KOMUNIKASI SIARAN RADIO DI ERA DIGITAL GUNA MEMPERTAHANKAN BUDAYA BETAWI

Puspa Nirwana, Oktaviana Purnamasari

Abstract


Persaingan di era digital mendorong radio-radio untuk mencari cara guna mempertahankan keberadaannya agar tetap hidup. Tidak sedikit radio yang akhirnya tumbang dan tidak beroperasi sama sekali. Kenyataannya saat ini mendengarkan radio cukup menggunakan streaming yang mengandalkan akses internet dan melalui aplikasi yang sudah built in atau tersedia di gadget, bukan lagi melalui bentuk fisik radio yang terkesan tua.  Banyak yang memperkirakan radio akan mati di era yang serba digitalisasi seperti saat ini. Tapi faktanya adalah tidak semua radio mati tergerus oleh kecanggihan teknologi yang serba digital, salah satunya Bens Radio yang tetap hidup dengan mempertahankan budaya Betawi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komunikasi siaran radio dan menganalisis cara yang digunakan Bens Radio dalam mempertahankan budaya Betawi. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Pemilihan informan secara purposive dengan melibatkan station manager, produser, penyiar dan pendengar Bens Radio. Teknik analisis data menggunakan analisis dari Miles dan Huberman yang kemudian diolah dengan menggunakan software NVivo 12 Pro. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebuah radio tidak hanya bertugas menyampaikan informasi yang formal maupun informal, tetapi radio berperan juga sebagai pemersatu pendengar dalam hal budaya. Penyiar Bens Radio dalam menjalankan program siarannya menggunakan komunikasi yang mudah diterima dengan menggunakan bahasa Betawi.

Full Text:

PDF

References


Achmad, Zainal Abidin, and Rachmah Ida. (2015). “The Shifting Role of the Listeners in the Mediamorphosis Process of Culture Radio : A Case Study of Jodhipati 106,1 FM”. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik 32(3): 240–50. http://dx.doi.org/10.20473/mkp.V32I32019.240-250

Bungin, Burhan. (2008). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jakpat, A. (2019). (JAKPAT) Retrieved from www.jakpat.net.

Knörr, Jacqueline. (2009). “Free the Dragon versus ‘Becoming Betawi’: Chinese Identity in Contemporary Jakarta.” Asian Ethnicity 10(1): 71–90.

Kunci, Kata. (2019). “Pola-Pola Komunikasi Dalam Kebudayaan Digital.” Jurnal Sosioteknologi 18(1): 74–90.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. (2007). Qualitative Data Analysis (Terjemahan). Jakarta: UI Press.

Morissan. (2011). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Jakarta: Kencana.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nielsen. “Radio Masih Memiliki Tempat Di Hati Pendengarnya.” Nielsen. www.nielsen.com

Purwati, Eli. (2013). Pemanfaatan Media Dalam Melestarikan Budaya Lokal (Studi Fenomenologi Pada Masyarakat Kabupaten Ponorogo Dalam Program Acara Dangdut Ponoragan Di Radio Duta Nusantara). Jurnal Unmuh Ponorogo, Vol 1, No 2 (2013), Doi: 10.24269/ars.v1i2.26

Shaputra Chandra, Amin Aminudin. (2019). Peran Bens Radio Dalam Melestarikan Budaya Betawi Pada Program Begaya. Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik, Vol 5, No 2 (2019), https://doi.org/10.24252/jurnalisa.v5i2.10311

Wang, Xiaojue. (2018). Radio Culture in Cold War Hong Kong. Taylor and Francis Online. International Journal of Postcolonial Studies, Volume 20, 2018 - Issue 8. https://doi.org/10.1080/1369801X.2018.1460218

Warnaen, Andi et al. 2017. Metode Komunikasi Penyuluhan Pertanian Melalui Radio Komunitas Communication Method of Agricultural Extension Through Community Radio. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 8, Nomor 1, Juni 2017, hlm 17-24 Community.




DOI: https://doi.org/10.24853/pk.4.1.83-91

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License


 

My Stats
Powered by Puskom-UMJ