EKSTRAKSI GARAM MAGNESIUM DARI AIR LAUT MELALUI PROSES KRISTALISASI
Abstract
Indonesia adalah Negara Kepulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia,
mencapai 100.000 km. Garis pantai tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah
produksi garam yang didukung oleh daerah katulistiwa yang memiliki konsentrasi intensitas radiasi
yang tinggi. Komposisi utama garam laut adalah natrium klorida dan banyak dimanfaatkan mulai dari
rumah tangga hingga industri. Selain natrium dan kalsium, salah satu jenis garam yang juga dapat
diproduksi dari air laut adalah magnesium. Magnesium dapat diolah menjadi magnesium karbonat
menggunakan pelarut asam atau alkali dan proses karbonasi. Magnesium karbonat adalah bahan baku
untuk penetral asam lambung, sumber nutrisi magnesium dan pengisi cat sehingga dalam
mendapatkan magnesium dari air laut dibutuhkan proses pemurnian. Dalam penelitian ini,
pembentukan garam akan diamati dengan mengurangi volume air laut dari 2 L menjadi 1 L, 500 ml,
250 ml dan penguapan total dengan proses kristalisasi. Analisa Inductively Coupled Plasma (ICP)
menunjukkan ketika volume air laut berkurang menjadi 1 L, konsentrasi magnesium mencapai 35,14
ppm dari konsentrasi awalnya 15,05 ppm. Analisa X-ray Fluorescence (XRF) menunjukkan
konsentrasi magnesium pada tahap awal 9,36% sedangkan ketika volume air laut diuapkan dari 2 L
menjadi 500 ml, 250 ml dan penguapan total konsentrasi magnesium menjadi 20,36% 18,06% dan
22,59% secara berurutan. Pada pengamatan secara visual dengan mengurangi volume air laut dari 2 L
menjadi 1 L, 500 ml dan 250 ml diperoleh garam bersifat tidak higroskopis tetapi ketika air laut
teruapkan secara total, garam laut bersifat sangat higroskopis. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa
air laut juga dapat menghasilkan garam magnesium.
Kata kunci : Air laut, magnesium, garam laut, kristalisasi
mencapai 100.000 km. Garis pantai tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah
produksi garam yang didukung oleh daerah katulistiwa yang memiliki konsentrasi intensitas radiasi
yang tinggi. Komposisi utama garam laut adalah natrium klorida dan banyak dimanfaatkan mulai dari
rumah tangga hingga industri. Selain natrium dan kalsium, salah satu jenis garam yang juga dapat
diproduksi dari air laut adalah magnesium. Magnesium dapat diolah menjadi magnesium karbonat
menggunakan pelarut asam atau alkali dan proses karbonasi. Magnesium karbonat adalah bahan baku
untuk penetral asam lambung, sumber nutrisi magnesium dan pengisi cat sehingga dalam
mendapatkan magnesium dari air laut dibutuhkan proses pemurnian. Dalam penelitian ini,
pembentukan garam akan diamati dengan mengurangi volume air laut dari 2 L menjadi 1 L, 500 ml,
250 ml dan penguapan total dengan proses kristalisasi. Analisa Inductively Coupled Plasma (ICP)
menunjukkan ketika volume air laut berkurang menjadi 1 L, konsentrasi magnesium mencapai 35,14
ppm dari konsentrasi awalnya 15,05 ppm. Analisa X-ray Fluorescence (XRF) menunjukkan
konsentrasi magnesium pada tahap awal 9,36% sedangkan ketika volume air laut diuapkan dari 2 L
menjadi 500 ml, 250 ml dan penguapan total konsentrasi magnesium menjadi 20,36% 18,06% dan
22,59% secara berurutan. Pada pengamatan secara visual dengan mengurangi volume air laut dari 2 L
menjadi 1 L, 500 ml dan 250 ml diperoleh garam bersifat tidak higroskopis tetapi ketika air laut
teruapkan secara total, garam laut bersifat sangat higroskopis. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa
air laut juga dapat menghasilkan garam magnesium.
Kata kunci : Air laut, magnesium, garam laut, kristalisasi
Full Text:
PDFRefbacks
==============================================================================================================
Prosiding SEMNASTEK Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27
Jakarta Pusat 10510
T. 021.4256024, 4244016 / F. 021.4256023
ISSN : 2407 – 1846
e-ISSN : 2460 – 8416
==============================================================================================================