SASTRA DIGITAL DAN KEUNGGULANNYA
Abstract
Sastra digital yang hadir dan muncul pada awal tahun 2000 sudah mewarnai perkembangan sastra Indonesia. Sastra digital muncul seiring dengan berkembangnya teknologi digital di Indonesia. Tujuan penulisan sastra digital ini adalah menjelaskan keunggulan dari sisi penulis, pembaca, dan kaitannya dengan sastra populer. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitif dengan pendekatan kepustakaan. Penulis sastra digital adalah orang yang tidak terikat dengan hirarkhi penerbitan dan tidak memerlukan pengakuan dari redaksi dan editor. Penulisnya berasal dari berbagai kalangan yang memiliki bakat menulis. Pembaca sastra digital adalah orang yang dapat berinteraksi langsung dengan penulis sastra digital melalui media chat dan mailist yang disediakan pada aplikasi. Pembaca sastra digital dapat juga berperan meyumbangkan pemikirannya dalam menciptakan sebuah karya. Selanjutnya, sastra digital merupakan bagian dari sastra popular Indonesia dan berperan mengembangkan sastra Indonesia semakin semarak karena jumlah karya, jumlah pembaca dan jumlah penulis meningkat tajam.
Kata kunci: sastra digital, penulis sastra digital, pembaca sastra digital, sastra populer
Full Text:
PDFReferences
Abrams, M. H. (1971). The Mirror and The Lamp. Oxford University Press.
Cawelti, J. G. (1969). The concept of formula in the study of popular literature. Journal of Popular Culture, 3(3), 381.
Cramer, F. (2016). Post-digital literary studies. MATLIT: Materialidades da Literatura, 4(1), 11–27.
Dresang, E. T., & McClelland, K. (1999). Radical change: Digital age literature and learning. Theory into practice, 38(3), 160–167.
Firmansyah, M. B. (2018). Konseptualisasi Pembelajaran Sastra Digital. Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, 9(1), 21–27.
Fukuyama, M. (2018). Aiming for a new human-centered society. Japan Spotlight, 1, 47–50.
García-Roca, A. (2020). Virtually Digital Reading: The Collective Challenge of Textual Interpretation. Moebio Ribbon, 67, 65–74.
Piorecký, K., & Malínek, V. (2020). Czech Literary Culture in the Post-Digital Era. Porównania, 27(2), 267–288.
Rokib, M. (2017). Dinamika kajian sastra digital di indonesia: sebuah survei awal.
Salam, A. (2002). Posisi Fiksi Populer di Indonesia. Humaniora, 14(2), 201–210.
Septriani, H. (2016). Fenomena Sastra Cyber: Sebuah Kemajuan Atau Kemunduran?(Phenomenon of Cyber Literature: A Progress or Regress?). Seminar Nasional Sosiologi Sastra Di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 1–15.
Sukur, F. M. (2019). Literasi Sastra Digital Remaja Langgas. In Seminar Internasional Riksa Bahasa.
Supriatin, Y. M. (2012). Kritik Sastra Cyber. Jurnal Sosioteknologi, 11(25), 47–54.
Refbacks
- There are currently no refbacks.