Pengaruh Penambahan Kitosan Dalam Pembuatan Plastik Biodegradabel dari Rumput Laut Gracilaria sp dengan Pemlastik Sorbitol
Abstract
Plastik merupakan bahan yang selalu dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari, terutama banyak digunakan sebagai kemasan. Saat ini sebagian besar plastik merupakan plastik yang bersifat tidak mudah terurai (nondegradable). Sehingga limbah plastik tersebut akan menumpuk dan mengakibatkan pencemaran pada lingkungan. Untuk mengurangi penumpukkan limbah plastik, dilakukan penelitian pembuatan plastik yang mudah terurai secara alami (plastic biodegradable). Rumput laut merupakan bahan yang dapat dimakan (edible) dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegrable), dan dapat diperbaharui (renewable), sehingga dapat dikatakan lebih ramah lingkungan. Ekstrak rumput laut berjenis Gracilaria sp dapat dijadikan plastik biodegradabel. Penelitian ini bertujuan untuk membuat plastik biodegradabel dari rumput laut Glacilaria sp, dengan penambahan kitosan pada konsentrasi bervariasi 1 – 6 % (m/v). Prosedur penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah mendapatkan ekstrak rumput laut dengan perbandingan rumput laut : aquadest adalah 1 gr : 50 ml. Tahap kedua adalah pembuatan plastik biodegradabel dari ekstrak rumput laut. Sebanyak 50 ml ekstrak rumput laut, pemlastik sorbitol 4 gr dan ditambahkan kitosan yang dilarutkan dalam 100 ml asam asetat 1%. Campuran dipanaskan 70 oC selama 15 menit. Kemudian larutan didinginkan, lalu dicetak, selanjutnya dikeringkan pada temperature 45 oC selama 18 jam. Setelah kering plastik biodegradabel dilepaskan dari cetakan dan dianalisa kuat tarik dan perpanjangan menggunakan alat Universal Testing Instrument (UTI). Hasil yang terbaik pada penambahan kitosann sejumlah 5% (m/v), plastik biodegradabel yang mempunyai sifat kuat tarik 15,26 kg/cm2, dan perpanjangan 5,13%.References
Bahmid, N. A., Syamsu, K., dan Maddu, A. (2014). Pengaruh ukuran serat selulosa asetat dan penambahan dietilen glikol (deg) terhadap sifat fisik dan mekanik bioplastik influence of cellulose acetate fibers size and diethylen glikol (deg) addition on physical and mechanical properties of bioplastics. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 24(3), 226–234
.
Coniwanti, P., Laila, L., dan Alfira, M. R. (2014). Pembuatan Film Plastik
Biodegredabel Dari Pati Jagung dengan Penambahan Kitosan dan Pemplastis Gliserol. Jurnal Teknik Kimia UNSRI, 20(4), 22–30.
Darni, Y., Sitorus, T. M., dan Hanif, M. (2014). Produksi Bioplastik dari Sorgum dan Selulosa Secara Termoplastik. Rekayasa Kimia Dan Lingkungan, 10 (2), 55–62.
Darni, Y., dan Utami, H. (2010). Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat
Mekanik dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum. Rekayasa Kimia Dan
Lingkungan, 7(4), 88–93.
Kusuma, W. I., Santosa, G. W., dan Pramesti, R. (2013). Pengaruh Konsentrasi NaOH yang Berbeda Terhadaap Mutu Agar Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Journal of Marine Research, 2(2), 120–129.
Miller, K. S., & Krochta, J. M. (1997). Oxygen and aroma barrier properties of
edible films: A review. Trends in Food Science and Technology, 8(7), 228–237.
Rani, H. dan Kalsum, N., (2016). Kajian Proses Pembuatan Edible Film dari
Rumput Laut Gracillaria sp . dengan Penambahan Gliserol. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri Lampung 08 September 2016, 219–225.
Selpiana, Taufik Basri, dan Naufal Husnan Bakhtiar. (2015). Sintesa Bioplastik Komposit Limbah Ampas Tahu dan Ampas Tebu dengan Teknik Solution Casting. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia (SNTKI) 2015.
Sousa, A. M. M., Sereno, A. M., Hilliou, L., dan Gonçalves, M. P. (2010).
Biodegradable agar extracted from Gracilaria vermiculophylla: Film
properties and application to edible coating. Materials Science Forum, 636–
,739–744.
Yustinah, Hidayat, N., Alamsyah, R., Roslan, A. M., Hermansyah, H., dan Gozan, M. (2019). Production of polyhydroxybutyrate from oil palm
empty fruit bunch (OPEFB) hydrolysates by Bacillus cereus suaeda B-001.
Biocatalysis and Agricultural Biotechnology, 18.