RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PENGURANGAN DOSIS PUPUK ANORGANIK

Amelinda Puspitasari, Elfarisna Elfarisna

Abstract


Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia. Kedelai memiliki banyak produk-produk olahan yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tempe, tahu, kecap, dan tauco. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Grobogan dengan penambahan pupuk organik cair (POC). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 - Maret 2017 di kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan: P0 (pupuk anorganik 100%); P1 (Multitonik® 50 ml/tanaman + pupuk anorganik 50%); P2 (Multitonik® 100 ml/tanaman + pupuk anorganik 50%); P3 (Multitonik® 150 ml/tanaman + pupuk anorganik 50%); dan P4 (Multitonik® 200 ml/tanaman + pupuk anorganik 50%). Pupuk cair organik cair yang digunakan adalah Multitonik®, sedangkan dosis pupuk anorganik yang digunakan yaitu: Urea 0,38 g/tanaman; SP36 0,5 g/tanaman; dan KCl 0,5 g/tanaman. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, persentase polong bernas, berat kering biji dan berat 100 biji. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan pupuk anorganik 100% tanpa penambahan pupuk organik cair memberikan hasil tercepat pada umur berbunga. Penggunaan dosis pupuk organik cair 150 ml + pupuk anorganik 50% memberikan nilai tertinggi untuk tinggi tanaman, jumlah polong dan berat 100 biji, sedangkan untuk penambahan dosis pupuk organik cair 200 ml + pupuk anorganik 50% memberikan nilai tertinggi untuk jumlah cabang, persentase polong bernas dan berat kering biji. Penggunaan dosis pupuk organik cair 150 ml + pupuk anorganik 50% dinyatakan sebagai perlakuan terbaik untuk tanaman kedelai.

ABSTRACT

Soybean (Glycine max L.) is one of the main food commodities in Indonesia. Soybean has many processed to be many products that become the daily needs of the community such as tempe, tofu, soy sauce, and tauco. This study aims to determine response of the growth and production of soybean Grobogan varieties with the addition of liquid organic fertilizer. This research was conducted in December 2016 until March 2017 in experimental field of Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta, using Randomized Complete Block Design (RCBD) with five treatments. P0 (100% inorganic fertilizer); P1 (50 ml/plant Multitonik® + 50% inorganic fertilizer); P2 (100 ml/plant Multitonik®+ 50% inorganic fertilizer); P3 (150 ml/plant Multitonik® + 50% inorganic fertilizer); and P4 (200 ml/plant Multitonik® + 50% inorganic fertilizer). Liquid organic fertilizer used was Multitonik® and the dose of inorganic fertilizer used were 0,38 g/plant Urea; 0,5 g/plant SP36; and 0,5 g/plant KCl. The parameters observed were plant height, number of branches, flowering age, number of pods per plant, percentage of pods, dry weight of seed and weight of 100 seeds. The results of this study showed that the use of inorganic fertilizer 100% without the addition of liquid organic fertilizer gives fast results at flowering age. Addition of 150 ml/plant liquid organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer have highest values for plant height, number of pods and weight 100 seeds. Whereas for addition of 200 ml/plant liquid organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer give highest value for the number of branches, the percentage of pods and dry weight of seeds. The Addition of 150 ml/plant liquid organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer was expressed as the best treatment for soybean crop.

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Tanaman Kedelai di Indonesia tahun 2015. http://www.bps.go.id/site/result Tab. (Diakses pada 9 November 2016)

Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh. 2009. Budidaya Tanaman Kedelai. http://13-brosur kedelai.pdf. (Diakses pada 9 November 2016).

Danapriatna, N. dan E.A. Hasyim. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Sampah Kota dan Gliocladium sp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabe (Capsicum annum L.) pada Ultisol Asal Bekasi. CEFARS: Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, Vol. 2 (2): 13 – 22.

Dhani, H., Wardati., dan Rosmini. 2014. Pengaruh Pupuk Vermikompos pada Tanah Inceptisol Terhadap Pertum-buhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal Online Mahasiswa, Vol. 1 (1): 1 – 11.

Djasmara, M. 2007. Peningkatan Produktivitas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit yang Dipupuk dengan N, P, dan K dan Pupuk Hayati pada Inceptisols di Jelekong, Bale Endah, Bandung. Prosiding Simposium Peran Agronomi dalam Peningkatan Produksi Beras dalam Program Ketahanan Pangan, Tinjauan Masa Lalu dan Perspektif Masa Depan. Kongres IX Peragi. Bandung, 15 – 17 November 2007. Hal 101 – 104.

Dobermann, A. dan T.H. Fairhust. 2000. Rice: Nutrient Disorders & Nutrient Management. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash & Phosphate Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute (IRRI). Oxford Graphic Printers Pte Ltd.

Elfarisna. 2013. Pengaruh Pengurangan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Prosiding. Loka Karya Nasional dan Seminar Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia. Bogor 2 - 4 September 2013. Hal: 1 – 8.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Koswara, S. 2006. Isoflavon, Senyawa Multi-manfaat dalam Kedelai. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30646/www.ebookpangan.com%20ARTIKELI%20SOFLAVON,%20ZAT%20MULTI%20MANFAAT%20%20DALAM%20KEDELAI.pdf;jsessionid=CEDD77219D2BDC31763F3DCE2BC3ACD2?sequence=1 (Diakses pada 1 Desember 2016).

Lingga, P., dan Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

_______. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nasaruddin dan Rosmawati. 2010. Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Hasil Fermentasi Daun Gamal, Batang Pisang dan Sabut Kelapa terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal Agrisistem, Vol. 7 (1): 29 – 37.

Nopiani, D. 1995. Pengaruh Pemberian Kasting dan Pupuk Daun Bayfolan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) CV. Hot Beauty. Cit. Fahmi, R. Z. 2016. Pengurangan Dosis Pupuk NPK dan Pemangkasan Pucuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta.

Parman S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. 15 (2): 21 – 31.

Parnata, A.S. 2004. Mengenal Lebih Dekat PupukOrganik Cair, Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Suryawaty, H. 2014. Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kandang Ayam Berpengaruh Kepada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.). Jurnal Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Sutedjo, M.M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Zahrah, S. 2011. Respon Berbagai Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) terhadap Pemberian Pupuk NPK Organik. J. Teknobiol. 2(1): 65 – 69.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ