullying
and Cyberthreats. Center For Safe and
Responsible Use of the Internet, 17, 2009.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rifauddin, M. (2016). Fenomena Cyberbullying Pada
Remaja. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi,
dan Kearsipan Khizanah Al- Hikmah,
(1), 35-44.
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran VariabelVariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Setyawati, I. (2016). Pengaruh Cyberbullying Di
Media Sosial Ask.Fm Terhadap Gangguan
Emosi Remaja (Studi Pada Siswa-Siswi Sma
Bandarlampung). Lampung: Universitas
Lampung.
Singgih, D. G., & Gunarso, Y. S. D. (2007). Psikologi
Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia.
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem 3X Baca.
Yogyakarta: Deepublish.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE) pasal 27 ayat 3.
Unicef.org. (N.d.). Cyberbullying: Apa Itu dan
Bagaimana Menghentikannya. Diakses
pada 6 Juli 2020, dari
https://www.unicef.org/indonesia/id/ childprotection/apa-itu- cyberbullying.
Widuri.raharja.info. (2014, Maret 13). Metode Studi
Pustaka. Diakses pada 27
Oktober 2020, dari
https://widuri.raharja.info/index.php?
title=Metode_Studi_Pustaka.
Wirawan, S. (200). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zuldafrial, M. & Lahir. (2012). Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Yuma Pustaka