https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/issue/feed NALARs 2025-07-24T00:00:00+00:00 Anisa anisa@ftumj.ac.id Open Journal Systems <p><a href="/index.php?journal=konversi&amp;page=index" target="_self"><img style="float: right; width: 200px; height: 300px; margin-left: 10px;" src="/public/site/images/ojs/nalars.jpg" alt="" /></a></p><p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span>Architectural Journal of NALARs Universitas Muhammadiyah Jakarta is a national journal which provide articles from research base.</span> <span>The publication is a routine one in January and July in every year. The first publication of NALARs is in 2002 and it has been published continually and consistantly in every 6 months. <span>Architectural Journal of NALARs presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.</span><br /></span></p><ul><li style="font-size: 16px; text-align: justify;"><strong><a>p-ISSN: </a><span><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180429382">1412 –3266</a></span></strong> (print)</li><li style="font-size: 16px; text-align: justify;"><strong><a>e-ISSN: </a><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1483510502">2549– 6832</a> </strong>(online)</li></ul><p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span><span>Architectural Journal of NALARs invites all lecturers, academic staffs, researchers, reviewers and related field to architecture to contribute in the publication by sending and submitting articles based on research. All submitted articles will be reviewed by peer-review board. After the process of review completed, all the result will be informed to author through Open Journal System (OJS) as well as email to author.</span></span></p><p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span>Since the 2024 edition, NALARs Journal of Architecture uses a new template. The template can be seen at <a href="https://docs.google.com/document/d/1kzuZeJI7olRJhV8p772Wb3YqjqA4vxoc/edit">Template</a></span></p><p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span>Editor in Chief</span></p><p style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span>NALARs Journal of Architecture<br /></span></p><br /><p> </p> https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/21163 EVALUASI PURNA HUNI PADA HUNIAN MASYARAKAT MENENGAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN RUANG 2024-11-17T22:40:26+00:00 Amar rizqi afdholy amayrizqi30@gmail.com Adhi Widyarthara adhiwidyarthara@gmail.com Annisa Yuniar annisa.yuniar21@unukase.ac.id <p>Bentuk sebuah bangunan pada umumnya dihadirkan selaras dengan bangunan disekitarnya, tanpa memperhatikan konteks kenyamanan bangunan itu sendiri. Demikian juga dengan tatanan ruang dan hubungan ruang sebagai fasilitas operasional kegiatan dengan fungsi yang spesifik, efektivitas fungsi ruang yang ada bila dilihat dari potensi pencahayaan maupun penghawaan sekedar hadir tanpa memperhatikan tuntutan yang ideal agar ruangan dapat berfungsi secara optimal. Secara umum kondisi ini banyak didapati pada hunian-hunian tingkat menengah, seperti rumah yang berada pada perumahan yang dibuat secara tipikal, ataupun rumah yang dibuat dirancang dengan mandiri. Melihat fenomena tersebut, maka evaluasi purna huni sangat diperlukan untuk dapat mengetahui kenyamanan sebuah hunian yang sudah terbangun pada hunian tingkat menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kenyamanan ruang pada bangunan hunian yang sudah terbangun serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan tersebut. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif untuk mengambil data langsung ke objek rumah terpilih dengan sampel objek yang difokuskan pada rumah tinggal menengah di Kota Malang. Data yang diambil mencakup tingkat kenyamanan dalam ruang, luasan bukaan, pencahayaan, kebisingan dan luasan ruang. Hasil evaluasi purna huni pada hunian menengah didapatkan hasil yang beragam, sesuai dengan desain dan kondisi hunian pada masing-masing objek. Faktor-faktor seperti suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin berpengaruh signifikan terhadap perasaan nyaman penghuni pada objek yang diteliti. Selain itu, aspek visual, akustik, dan ruang gerak juga menjadi aspek yang berpengaruh dalam penentuan kenyamanan pada masing-masing objek. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perancangan hunian yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi penghuninya.</p> <p><em>The building form is generally presented in harmony with the surrounding buildings, without regard for the comfort context of the building itself. Likewise, the spatial order and spatial relationship, as an operational facility for activities with specific functions, determine the effectiveness of the existing space function when viewed in terms of potential for lighting and air conditioning. However, this is often overlooked, and ideal demands are not considered, resulting in the room not functioning optimally. In general, this condition is most commonly found in middle-class dwellings, such as houses that are typically built or designed independently. Recognizing this phenomenon, a post-occupancy evaluation is necessary to determine the comfort level of a middle-level residence. This study aims to evaluate the comfort of space in residential buildings that have been built and identify the factors that affect this comfort. The research method employs a qualitative approach to collect data directly from selected house objects, focusing on a sample of medium residential houses in Malang City. The data collected included the level of comfort in the space, the area of the opening, lighting, noise, and the area of the space. The results of the post-occupancy evaluation in medium housing varied according to the design and housing conditions of each object. Factors such as air temperature, humidity, and wind speed have a significant effect on the comfort of occupants in the object being studied. Additionally, visual, acoustic, and movement space aspects are also influential in determining the comfort of each object. From the results of this research, it is hoped that it will serve as a reference for designing housing that provides comfort and safety, as well as enhances the overall quality of life for its residents.</em></p> 2025-07-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/21362 PLACE BRANDING SENTRAL WISATA BINONG JATI BANDUNG MELALUI PENDEKATAN KONEKTIVITAS POTENSI LOKAL 2024-11-17T23:48:57+00:00 Tyas - Santri tyassantriarch@gmail.com Heru Wibowo tyassantriarch@gmail.com Dira Nur Azizah tyassantriarch@gmail.com Nova Puspa Dewi tyassantriarch@gmail.com Tafakurrofiki Adli tyassantriarch@gmail.com <p>Sentral Industri Rajut Binong Jati adalah kawasan wisata belanja pakaian, sarung tangan, topi dan produk rajut lainnya. Saat ini perkembangan kawasan industri rajut binong jati masih terfokus pada industrinya saja sedangkan untuk penataan tempat dan kawasan belum di perhatikan. Kawasan industri rajut binong jati sebenarnya dapat berkembang dalam <em>place baranding</em> penataan kawasan melalui pemberdayaan budaya lokal sebagai bagian dari atraksi kawasan wisata belanja rajut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penelusuran literatur terkait dan penelusuran lapangan. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan rekomendasi desain <em>place branding</em> penataan kawasan koridor jalan utama Binong Jati yang berbasis pada konektivitas potensi lokal untuk sebuah kawasan wisata. <em>Place branding</em> penelitian ini terfokus pada koridor jalan utama Binong Jati. Konektivitas adalah sebuah pola keterkaitan dan hubungan antar ruang, waktu dan kegiatan. Konsep konektivitas pada kawasan industri rajut Binong Jati dilakukan dengan menata untuk <em>place</em> <em>branding</em> potensi wisata yang tersebar melalui penguatan karakter tempat (<em>place)</em> dan optimalisasi pergerakan (<em>movement</em>), penguatan karakter tempat dengan memanfaatkan lahan kosong menjadi kawasan parkir wisatawan dan <em>thematic park, </em>mendesain <em>entrance gate</em> jalan Binong Jati dengan adanya <em>street furniture </em>dan penanda (<em>signage</em>) agar memjadi <em>first impression</em> yang menarik, penambahkan lampu penerangan di sepajang jalan, memperindah tampilan pertokoan. Sedangkan untuk optimasi pergerakan antara lain memfasilitasi pejalan kaki dengan adanya trotoar yang nyaman, tanpa hambatan dan ramah dengan difabel, menerapkan manajeman <em>traffic</em> dan strategi penempatan pada ruang parkir, transportasi publik becak untuk wisatawan berkelilng kawasan rajut Binong Jati. Dengan adanya <em>place branding</em> ini diharapkan meningkatkan daya tarik wisatawan berbelanja rajut di Binong Jati.</p> <p><em>Binong Jati Knitting Industry Center is a shopping and tourism area featuring clothes, gloves, hats, and other knitting products. Currently, the development of the Binong Jati knitting industry area is still focused solely on the industry, while the arrangement of the place and area has not been considered. The Binong Jati knitting industry area can develop through regional planning that emphasizes local culture, thereby enhancing the attraction of the knitted shopping tourism area. This study employs a qualitative descriptive method, incorporating related literature searches and field research. The purpose of this study is to develop design recommendations for the place branding arrangement of the main road corridor area in Binong Jati, based on local potential connectivity for a tourist area. Place branding. This research focuses on the main road corridor of Binong Jati. Connectivity is a pattern of interconnectedness and relationship between space, time, and activities. The concept of connectivity in the Binong Jati knitting industry area is carried out by arranging for place branding, tourism potential that is spread through strengthening the character of the place (place)and optimization of movement (movement), strengthening the character of a place by utilizing empty land as a parking area for tourists and a theme park, designing entrance gate Binong Jati road with the presence ofstreet furnitureand marker (signage) to becomefirst impressionwhich are interesting, adding lighting along the road, beautifying the appearance of shops. Meanwhile, to optimize movement, among other things, facilitate pedestrians with comfortable, barrier-free, and wheelchair-friendly sidewalks, implement effective management, traffic, and placement strategies in parking spaces, and provide public transportation pedicabs for tourists to travel around the Binong Jati knitting area. With the existence of place branding, this is expected to increase the attraction of tourists shopping for knitwear in Binong Jati. </em></p> 2025-07-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/24674 IMPLEMENTASI SONGKET PADA BANGUNAN PEMERINTAHAN KOTA PALEMBANG: WUJUD PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR 2025-03-12T11:57:31+00:00 Qoyyimah Primanisa qoyyimahprimanisa.qp@gmail.com R Siti Rukayah rsitirukayah@lecturer.undip.ac.id Djoko Indrosaptono djokoindrosaptono@lecturer.undip.ac.id <p>Sebagai salah satu bentuk warisan budaya lokal, Songket Palembang memiliki nilai estetika tinggi untuk diadaptasi ke dalam desain arsitektur kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis wujud penerapan motif Songket Palembang pada fasad bangunan sebagai bentuk penerapan arsitektur neo-vernakular. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan observasi lapangan, serta studi literatur mengenai pola-pola songket. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan motif songket pada bangunan pemerintahan di Kota Palembang dalam mendukung konsep arsitektur neo-vernakular. Analisis dilakukan untuk menilai sejauh mana motif songket berkontribusi terhadap estetika, identitas budaya, serta fungsionalitas bangunan dalam konteks modern. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan desain arsitektur yang mengedepankan integrasi antara tradisi dan arsitektur kontemporer, serta menjadi referensi bagi arsitek dan desainer yang ingin memadukan unsur budaya ke dalam karya mereka.</p> <p><em>As a form of local cultural heritage, the Palembang Songket has high aesthetic value and can be effectively adapted into contemporary architectural design. This research aims to identify and analyze the application of Palembang Songket motifs on building facades as a form of neo-vernacular architecture. Through a qualitative approach, this research employs a case study method, incorporating field observations and a literature review on songket patterns. This research aims to evaluate the effectiveness of songket motif application on government buildings in Palembang City in supporting the concept of neo-vernacular architecture. The analysis was conducted to assess the extent to which songket motifs contribute to the aesthetics, cultural identity, and functionality of buildings in a modern context. The results of this research are expected to contribute to the development of architectural design that emphasizes the integration of tradition and contemporary architecture, as well as serve as a reference for architects and designers who wish to incorporate cultural elements into their work</em></p> 2025-07-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/24800 POLA BERMAIN, RUANG BERMAIN DAN INTERAKSI SOSIAL ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI SEKITAR UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2025-03-12T06:40:44+00:00 Ashri Dharmaraty ashri.prawesti@univpancasila.ac.id Cynthia Puspitasari cynthia.puspitasari@gmail.com Andrianto Ibnu Wibowo itoquegw@gmail.com Friska Natali Tandilingtin friskanatahly29@gmail.com Clara B. Tarigan clarisatarigan123@gmail.com Annisa Qonita anisahqonita17@gmail.com <p>Penelitian ini mengeksplorasi persepsi keamanan orang tua dan ketersediaan fasilitas bermain di lingkungan perkotaan serta pengaruhnya terhadap kebebasan bermain dan interaksi sosial anak-anak sekolah dasar di sekitar Universitas Pancasila, Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana persepsi orang tua terhadap keamanan lingkungan dan akses ruang terbuka hijau memengaruhi pola bermain dan keterlibatan sosial anak-anak. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam semi-terstruktur kepada orang tua dan observasi langsung terhadap ruang bermain di lingkungan tempat tinggal mereka. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema utama terkait persepsi keamanan serta akses ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi keamanan lingkungan memengaruhi kebebasan bermain anak. Orang tua yang merasa lingkungannya aman cenderung memberikan kebebasan lebih besar bagi anak-anak untuk bermain di luar rumah, sementara mereka yang merasa lingkungannya tidak aman lebih memilih membatasi aktivitas anak-anak mereka. Selain itu, akses ruang terbuka hijau yang baik mendukung interaksi sosial melalui permainan kelompok, yang meningkatkan keterampilan sosial anak. Sebaliknya, keterbatasan fasilitas bermain di kawasan perkotaan mengurangi kebebasan bermain dan menghambat perkembangan sosial anak-anak. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi perencanaan kota, terutama terkait desain ruang publik yang ramah anak. Hasil ini menekankan pentingnya keamanan lingkungan dan aksesibilitas ruang terbuka hijau untuk mendukung kebebasan bermain serta perkembangan sosial anak-anak di kawasan perkotaan.</p> <p><em>This study examines parents' perceptions of safety and the availability of play facilities in urban environments, as well as their impact on the play freedom and social interactions of elementary school children residing near Universitas Pancasila, Jakarta. The study aims to understand how parents' perceptions of environmental safety and access to green open spaces affect children's play patterns and social engagement. This research employed a qualitative approach, involving semi-structured in-depth interviews with parents and direct observation of play areas in their neighborhoods. Data analysis was conducted using thematic analysis to identify patterns and themes related to safety perceptions and access to green open spaces. The findings reveal that parents' perceptions of environmental safety have a significant impact on their children's freedom to play. Parents who perceive their environment as safe are more likely to allow their children to play outdoors, while those who feel unsafe tend to restrict their children's activities. </em><em>Furthermore, access to green open spaces enhances social interaction through group play, fostering children's social skills. In contrast, limited access to play facilities in urban areas reduces play freedom and hampers children's social development. This study provides valuable insights for urban planning, particularly in designing child-friendly public spaces. The findings emphasize the importance of ensuring environmental safety and accessible green spaces to support children's freedom of play and social development in urban areas.</em></p> 2025-07-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/24912 STUDI MORFOLOGI PERMUKIMAN PERDESAAN DAN SUMBER AIR TELAGA MELALUI SINTAKSIS SPASIAL DI DAERAH MINIM SUMBER DAYA AIR 2025-03-12T06:47:00+00:00 Nurwanda Rahma Alfiandary nalfiandary19@gmail.com Allis Nurdini allisnurd@yahoo.com <p>Perdesaan adalah lingkungan yang erat kaitannya dengan aspek natural dan budaya bertani sehingga bentuk spasial dari sebuah permukiman perdesaan bergantung pada lingkungan tempat permukiman terbentuk. Sumber daya air merupakan salah satu aspek natural yang dapat memengaruhi sebuah permukiman secara signifikan. Penelitian ini bertujuan melihat keterhubungan adanya telaga dalam permukiman dengan terbentuknya permukiman yang berkembang dan jaringan jalan perdesaan di kawasan karst yang minim sumber daya air. Penelitian ini menganalisis morfologi permukiman secara kualitatif dan kuantitatif. Sintaksis spasial digunakan untuk memberikan visualisasi dan perhitungan numerik mengenai konektivitas, integrasi, dan kedalaman jaringan jalan. Penelitian ini akan membandingkan morfologi Kelurahan Sumberwungu yang memiliki 5 telaga dan Kelurahan Sidoharjo yang memiliki 3 telaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sumber daya air permukaan sebanding dengan meningkatnya konektivitas jaringan jalan perdesaan minim sumber daya air. Dari morfologi Kelurahan Sidoharjo dan Kelurahan Sumberwungu terdapat beberapa persamaan seperti kedua kelurahan memiliki pola yang mirip, hal ini dikarenakan kondisi alam, iklim, dan budaya di kedua kelurahan yang masih cenderung mirip.</p> <p><em>Rural areas are environments closely related to natural aspects and farming culture, so the spatial form of a rural settlement depends on the environment in which the settlement is formed. Water resources are one of the natural aspects that can significantly affect a settlement. This study aims to examine the relationship between surface water resources and the spatial morphology of rural settlements in the karst region, which has limited water resources. This research qualitatively analyzes the settlement morphology, and then spatial syntax is used to provide visualizations of connectivity, integration, and depth of the road network. The study compares the morphology of Sumberwungu Village, which has five doline ponds, and Sidoharjo Village, which has three doline ponds. The results indicate that the number of surface water resources is proportional to the increased connectivity of the road network in rural areas with limited water resources. The morphology of Sidoharjo Village and Sumberwungu Village shows some similarities, such as both villages having similar patterns, due to the natural conditions, climate, and culture in both villages being relatively similar.</em></p> 2025-07-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/24926 SISTEM SPASIAL RUMAH PANGGUNG SUKU REJANG DI KABUPATEN KEPAHIANG 2025-02-19T17:17:37+00:00 Panji Anom Ramawangsa panjianom89@gmail.com Atik Prihatiningrum panji.anomr@unib.ac.id Ade Sri Wahyuni panji.anomr@unib.ac.id <p>Suku Rejang merupakan suku asli wilayah Bengkulu dan suku tertua di Sumatera yang mendominasi wilayah Kabupaten Kepahiang dengan menghuni rumah panggung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sistem spasial rumah panggung Suku Rejang berdasarkan denah, susunan ruang, dan hirarki ruang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan mengamati kondisi eksisting ruang rumah panggung untuk mengidentifikasi sistem spasial pad objek amatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe rumah panggung Suku Rejang di kabupaten Kepahiang berbentuk persegi panjang dengan perubahan memendek maupun memanjang. Lantai dasar mengalami perubahan dari yang tidak difungsikan menjadi ruang-ruang yang mendukung aktivitas profesi dan hunian di lantai tengah. Lantai tengah yang mengalami perubahan pada <em>dopoa</em> dan <em>ga-ang. </em>Faktor yang melatarbelakangi perubahan ruang berupa : faktor sosial, budaya, pengetahuan, mata pencaharian, teknologi, usia bangunan, ekonomi, gaya hidup, aktivitas dan minat serta keinginan pemilik rumah.</p> <p><em>The Rejang Tribe is indigenous to the Bengkulu region and the oldest tribe in Sumatra, which dominates the Kepahiang Regency area by living in stilt houses. The purpose of this study was to identify the spatial system of the Rejang Tribe's stilt houses based on the floor plan, spatial arrangement, and spatial hierarchy using a qualitative descriptive approach by observing the existing conditions of the stilt house space to identify the spatial system in the observed object. The results showed that the type of Rejang Tribe's stilt house in Kepahiang Regency is rectangular with changes in shortening or lengthening. The ground floor has been transformed from unused space into areas that support professional activities, while the middle floor now houses residential units. The middle floor has changed to the dopoa and ga-ang. Factors underlying changes in space include social factors, culture, knowledge, livelihood, technology, building age, economy, lifestyle, activities, interests, and the homeowner's desires.</em></p> 2025-07-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/27627 KAJIAN PERMEABILITAS KAWASAN BERSEJARAH KOTA LAMA SEMARANG 2025-07-09T23:07:36+00:00 Ari Widyati Purwantiasning arwityas@yahoo.com Saeful Bahri saeful.bahri@umj.ac.id Dewinta Firda Giriana saeful.bahri@umj.ac.id Mutia Setya Wardany saeful.bahri@umj.ac.id <p>Dalam sebuah kota terdapat Kawasan bersejarah yang merupakan salah satu elemen pembentuk kota. Kota adalah daerah dengan penduduk padat yang tinggal dan bergerak di suatu daerah. Sebuah kota dibentuk berdasarkan faktor permeabilitas. Faktor permeabilitas itu sendiri termasuk blok bangunan, lebar jalur, dan koneksi jalur sirkulasi. Kawasan Kota Lama Semarang merupakan kota budaya yang luas, penerapan unsur citra kota perlu dipelajari terkait penerapannya pada kota tua. Objek penelitian berada di Kota Lama Semarang yang merupakan kawasan budaya dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan penerapan permeabilitas di kota ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian menggunakan pemetaan dan deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk mendapatkan data. Setiap elemen kota saling terkait satu sama lain, setiap elemen kota telah berhasil membuat Kota Lama Semarang memiliki identitas kota yang dapat dilihat oleh para migran. Elemen citra kota ini perlu dipertahankan dengan baik agar tetap terpelihara dengan baik di masa depan.</p> <p><em>In a city, there is a historical place that is one of the forming elements. A town is an area with a dense population that lives and moves in. A city is formed based on permeability factors. Permeability factors themselves include building blocks, path width, and circulation path connections. The Semarang Old Town area is a vast cultural town, and the application of town image elements needs to be studied regarding its application to the old city. The object of research is in Semarang Old Town, a cultural area, to identify, understand, and explain the application of permeability in this town. This research employs a qualitative descriptive method, utilizing a research approach that involves mapping and description. This method is used to obtain the maximum results for data collection. Every element of the town is interconnected, and each component has contributed to Semarang Old Town's unique identity, which is evident to migrants. This element of the town's image needs to be appropriately maintained to remain well-maintained in the future.</em></p> 2025-07-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/26155 PERAN NILAI MOTIVASI GEN MILENIAL TERHADAP PREFERENSI DESAIN INTERIOR RUMAH PERTAMA DALAM MENCAPAI BUDAYA ORGANISASI 2025-05-03T11:44:22+00:00 Anita Riske anita21property@gmail.com Susy Budi Astuti anita21property@gmail.com <p><strong>ABSTRAK</strong><em>. </em>Generasi milenial memiliki preferensi desain interior yang berbeda, terutama untuk rumah pertama mereka dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Preferensi ini sangat dipengaruhi oleh nilai motivasi seperti pencapaian, kemandirian, dan lain-lain. Bagaimana nilai-nilai motivasi generasi milenial diterapkan pada desain interior rumah pertama dapat menciptakan lingkungan yang mendukung budaya organisasi yang berkinerja tinggi (HPO). Studi ini menggunakan pendekatan multidisipliner dan melibatkan aspek pengalaman pengguna dalam desain interior, psikologi lingkungan, preferensi generasi, dan kinerja organisasi. Penelitian ini berada pada ruang lingkup bagaimana milenial memprioritaskan pemenuhan kebutuhan emosional yang mencakup tahapan emosional desain: visceral, behavioral, dan reflektif. Data yang diperoleh dipelajari untuk menemukan hubungan antara nilai motivasi dan preferensi desain yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan penghuninya. Studi menunjukkan bahwa generasi milenial lebih suka desain yang mendukung keberlanjutan, fleksibilitas, dan personalisasi. Selain itu, terbukti bahwa penggunaan teknologi pintar dalam desain interior meningkatkan pengalaman pengguna dan kenyamanan. Studi ini meningkatkan pemahaman kita tentang peran nilai motivasi dalam desain interior rumah pertama dan bagaimana hal itu berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan penghuni. Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi arsitek, desainer interior, dan pengembang properti dalam merancang hunian yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan generasi milenial. </p> 2025-07-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 NALARs