Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Konsumsi Zat Besi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di SMP Yayasan Pendidikan Islam Bintaro Jakarta Selatan Tahun 2017
Abstract
Setiap tahun semakin banyak remaja yang tidak seimbang dalam mengatur pola makan. Lebih dari seperempat remaja perempuan memiliki berat badan kurang di 11 dari 64 negara dan lebih dari sepertiga remaja putri mengalami anemia di 21 dari 41 negara. Pola konsumsi berhubungan dengan status gizi, konsumsi pangan remaja perlu diperhatikan karena pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga kebutuhan pertumbuhan dan aktivitas juga meningkat. Jika berbagai aktifitas fisik dan pertumbuhan meningkat tidak diimbangi dengan masukan zat gizi yang cukup maka tubuh akan mengalami masalah gizi (Malnutrisi). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan aktivitas fisik, pola makan dengan status gizi pada remaja putri di SMP Yayasan Pendidikan Islam Bintaro Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMP yayasan Pendidikan Islam Bintaro Jakarta Selatan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan febuari sampai April 2018. Populasi pada penelitian ini adalah 260 siswi dengan sampel 76 siswi. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa Responden yang beraktivitas ringan (71,1%), aktivitas sedang (17,1%) dan aktivitas tinggi (11,8%). Pola makan responden yang jarang mengkonsumsi sumber heme (67.1%), sering (32,9%) jarang mengkonsumsi sumber non-heme (59,2%), sering (40,8%), jarang mengkonsumsi penghambat zat besi 63,2%), sering (36,8%), pernah mengkonsumsi suplemen zat besi (2,6%), tidak pernah (97,4%). Status gizi kurang (40,8%), normal (48,7%), lebih (10,5%). Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi (p value 0,298), ada hubungan antara konsumsi sumber zat heme dengan status gizi (p value 0,016), tidak ada hubungan antara konsumsi sumber zat non-heme dengan status gizi (p value 0,627), tidak ada hubungan antara konsumsi penghambat zat besi dengan status gizi (p value 0,762), tidak ada hubungan antara konsumsi suplemen zat besi dengan status gizi (p value 0,130). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi sumber zat heme dengan status gizi (p value 0,016). Zat besi heme akan mempengaruhi status gizi karena zat besi yang berasal dari bahan makanan hewani (zat besi heme) mempunyai tingkat absorpsi 20-30%. Besi heme lebih mudah diserap dan penyerapannya tidak tergantung dengan zat makanan lainnya.
Kata Kunci: Status Gizi, Aktivitas Fisik, Pola Makan, Remaja
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito W. 2015. Psikologi Remaja. Rajawali Pers PT RajaGrafindo Persada
Brown, Judith E. et. al. 2013. Nutrition throught The Life Cycle. Wadsworth: USA
Kementrian kesehatan RI. 2015. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Kemenkes, jakarta.
Arisman. 2010. Gizi dalam daur Kehidupan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Penerbit CV Sagung Seto
Kementrian kesehatan RI. 2013. Riskesdas 2013. Kemenkes, jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo, 2007. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta
Akmal, F, Hilda. 2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Antara Lansia Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Senam Bugar Lansia.
Barasi, M. Marry. 2009. At a Galance Ilmu Gizi. PT gelora Aksara Pratama
Merinta. 2012. Hubungan Body image, Pengetahuan gizi seimbang, dan aktivitas fisik terhadap status gizi mahasiswa poiteknik Kesehatan jayapura.
Brooker C. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: ECG
Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa Profesi Di Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.
Suhardjo. 2003. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Direjen Dikti, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
DOI: https://doi.org/10.24853/jkk.15.1.56-62
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. | |||
View My Stats |