ANALISIS TAPAK LANSKAP WISATA CURUG CIPEUTEUY SEBAGAI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Authors

  • Dimas Muhammad Thoifur Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Daisy Radnawati Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Ray March Syahadat Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Priambudi Trie Putra Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Anendawaty Roito Sagala Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Shinta Pertiwi Institut Sains dan Teknologi Nasional
  • Ridwansyah Trisnanda Putra Institut Sains dan Teknologi Nasional

Abstract

Taman Nasional Gunung Ciremai sebagai salah satu taman nasional yang ada di Indonesia memiliki 30% area zona pemanfaatan. Oleh masyarakat setempat, area zona pemanfaatan ini dikelola secara swadaya dan diperuntukan sebagai tempat wisata. Salah satu area yang dikembangkan yaitu area Curug Cipeteuy. Sejauh ini, pengembangan area wisata di zona tersebut belum memiliki perencanaan yang matang sesuai tahapan perencanaan lanskap pada umumnya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tapak agar dapat digunakan sebagai data dasar dalam proses perencanaan lanskap wisata. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi literatur. Data dianalisis secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif. Konsep yang direkomendasikan yaitu area lanskap wisata Curug Cipeteuy yaitu penerapan konsep selaras alam karena berdasarkan hasil analisis scenic beauty estimation (SBE), sebanyak 88,9% area memiliki kualitas visual yang tinggi karena keasriannya. Dalam perencanaan tata hijau, tidak diperkenankan mengintroduksi vegetasi dari luar untuk menjaga sistem ekologi di dalamnya. Material yang direkomendasikan yaitu material-material yang ketersediaanya ada dalam tapak atau tidak jauh dari tapak untuk mendukung konsep selaras alam. Material-material tersebut antara lain kayu pinus, bambu, batu kali, dan batu andesit.

References

Anindisa, M., Basuni, S., & Sunarminto T. 2017. Stakeholder Pengelolaan Wisata Alam SPTN Wilayah II Majalengka Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Media Konservasi, 22(3): 230-241.

Arifin, D., Wasman, & Fitriani. 2017. Dampak Objek Wisata Curug Cipeuteuy Terhadap Sosial Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah di Desa Bantaragung. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam, 2(2): 240-250.

Bodnár, R.K. (2011). Tourist Aspects of Assessing Landscape Change. GeoJournal of Tourism and Geosites, 7(1): 39-50.

Daniel, C & Boster, R.S. 1976. Measuring Landscape Aesthetic: The Scenic Beauty Estimation Method. New Jersey: USDA.

Syahadat, R.M., Putra, P.T., & Patih, T. 2017a. Meningkatkan Keindahan Arsitektural Jembatan Surya Lembayung Kebun Raya Bogor dengan Tanaman Lanskap. Jurnal Arsitektur Lansekap, 3(1): 23-31.

Syahadat, R.M., Putra, P.T., Nuraini, Nailufar, B., & Makhmud, D.F. 2017b. International Tourist Preference Of Lodok Rice Field Natural Elements, The Cultural Rice Field from Manggarai – Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 91(2017): 1-4.

Wardiningsih, S., Syahadat, R.M., Putra, P.T., Purwati, R., & Hasibuan M.S.R. 2017. Konsep Perencanaan Tata Hijau Lanskap Sempadan Setu Mangga Bolong sebagai Area Konservasi Tumbuhan Bernilai Ekologis dan Budaya. NALARs Jurnal Arsitektur, 16(2): 135-144.

Yuniarsih, A., Marsono, D., Pudyatmoko, S., & Sadono, R. Pemodelan Sistem Pengusahaan Wisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat. J. Manusia dan Lingkungan, 21(2): 220-231.

Downloads

Published

2018-11-11

Issue

Section

Articles