RESPON PERTUMBUHAN EKSPLAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS AP-4 TERHADAP MANITOL SEBAGAI MEDIA KONSERVASI SECARA IN VITRO
Abstract
Kebutuhan tanaman kentang semakin meningkat namun produksinya semakin menurun. Produktifitas kentang sangat tergantung kepada kualitas benih kentang yang bebas patogen. Penggunaan manitol sebagai osmoregulator terhadap benih kentang dapat dilakukan secara in vitro yang mampu mendapatkan kultur yang bebas virus serta memiliki potensi yang besar untuk konservasi plasma nutfah. Penelitian ini bertujuan mengetahui interaksi antara konsentrasi manitol dan penggunaan jenis bagian eksplan yang menghambat pertumbuhan planlet kentang sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Penelitian dilaksanakan bulan Januari sampai bulan Mei 2017 di Laboratorium Mikropropagasi Balai Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong. Penelitian menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial. Faktor pertama perlakuan media MS + Manitol pada taraf 0, 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 g.L-1. Faktor kedua penggunaan jenis bagian eksplan pucuk dan buku ke-2. Pemberian perlakuan konsentrasi manitol 60 g.L-1 memberikan laju penghambatan yang optimum dengan menekan pertumbuhan tinggi planlet 58.77%; jumlah daun 60.77%; panjang akar 20.39%; dengan masa penyimpanan 3 bulan.
ABSTRACT
Needs of potato crops are increasing but production is declining. Potato productivity is highly dependent on the quality of potato-free potato seeds. The use of mannitol as osmoregulator against potato seed can be done in vitro which is able to get a virus free culture and has great potential for germplasm conservation. The aim of this research is to know the interaction between mannitol concentration and the use of eksplan type which inhibits the growth of potato plantlet so it can be stored for long time. The study was conducted from January to May 2017 at the Biotechnology Micropropagation Laboratory, BPPT PUSPIPTEK Serpong. The research used the method of Randomized Complete Group Design (RKLT) factorial. The first factor was MS + Manitol media treatment at 0, 20, 40, 60, 80, 100 and 120 g.L-1 levels. The second factor is the use of the type of shoot part eksplan and the second node. The treatment of mannitol concentration 60 g.L-1 gave the optimum rate of inhibition by suppressing the growth of plantlet height 58.77%; the amount of leaf 60.77%; root length of 20.39%; with a storage period of 3 months.Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang. 2012 – 2015. http://bps.go.id. (diakses pada 27 Januari 2017).
Centro Internacional de la Papa (CIP). 2013. Facts and Figures. http://cipotato.org/potato/facts. (diakses pada 27 Januari 2017).
Deguchi, M., Y. Koshita, M. Gao, R. Tao, T. Tetsumura, S. Yamaki dan Y. Kanayama. 2004. Engineered Sorbitol Accumulation Induces Dwarfism in Japanese persimmon. J. Plant Physiol, Vol. 161 (1): 1177 – 1184.
Dewi, I.S., G. Jawak, I. Roostika, M. Sabda, B. S. Purwoko, dan W.H. Adil. 2010. Konservasi In Vitro Tanaman Jeruk Besar (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Kultivar Srinyonya Menggunakan Osmotikum dan Retar. Jurnal AgroBiogen edisi 6 hal 84-90.
Dewi, I.S., G.S. Jawak, B.S. Purwoko, dan M. Sabda. 2014. Respon Pertumbuhan Kultur In Vitro Jeruk Besar (Citrus maxima (Burm.) Merr.) cv. Nambangan terhadap Osmotikum dan Retardan. Jurnal Hortikultura. Indonesia, Vol. 5 (1): 21 – 28.
Dewi, N. 2002. Perbanyakan dan Pelestarian Plasma Nutfah Talas (Colocasia esculenta (L.) Schot) Secara In Vitro. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Dewi, N., I.S. Dewi, dan I. Roostika. 2014. Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro untuk Konservasi Plasma Nutfah Ubi-Ubian. Jurnal AgroBiogen, Vol. 10 (1): 34 – 44.
Dodds, J.H. dan L.W. Roberts. 1985. Experiments in Plant Tissue Culture. 2nd Edition. Cambridge University Press. Cambridge. UK.
Jawak, G. 2008. Konservasi Plasma Nutfah Jeruk Besar secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Karjadi, A.K. 2016. Kultur Jaringan dan Mikropropagasi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L). Iptek Tanaman Sayuran, No. 008, Maret 2016. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Laisina, J.K.J. 2009. Pelestarian secara In Vitro Melalui Pertumbuhan Minimal pada Beberapa Genotipe Ubi Jalar (Ipomea batatas (L) Lam). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Molla, M.M.H., K.M. Nasiruddin., M. Al-Amin, D. Khanam dan M.A. Salam. 2011. Effect of Growth Regulators on Direct Regeneration of Potato. International Conference on Environment and Industrial Innovation, Vol. 12: 205 – 210.
Muhammad, H., Armiati dan W. Dewayani. 2003. Jeruk Keprok Selayar dan Upaya Pelestariannya. http://www.pustakadeptan.go.id/publication/p3223031. pdf. (diakses pada 4 Febuari 2017).
Roostika, I., N. Sunarlim, dan V.N. Arief. 2005. Teknik Penyimpanan Kentang Hitam secara In vitro. Buletin Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 24 (1): 46 – 52.
Santoso, U. dan F. Nursadi. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Publikasi Terbitan Univeritas Muhammadiyah Malang. Malang.
Setyarini, D. 2009. Pengaruh Variasi Konsentrasi Polivinilpirolidon sebagai Bahan Pengikat dan Manitol sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Fisik dan Respon Rasa Tablet effervescent Ekstrak Tanaman Ceplukan (physalis angulata l.). Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumarjan dan A.F. Hemon. 2009. Efektivitas Polietilena Glikol dan Manitol sebagai Agens Penyeleksi In Vitro untuk Cekaman Kekeringan terhadap Pertumbuhan Embrio Somatik Kacang Tanah. Crop Agro, Vol. 2(1): 30 – 36.
Sumaryono. 2016. Konservasi In Vitro Plasma Nutfah Tumbuhan. Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry.
https://www.iribb.org/index.php?option=com_content&view=article&id=306:konservasi-in-vitro-plasma-nutfah-tumbuhan&catid=9:artikel&Itemid=58 (Diakses pada 4 Maret 2017).
Tambunan, I.R. 2003. Studi Penyimpanan Kultur In Vitro Ubi Jalar (Ipomea batatas (L) Lam) secara Kriopreservasi. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.