Penerapan Metode Six Sigma dan FMEA Sebagai Usaha untuk Menggurangi Cacat pada Produk Bracket

Muhammad Rifaldi, Wiwik Sudarwati

Abstract


Kualitas produk merupakan faktor kunci dalam industri manufaktur. Salah satu industri manufaktur yang berkomitmen terhadap peningkatan kualitas produk adalah PT.TII (PT. Toso Industry Indonesia). Saat ini perusahaan menghadapi permasalahan tingkat
cacat pada produk bracket yang melebihi standar yang ditetapkan yaitu 2%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan penelitian dengan metode yang dapat mengurangi tingkat cacat pada produk bracket. Six Sigma adalah metode yang
berfokus pada pengendalian kualitas dengan tujuan mencapai cacat sekecil mungkin, sementara FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kegagalan dalam proses
produksi. kombinasi Six Sigma dan FMEA dapat menjadi strategi efektif dalam pengendalian kualitas dan peningkatan proses produksi di industri manufaktur bracket. Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,Control) dari Six Sigma yang mengidentifikasi beberapa faktor penyebab cacat. Selanjutnya, FMEA diterapkan untuk mengevaluasi risiko dan prioritas perbaikan yang
diperlukan. Usulan perbaikan diberikan sebagai upaya untuk penurunan jumlah cacat pada produk braket.
Kata kunci: Cacat produk, Six Sigma, FMEA


Full Text:

PDF

References


Antony, J. (2006). Six sigma for service

processes. Business Process Management

Journal, 12(2), 234–248.

https://doi.org/10.1108/146371506106575

Dasgupta, T. (2003). Using the six-sigma metric

to measure and improve the performance of

a supply chain. Total Quality Management

and Business Excellence, 14(3), 355–366.

https://doi.org/10.1080/147833603200004

Efendik, A., & Hariastuti, N. L. P. (2018).

Pengendalian Kualitas produk Dengan

Pendekatan Six Sigma dan Serta Seven

Tools Sebagai Usaha PengurNGn

Kecacatan Produk Pada CV. Prima Perkasa. Seminar Nasional Sains Dan

Teknologi Terapan VI, 351–356.

Harry, M. j. (1998). Six Sigma Breakthrough.

https://www.quality-assurancesolutions.

com/Six-Sigma.html

Jones, E. C., Parast, M. M., & Adams, S. G.

(2010). A framework for effective Six

Sigma implementation. Total Quality

Management and Business Excellence,

(4), 415–424.

https://doi.org/10.1080/147833610036067

Kwak, Y. H., & Anbari, F. T. (2006). Benefits,

obstacles, and future of six sigma

approach. Technovation, 26(5–6), 708–

https://doi.org/10.1016/j.technovation.200

10.003

Linderman, K., Schroeder, R. G., Zaheer, S., &

Choo, A. S. (2003). Six Sigma: A goaltheoretic

perspective. Journal of

Operations Management, 21(2), 193–203.

https://doi.org/10.1016/S0272-

(02)00087-6

Pyzdek, T., & Keller, P. A. (2010). The Six

Sigma Handbook.

Rusmiati, E. (2012). Penerapan Fuzzy Failure

Mode and Effect Analysis ( Fuzzy FMEA )

Dalam Mengidentifikasi Kegagalan Pada

Proses Produksi di PT Daesol Indonesia.

Jurnal Teknologi Dan Manajemen, 10(3),

–21.

Snee, R. D. (2003). Leading Six Sigma: a stepby-

step guide based on experience with GE

and other Six Sigma companies. Ft Press.

Stamatis, Diomidis H. Failure mode and effect

analysis. Quality Press, 2003.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


==============================================================================================================

Prosiding SEMNASTEK Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27
Jakarta Pusat 10510
T. 021.4256024, 4244016 / F. 021.4256023

ISSN : 2407 – 1846
e-ISSN : 2460 – 8416

==============================================================================================================

Powered by Puskom-UMJ