ANALISIS SAMBUNGAN SISTEM SARUNG SEBAGAI SOLUSI KEGAGALAN STRUKTUR AKIBAT PERBEDAAN MATERIAL KONSTRUKSI

Haryo Koco Buwono

Abstract


Konstruksi Beton bertulang memiliki kelebihan pada mudahnya membentuk ukuran sesuai dengan kapasitas layannya, dan ini berbeda dengan Baja. Baja adalah dibentuk berdasar Profil yang telah tersedia di pasaran. Bila kapasitas layan lebih besar 0.001 diatas dari kebutuhan Profil baja nya, maka dimensi harus dirubah, dan sangat mungkin dimensinya menjadi terlampau boros dibanding kapasitas yang akan dilayani. Hasil Pemeriksaan jumlah tulangan / pembesian terpasang untuk Balok Kantilever mempunyai tulangan atas sebanyak 6D32, dan tulangan bawah 5D32 dengan bentang balok kantilever sepanjang 3 m. Dimensi balok kantilever adalah 20 x 40 cm2. Hasil pemeriksaan Tulangan Kolom adalah didasarkan dari Tulangan Kolom yang ditinjau dari lantai dasar yang menembus ke lantai Aula dengan cara diketrik (dikupas) untuk meninjau jumlah tulangannya. Hasilnya Tulangan Kolom adalah berjumlah 8D32 ditambah “tulangan ekstra” 4D16. Elemen Balok Kantilever Balkon eksisting sulit diangkur, bila di sisi depan dibuatkan sambungan, maka dibuat ide dengan Sambungan Sarung. Sambungan Sarung yang dimaksud adalah memberikan perkuatan sambungan antara konstruksi baja dan beton dari momen puntir, momen lentur (walau dalam modelisasinya sendi), dan tarik. Filosofi dari konstruksi seperti Gambar 3 dan 4 tersebut, adalah memiliki dampak tarik pada sambungan akibat dari beban vertikal maupun beban horisontal gempa

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24853/jk.2.1.%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Konstruksia Indexing By:

    


Copyright of Jurnal Konstruksia (e-ISSN:2443-308X, p-ISSN:2086-7352).

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

Powered by Puskom-UMJ