PENGARUH PROSENTASE WINDOWS-TO-WALL RATIO (WWR) TERHADAP KUALITAS KESEHATAN PENGHUNI. STUDI KASUS: RUMAH PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI KEBUMEN

Anggana Fitri Satwikasari

Abstract


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sangat cepat menyebar melalui media udara dan kontak langsung dengan penderita. Langkah preventif untuk menekan pertumbuhan prevalensi TB di Indonesia harus ditingkatkan, salah satunya dengan meningkatkan kualitas sistem bangunan rumah. Pada penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa efek yang ditimbulkan oleh buruknya kualitas sistem bangunan rumah akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kualitas kesehatan manusia, seperti yang dibuktikan dari banyaknya temuan kasus TB di dalam sebuah rumah yang memiliki sistem pencahayaan buruk (Adrial, 2006; Supriyono, 2003; Rochendy, 2002; Budiyono, 2003; Kustijadi, 2001). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara salah satu faktor kualitas sistem bangunan, yang difokuskan kepada salah satu variabel penilaian kualitas sistem pencahayaan bangunan sebagai faktor fisik yaitu prosentase rasio perbandingan luas ventilasi cahaya dengan luas lantai atau Windows-to-Wall Ratio (WWR), dengan kualitas kesehatan penghuni, yang diukur dari lama seorang pasien menderita TB per bulan April 2014. Penilaian variabel-variabel pada faktor fisik lingkungan dilakukan dengan metode survey dan pengukuran langsung  pada hunian yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dari data pasien BP4, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode korelasi bivariat dan regresi bivariat. Hasil analisis korelasi antara kedua variabel tersebut juga menunjukkan nilai r sebesar -0.33 yang mengindikasikan ada hubungan antara kedua variabel tersebut, walaupun sifatnya bukan hubungan sebab-akibat. Hasil analisis regresi antara variabel prosentase WWR dengan kategori prevalensi TB menunjukkan angka 0.11. Dari kedua hasil tersebut dapat diartikan bahwa variabel WWR memiliki sifat yang berkebalikan dengan prevalensi TB, semakin kecil prosentase WWR,  jumlah sinar masuk ke dalam bangunan juga semakin sedikit, dan prevalensi TB semakin meningkat.


Full Text:

PDF

References


Adrial. 2006. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian TB Paru BTA+ di Kota Batam. Tesis Universitas Indonesia.

Berita Kebumen. 2014. 4.700 Warga Kebumen Idap Penyakit TB. http://www.beritakebumen.info/2014/06/4700-warga-kebumen-idap-penyakit-tb.html [diakses pada tanggal 7 Juli 2014]

Canadian Tuberculosis Committee ACS. 2007. Housing Conditions That Serve As Risk Factors For Tuberculosis Infection And Disease http://www.phac-aspc.gc.ca/publicat/ccdr-rmtc/07vol33/acs-09/index-eng.php Canada Communicable Disease Report Volume 33. [diakses pada tanggal 24 Maret 2014]

Fatimah, Siti. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kabupaten Cilacap. Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.

Frick, Heinz. 2006. Arsitektur Ekologis. Penerbit Kanisius: Semarang.

Frick, Heinz. 2007. Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Penerbit Kanisius: Semarang.

Frick, Heinz. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit Kanisius: Semarang.

Gordon, John. Linch, Charles. 1916. Bovine Tuberculosis.

Guzowski, Mary . 2000. Daylighting in Sustainable Architecture. The McGraw-Hill Companies,Inc:US

Hwang, Taeyeon; Kim, Jeong Tai (2011) : Effects of Indoor Lighting on Occupants’ Visual Comfort and Eye Health in a Green Building. Indoor Built Environment Journal.

Kadir, Abdul. 2012. Hubungan Aspek Fisiologis Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sambutan Tahun 2012. http://kadir-semantik.blogspot.com/2012/12/hubungan-aspek-fisiologis-rumah-dengan.html (22/04/13)

Kamali, Nehzat Jalal dan Abbas, Mohamed Yusoff. 2011. Healing Environment: Enhancing Nurses’ Performance through Proper Lighting Design. Centre for Environment-Behaviour Studies (cE-Bs) , Faculty of Architecture, Planning & Surveying (FAPS). Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia.

Kamali, Nehzat Jalal dan Abbas, Mohamed Yusoff (2012) : Healing Environment: Enhancing Nurses’ Performance through Proper Lighting Design. Procedia - Social and Behavioral Sciences Journal vol. 35.

Kim, Gon dan Kim, Jeong Tai (2010) : Healthy-daylighting design for the living environment in apartments in Korea. Building and Environment Journal vol. 45.

Kristianto, Wirawan (2010) : Tentang Rumah Sehat. http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=3049&catid=2&. P2KP [diakses pada tanggal 23 Maret 2014]

Kumar, Ranjit (2005) : Research Methodology. SAGE Publications Ltd: London.

Lechner, Norbert (1991) : Heating, Cooling, Lighting. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Lee, Tang G (1996) : Vital Signs. Health and the built environment: Indoor Air Quality. The Faculty of Environmental Design, The Universitu of Calgary: Canada

Mazria, Edward (1979) : The Passive Solar Energy Book. Rodale Press

Nurhidayah , Ikeu et al (2007) : Hubungan Antara Karakteristik Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis (Tb) Pada Anak Di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung.

Ottis, Tiffany; Reinhart, Christoph. (2009) : A Design Sequence for Diffuse Daylighting, Daylighting Rules of Thumb. Harvard University Graduate School of Design.

Pechacek, Christopher S (2008) : SPACE, LIGHT, AND TIME: Prospective analysis of circadian illumination for health-based daylighting with applications to healthcare architecture. Massachussetts institute of Technology. Thesis of Virginia Polytechnic Institute.

Rosiana, Anggie Mareta (2012) : Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes Journal of Public Health.

Sagita, Dessy (2014) : TB Still Major Health Concern in Indonesia. http://www.thejakartaglobe.com/news/tb-still-major-health-concern-indonesia/. The Jakarta Globe [diakses pada tanggal 24 Maret 2014]

Satwikasari, Anggana Fitri. 2015. Penilaian Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman Yang Berpengaruh Terhadap Prevalensi Tuberkulosis (TB). Studi Kasus: Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tesis Magister Arsitektur ITB.

Setyowati, Erni; Setioko, Bamban. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset dan Statistik, Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. UPT UNDIP Press Semarang.

Sugiarto, Agus. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru BTA pada Penghuni Rumah Kebun, Bengkulu. Tesis Universitas Indonesia.

Supriyono, Didik. 2003. Lingkungan Fisik Rumah Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Penyakit TB Paru BTA+ di Kabupaten Bogor. Tesis Universitas Indonesia.

Suyatno. Studi Etnografi Terfokus pada Penyakit Tuberculosis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Tobing, Tonny Lumban. 2008. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah Terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru pada Keluarga Di Kabupaten Tapanuli Utara. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Tobing, Tony Lumban. 2008. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah Terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru pada Keluarga di Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis Universitas Sumatera Utara.

Todar, K. 2009. Mycobacterium tuberculosis and Tuberculosis. http://www.textbookofbacteriology.net/tuberculosis.html [diakses pada tanggal 20 April 2013].


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


==============================================================================================================

Prosiding SEMNASTEK Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27
Jakarta Pusat 10510
T. 021.4256024, 4244016 / F. 021.4256023

ISSN : 2407 – 1846
e-ISSN : 2460 – 8416

==============================================================================================================

Powered by Puskom-UMJ