PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN OBAT BERKELANJUTAN

Wiratno Wiratno

Abstract


Meningkatnya kecenderungan masyarakat dunia akan produk pertanian yang bebas dari residu pestisida mendorong para ahli mempelajari kemungkinan substitusi penggunaan pestisida sintetis dengan pestisida yang lebih ramah terhadap lingkungan. Penggunaan pestisida sintetis seperti rodentisida, insektisida, molusisida, acarisida, fungisida dan nematisida yang kurang bijaksana mengakibatkan berbagai efek merugikan diantaranya timbulnya resistensi dan resurgensi hama, terbunuhnya serangga berguna seperti parasit, predator maupun penyerbuk, mengakibatkan pencemaran air, tanah dan udara yang pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan yang tidak kalah pentingnya meninggalkan residu yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sehubungan dengan hal tersebut sudah saatnya dicari alternatif metode pengendali lain yang memiliki efektifitas pengendalian setara dengan pestisida sintetis namun relatif lebih aman terhadap organisme hidup dan lingkungan. Pemanfaatan pestisida alami yaitu pestisida nabati dan BioPestisida diyakini mampu menjawab permasalahan residu dan degradasi lingkungan. Bahan aktif pestisida nabati tersusun dari senyawa sekunder tanaman sifatnya mudah terurai bila terpapar sinar matahari sehingga relatif tidak meninggalkan residu pada produk dan lingkungan. Penggunaan pestisida nabati memberikan efek ganda karena setelah diaplikasikan dan mengendalikan OPT, bahan aktifnya segera terurai dan dapat berfungsi sebagai pupuk sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman. BioPestisida merupakan musuh alami hama yang sifatnya spesifik hanya terhadap hama sasarannya saja sehingga relatif tidak membahayakan manusia dan lingkungan. Aplikasi BioPestisida dalam jangka panjang dapat memperbaiki keseimbangan ekosistem sehingga populasi hama dan penyakit dapat tertekan secara berkelanjutan. Pemanfaatan pestisida alami pada komoditas tanaman obat dapat menjamin ketersediaan bahan baku jamu yang bermutu tinggi yaitu bebas dari residu pestisida sehingga pasar produk-produk jamu terbuka lebar baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.

ABSTRACT

The rising trend of the world community of agricultural products free of pesticide residues prompted experts to study the possibility of substitution for the use of synthetic pesticides with more environmentally friendly pesticides. The use of synthetic pesticides such as rodenticides, insecticides, mollusicides, acarisides, fungicides and nematisides is unwise resulting in the adverse effects of pest resistance and resurgence, the destruction of useful insects such as parasites, predators and pollinators, resulting in water, soil and air pollution disturbs the balance of the ecosystem and is no less important to leave residues that are very harmful to human health. In relation to that, it is time to look for alternatives to other control methods that have effective controls equivalent to synthetic pesticides but relatively safer to living organisms and the environment. Utilization of natural pesticide that is vegetable pesticide and Bio-Pesticide believed to be able to answer problem of residue and environmental degradation. The active ingredients of vegetable pesticides composed of secondary plant compounds are easily biodegradable when exposed to sunlight so they leave relatively no residue on the product and the environment. The use of vegetable pesticides gives a double effect because once applied and controlling the pest, the active ingredients decompose immediately and can function as fertilizers so as to improve growth and increase crop production. Bio-Pesticide is a natural enemies of pests that are specific only to the target pest, so it is relatively harmless to humans and the environment. Bio-Pesticide applications in the long term can improve the balance of ecosystems so that pest populations and diseases can be depressed in a sustainable manner. Utilization of natural pesticides on medicinal plant commodities can guarantee the availability of high quality herbal raw materials that is free from pesticide residues so that the market of herbal products is wide open both domestically and in the international market.

Full Text:

PDF

References


Asman, A. dan E.A. Hadad. 1989. Pemberian Agrimisin, Abu Sekam, Ekstrak Bawang Merah, dan Bawang Putih pada Tanah Terkontaminasi Pseudomonas solanacearum untuk Pertanaman Jahe. Bulletin Littro, 4: 64 – 69.

Boedijn, K.B. 1960. The Uredinales of Indonesia. Nova Hedwigia I (3-4): 463 – 494.

Das, N. 1999. Effect of Organic Mulching on Root-Knot Nematode Population, Rhizome Rot Incidence and Yield of Ginger. Ann. Plant Protect, Sci., Vol. 7 (1): 112 – 114.

Djiwanti, S.R. dan R. Balfas. 2010. The Effect of Seed Treatment on Ginger Plant Parasitic Nematode and Scale Insect Population Development in the Field. Programs and Abstracts “International Conference and Talk Show on Medicinal Plant.Effective, Safe and Qualified Herbal Medicine for Diabetes Mellitus Treatment. Jakarta, 19 - 21 Oktober 2010. Hal: 22.

Dobroo, N.P. Diseases of ginger. (Eds.) P.N. Ravindran dan K.N. Babu.In Ginger. The genus Zingiber.CRC Press. Boca Ratton, London. 305-365 pp.

Greer, C.A. dan R.K. Webster. 2001. Occurence, distribution, epidemiology, cultivar reaction and managementof rice blast disease in California. Plant Disease 85: 1096 – 1102.

Harni, R. 1999. Pengaruh Ekstrak Daun, Biji, Bungkil Dan Minyak Jarak terhadap Meloidogyne sp. pada Tanaman Jahe. Prosoding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida Nabati. Hal. 440 – 446.

Harni, R. dan I. Mustika. 2000. Pengaruh Bakteri Pasteuria penetrans terhadap Nematoda Buncak Akar (Meloidogyne spp.). Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah PFI. Purwokerto. Hal: 420 – 427.

Hartati, S.Y., Supriadi, dan N. karyani. 2009. Efikasi Formula Minyak Atsiri dan Bakteri Antagonis terhadap Penyakit Layu pada Tanaman Jahe. Prosiding Simposium V Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor, 14 Agustus. Hal: 233 – 238.

Hartati, S.Y., Supriadi, R. Harni, Gusmaini, N. Maslahah dan N. Karyani. 2009. Pemanfaatan agensia dan pupuk hayati untuk mengendalikan penyakit layu pada tanaman jahe. Prosiding Simposium V. Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor Bogor, 14 Agustus. p: 451-454.

Hartati, S.Y. dan Supriadi. 1994. Systemic Action of Bactericide Containing Oxytetracycline and Streptomycin Sulphate in Treated Ginger Rhizomes. Journal of Spice and Medicinal Crops, Vol. 3 (1): 7 – 11.

Hartati, S. Y., E. M. Adhi, A. Asman, dan N. Karyani. 1993. Efikasi eugenol, minyak, dan serbuk cengkeh terhadap bakteri Pseudomonassolanacearum. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati.Bogor 1-2 Desember. Hal: 43 – 48.

Hartati, S. Y., E. M. Adhi, dan N. Karyani. 1993. Efikasi minyak cengkeh dan serai wangi terhadap Pseudomonas solanacearum. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati.Bogor 1-2 Desember. Hal: 37 – 42.

Hayward, A.C. 1985. Bacterial Wilt Caused by Pseudomonas solanacearum: in Asia and Australia. An overview. In G. J. Persley (ed), Bacterial wilt disease in Asia and The South Pasific. Proceeding of An International Workshop.Held at PCARRD, Los Banos. Philippines, October. ACIAR Proceeding No. 3. Hal: 15 – 24.

Hayward, A. C. 1991. Biology and Epidemiology of Bacterial Wilt Caused by Pseudomonas solanacearum. Annual Review of Phytopathology, Vol. 29: 65 – 87.

Indrasenan, G., K.V. Kumar, J. Mathew, dan M.K. Mammen. 1982. Reaction of Different Types of Ginger to Bacterial Wilt Caused by Pseudomonas solanacearum (Smith) Smith. Agriculture Research Journal. Karala 20: 73 – 75.

Jacob, S.A. 1980. Pest of Ginger and Turmeric and Their Control. Pesticides, Vol. 14 (11): 36 – 40.

Kardinan, A. 2010. The Potential of Fennel Essential Oil (Foeniculum vulgare) As an Active Ingredient for Lotion of Anti Aedes aegypti Mosquito. Badan Litbang Pertanian.

Kardinan, A. 2013. Pestisida Nabati. Badan Litbang Pertanian.

Kardinan, A. 2014. Prinsip dan Teknologi Pertanian organik. Badan Litbang Pertanian.

Long, D.H., J.C. Crrell, F.N. Lee dan D.O. TeBest. 2001. Rice Blast Epidemics Initiated by Infested Rice Grain on the Soil Surface. Plant Diseases. 85: 612 – 616.

Miftakhurohmah dan R. Noveriza. 2009. Deteksi Cendawan Kontaminan pada Sisa Benih Jahe Merah dan Jahe Putih Kecil. Bul. Littro 20: 167 – 172.

Mulya, K. dan M. Oniki. 1990. Pathogenicity Test of Rhizoctonia sp. to Ginger and Fungicide Test to Pathogen. Fungal Disease of Industrial Crops (ATA-380) Interium Technical Report: 29 – 31.

Mustika, I. 1992. Plant Parasitic Nematodes Associated With Ginger (Zingiber officinale Rosc) in North Sumatera. Journal of Spice and Medicinal Crop I (1): 38 – 40.

Mustika, I. 1998. Pemanfaatan bakteria Pasteuria penetrans untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne incognita dan Radopholus similis. Laporan RUT. Dewan Riset Nasional. 82 pp.

Mustika, I. 1996. Masalah Nematoda pada Tanaman Jahe. Pertemuan teknis Pembahasan Masalah Emergency Notification Jahe Ekspor. Jakarta, 209 Maret.

Mustika, I. dan A. Nurawan. 1992. Pengaruh Radopholus similis dan Pseudomonas solanacearum terhadap Pertumbuhan Jahe. Bulletin Littri, (4): 37 – 41.

Nurawan, A, I. Mustika dan E.A. Hadad. 1993. Nematoda Pencemar Rimpang Jahe. Media Komunikasi Tanaman Industri, Vol. 11: 46 – 47.

Pegg, K.G. and Moffett, M.L. 1971. Host Range of the Ginger Strain of Pseudomonas solanacearum in Queensland. Australian Journal of Experimental Agriculture Husbandary 11: 696 – 698. penanggulangannya. Edisi Khusus Littro VII: 43-48.

Pribadi, E.R. 2009. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia serta Arah Penelitian dan Pengembangannnya. Perspektif, Vol. 8 (1): 52 – 64.

Rachmat, A. 1993. Rust of Zingiber ottensii. (Eds) T. Kobayashi, M. Oniki, K. Matsumoto, D. Sitepu, D. Manohara, M. Tombe, S.R. Djiwanti, A. Nurawan, D. Wahyuno, S.B. Nazarudin. Diagnostic manual for Industrial Crop Diseases in Indonesia. JICA-ISMECRI.

Rachmat, A. 1993. White leaf blight. Eds) T. Kobayashi, M. Oniki, K. Matsumoto, D. Sitepu, D. Manohara, M. Tombe, S.R. Djiwanti, A. Nurawan, D. Wahyuno, S.B. Nazarudin. Diagnostic manual for Industrial Crop Diseases in Indonesia. JICA-ISMECRI.

Ray, S., K.C. Mohanty, S.N. Mohapatra, P.R. Patnaik dan P. Ray. 1995. Yield Losses in Ginger (Zingiber officinale Rosc.) and Turmeric (Curcuma longa L.) due to Root Knot Nematode (Meloidogyneincognita). J. Spices Aromatic Crops, Vol. 4 (1): 67 – 69.

Rostiana, O., A. Abdullah, Taryono, dan E. A. Hadad. 1991. Jenis-jenis tanaman jahe. Edisi Khusus Littro. VII: 7 – 10.

Supriadi, 2006. Pengaruh OPT Utama terhadap Penurunan Mutu Benih Rimpang. Makalah disampaikan pada Workshop Penyusunan dan Penyempurnaan Standar Mutu Benih Hortikultura, Hotel Horison Bandung, 6 – 9 Juni 2006. Direktorat Perbenihan dan sarana Produksi, Direktorat Jenderal Hortikultura

Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada Univ Press. Yogyakarta.

Semangun, H. 1992. Host Index of Plant Diseases in Indonesia. Gadjah Mada Univ Press. Yogyakarta.

Sheela, M.S., H. Bai, T. Jiji dan K.J. Kuriyan. 1995. Nematodes Associated with Ginger Rhizosphere and Their Management in Kerala. Pest Manage. in Hort. Ecosys., Vol. 1 (1): 43 – 48.

Siswanto, D. Wahyuno, D. Manohara, Desmawati, S. Rhamadani, D.A. Sianturi, R. Karyatiningsih dan L.S. Utami. 2009. Sebaran Hama dan Penyakit Tanaman Jahe di tiga Propinsi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pengendalian Terpadu Organisme Pengganggu Tanaman Jahe dan Nilam. Bogor, 4 November 2008. BALITTRO. Badan Litbang Pertanian. Hal: 39 – 48.

Soesanto, L., Sudharmono, N. Prihatiningsih, A. Manan, E. Iriani dan J. Pramono. 2003. Penyakit Busuk Rimpang Jahe di Sentra Produksi Jahe Jawa Tengah: 1. Identifikasi dan Sebaran. Tropika, 11: 107 – 220.

Supriadi, J.G. Elphinstone dan S.Y. Hartati. 1995. Detection of Latent Infection of Pseudomonas solanacearum in Ginger Rhizomes and Weeds by Indirect ELISA. Journal of Spice and Medicinal Crops,Vol. 3 (2): 1 – 4.

Supriadi, S. Y. Hartati, Makmun, dan N. Karyani. 2008. Aktivitas biologi formula minyak atsiri cengkeh–kayumanis terhadap Ralstonia solanacearum pada jahe. Prosiding Seminar Nasional Pengendalian terpadu Organisme Pengganggu Tanaman Jahe dan Nilam.Bvogor 4 November.p: 55-60.

Supriadi. 1994. Characteristic of Pseudomonas solanacearum from ginger. Simposium Tanaman Industri II. Cipayung, 21-23 November 1994: 7 p.

Vilsoni, F., Mc Clure dan L.D. Butler. 1979. Occurrence, Host Range and Histopathology of Radopholus similes in Ginger (Zingiber officinale Rosc.). Plant Disease Report,Vol. 60: 417 – 420.

Wahyuno, D. dan D. Manohara. 2002. Phakopsora elletariae Penyebab Karat Daun pada Zingiber cassumunar dan Kisaran Inangnya. Prosiding PFI. Kongres Nasional XVII dan Seminar Ilmiah. Bandung, 6 – 8 Agustus 2003. Hal:

Wahyuno, D., D. Manohara, Supriadi. 2009. Pengendalian bercak daun jahe. Laporan Teknis Balittro (tidak dipublikasi).

Williams, K.J.O. 1980. Plant Parasitic Nematodes of the Pasific. UNDP/FAO-SPEC Survey of Agricultural Pests and Diseases in the South Pasific.

Supriadi. 2000. Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) pada Tumbuhan Obat dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 19 (1): 17 – 32.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ