STUDI TERHADAP Bellucia pentamera NAUDIN; PERUBAHAN STATUS INVASIF MENJADI BERMANFAAT LARVASIDA
Abstract
Berasarkan peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P94/MENLHK/SETJEN/KUM1/12/2016, spesies Bellucia pentamera tergolong invasif yang dibawa ke Indonesia dari Amerika Latin dan tentunya perlu diawasi. Pada kenyataannya, jenis yang termasuk dalam family Melastomataceae ini, tumbuh di Kalimantan, Jawa Barat serta Sumatra bagian selatan, buahnya dimakan penduduk terutama anak-anak, dan sebagian pohonnya ditanam. Penggalian terhadap potensi sebagai obat anti cacing dan anti jamur pada mulut telah dilakukan di luar negeri. Laboratorium Ekologi Tumbuhan Universitas Sriwijaya, juga telah menemukan bahwa ekstrak daun dapat menghalangi pertumbuhan bakteri Staphilococcus aureus dan Escheria coli. Penelitian terdahulu di laboratorium yang sama, juga mendapatkan sebaran B. pentamera merata di daerah tingkat dua Sumatera Selatan, buahnya mengandung 3,550 mg/100 g vitamin C (berpotensi obat flu/demam) serta pengujian organoleptik membuktikan sayur buah muda dikategorikan enak oleh 40% responden, dan dirasakan sebagai serasa sayur biasa oleh 60% lainnya. Pemanfaatan ekstrak metanol daun untuk larvasida diujikan pada bulan Juni-Juli 2017 di labor dinas kesehatan Baturaja, ternyata konsentrasi ekstrak 3% dapat membunuh 17,5% larva Aedes aegypti selama 24 jam percobaan; dan 37,5% mortalitas untuk 48 jam perlakuan. Studi perkecambahan biji juga dilakukan di rumah percobaan laboratorium ekologi tumbuhan, dengan menghacurkan buah ranum dengan jemari, lalu mengeringkannya di rumah percobaan yang suhunya mencapai lebih 30 oC di siang hari selama 10 hari, lalu dikecambahkan di dua medium, tissue basah dalam cawan petri dan tanah basah dalam polybag. Setelah tiga minggu, ternyata biji-biji B. pentamera belum berkecambah. Perkecambahan baru berhasil setelah biji ditempatkan pada medium kertas tissue yang dijaga selalu basah dalam cawan petri tertutup selama lebih dari delapan minggu.
ABSTRACT
Bellucia pentamera is a species of plant fall into family Maleastomataceae. It is native to Central America and spreaded to Indonesia at last century. Regulation of Minister of Environmental and Forestry of Indonesia, number P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 12/2016 said that these species is characterized as invasive and need to manage and control. This tree species could be found in West Java, West Kalimantan, Malaysia and Jambi. Investigation on the potency for antibacterial has been done and shows that leaves extract was effective to kill Staphilococcus saureus and Escheria coli colony with teens mm growth inhibition. Some treatment had been done to increase the value of B. pentamera fruit, become tasty; cooked as vegetable sauted and soup, mix with nut and red sugar as rujak, and grinded with chilie as sambel. As far as tested; it is delicious. Experiment of leaves extract to Aedes aegypti was done and it is showed the potency. Mortality of larva reach 17.5% for 3.0% extract concentration after 24 hours treatment, and 37.5% after 48 hours treatment. Trying for germination of fresh seeds in coverage petri dish found success gerimated seeds after 8 weeks.
Full Text:
PDFReferences
Andriani, L. dan N.S. Yulianis. 2015. Uji Aktivitas Larvasida terhadap Larva Culex sp. dan Aedes sp. dari Ekstrak Daun Alpukat. Prosiding Seminar Nasional & Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi & Klinik 5”. Pa dang, 6 – 7 November 2015. Hal: 97 – 102.
Anggriani. 2010. Uji Larvasida Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga S.W.) terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti. Dalam. Minarni, E., T. Armansyah dan M. Hanafiah. 2013. Daya Larvasida Ekstrak Etil Asetat Daun Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Medikal Veterinaria, Vol. 7 (1): 27 – 29.
Dahlia, Ibrohim, dan S. Mahanal. 2016. Pemanfaatan Potensi Hutan Wisata Baning sebagai Sumber Belajar Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di SMP. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pascasarjana UM, Vol. 1: 873 – 886.
de Kok, R.P.J., M. Briggs, D. Pirnanda, dan D. Girmansyah. 2015. Identifying Targets for Plant Coservation in Harapan Rainforest, Sumatra. Tropical Conservation Science, Vol. 8 (1): 28 – 32.
Kudo, Y., Z. Mutaqien, H. Simbolon, dan E. Suzuki. 2014. Spread of Invasive Plants along Trails in Two National Parks in West Java, Indonesia. Tropics, Vol 23 (3): 99 – 110.
Lisqorina. 2014. Uji Aktifitas Ekstrak Etanol Daun Senggani (Melastoma malabatricum L.) sebagai Larvasida Aedes aegypti. Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Lyaningsih, 2004, Taksikologi Dasar. Dalam. Rahayu, D. 2007. Uji Aktivitas Larvasida Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasminum Sambac (L.)ait) terhadap Daya Bunuh Larva Nyamuk Aedes aegipty Instar III. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Martins, R.T.D.M.C., A.K.P. Borges, A.M. Armiato, dan R.S. Pimenta. 2016. Antimicrobial and Phytotoxicity Activities of Aquaeus Crude Extract from the Amazonian ethnomedical Plant Bellucia grossularioides (L) Triana. J Medical Plants Research, Vol. 10 (10): 130 – 138.
Muhelni, L., H. Herwina dan Dahelmi. 2016. Stratificatin of Fruit Feeding Butterflies at a Conservation Forest of Oil Palm Plantation in West Sumatra, Indonesia. Journal of Entomology and Zoology Studies, Vol. 4 (4): 535 – 540.
Qurbany, Z.T. 2015. Uji Efektifitas Ekstrak Ethanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai Larvasida Aedes aegypti (L.). Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Lampung.
Renner, S.S. 1986. Reproductive Biology of Bellucia (Melastomataceae). Acta Amazonica, Vol. 16: 197 – 208.
Salni dan Y. Sari. 2017. Uji Aktifitas Antibakteri Fraksi dan Senyawa Aktif Ekstrak Daun Kardia (Bellucia pentamera Naudin) Terhadap Escheria coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Departemen Biologi. FMIPA. Universitas Sriwijaya. Indralaya. (Tidak dipublikasi).
Serna, D.M.O. dan J.H.I. Martinez. 2015. Phenolics and Polyphenolics from Melastomataceae Species. Molecules, Vol. 20 (10): 17818 – 17847.
Slik, F. 2016. Bellucia pentamera Naudin. Ann. Sci. Nat. ser., 3; 6; 105.
Suyanto F. 2009. Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Larva Aedes aegypti L. Dalam. Haditomo, I. 2010. Efek Larvasida Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap Aedes aegypti L. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
WHO. 2005. Guideline For Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvacide. World Health Organization. Communicable Disease Control, Prevention and Eradication. WHO Pesticide Evaluation Scheme.
Refbacks
- There are currently no refbacks.