Hubungan Iklim (Suhu udara dan Kecepatan Angin) dengan Kasus Diare di DKI Jakarta Tahun 2010 - 2014

Authors

  • Ernyasih Ernyasih Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.24853/jkk.12.2.116-120

Abstract

Diare masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi. Tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi dan nomor 5 bagi segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor utama yang menyebabkan diare adalah perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor dan kurang memperhatikan kebersihan makanan. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara iklim (suhu udara dan kecepatan angin) dengan kasus diare di DKI Jakarta tahun 2010 – 2014. Metodologi penelitian ini menggunakan studi ekologi denganmenggunakan data sekunder yang bersumber dari dokumen atau laporan kasus diare dari Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dan data iklim berupa suhu udara dan kecepatan angin dariBMKG Kemayoran dari tahun 2010 – 2014.Analisis data menggunakan analisa deskriptif.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kasus diaretertinggi terjadi pada tahun tahun 2012 yaitu sebesar 246.518 penderita, tertinggi suhu udara tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 28.80Cdantertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.2 knot. Berdasarkan uji statistik didapatkan hasil p value ≥ 0.05,maka tidak ada hubungan antara iklim (suhu udara dan kecepatan angin) dengan kasus diare. Kesimpulan tidak ada hubungan antara iklim (suhu udara dan kecepatan angin) dengan kasus diare.

Author Biography

Ernyasih Ernyasih, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Published

2017-08-18