PERAN KONSELOR SEBAYA TERHADAP UPAYA BERHENTI MEROKOK DI SMP 219 JAKARTA
Abstract
ABSTRAK
Masa remaja ditandai dengan rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga remaja cenderung mencoba hal-hal baru untuk mencari jati diri tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan. Permasalahan kesehatan yang ada pada remaja di antaranya perilaku merokok. Salah satu upaya yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI untuk mengatasi permasalahan pada remaja yaitu dengan membentuk program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) sejak tahun 2003. Pelaksanaan PKPR melibatkan partisipasi aktif remaja sebagai konselor sebaya, sebagai salah satu mitra petugas kesehatan. Tujuan peneletian ini untuk mengetahui hubungan peran konselor sebaya terhadap perilaku berhenti merokok di SMP 219 Jakarta. Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 68 orang siswa merokok kelas VIII dari hasil smokelizer positif (+) sebagai responden. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan peran konselor sebaya terhadap perilaku berhenti merokok p-value 0,002 < α Nilai OR = 5,115. Adapun konselor sebaya yang efektif membuat keinginan untuk berhenti merokok sebesar 41,2%. Sedangkan peran konselor sebaya yang tidak efektif membuat remaja tidak memiliki keinginan untuk berhenti merokok sebesar 11,8%. Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan kualitas peran konselor sebaya dalam memberikan komunikasi, informasi dan edukasi terutama tentang bahaya rokok dan cara berhenti merokok menggunakan metode-metode yang mudah dimengerti oleh sasaran.
Kata kunci: Konselor sebaya, Remaja, Merokok
ABSTRACT
Adolescence characterized by high sense of curiosity, adolescents tend try new things to find identity without paying attention to the consequences. Adolescents health problems include smoking. One of the effort by Ministry of Health of Indonesia to address problems in adolescents is by establishing a PKPR (Youth Care Health Service) since 2003. The implementation of PKPR involves active participation of youth as peer counselors, as one the partners of health workers. The purpose this study was to determine the relationship of the role peer counselors to quit smoking behavior at Junior High School number 219 Jakarta. The research design used was descriptive analytical with cross sectional approach, sampling technique used was purposive sampling as many as 68 smoking students of grade VIII from the positive smokelizer (+). Results showed that there was a correlation between the role of peer counselor on smoking cessation behavior p-value 0.002 <α OR value = 5.115. The peer counselor who has been effective has a desire to stop smoking by 41.2%. While the role of ineffective peer counselors does not have the desire to stop smoking by 11.8%. It is expected that health workers can improve the quality of the role of peer counselors in providing communication, information and education, especially about the dangers of smoking and ways to stop smoking using methods that are easily understood by the target.
Keywords: Peer counselor, Teenagers, Smoking
Full Text:
PDFReferences
Alamsyah R M. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan Tahun 2007. Tesis. Tidak dipublikasikan. Medan: USU
Arsani N L, Agustini N N, dan Purnomo I K. (2013). Peranan Program PKPR Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan Buleleng. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Astiti S P. (2015). Efektifitas Konseling Sebaya (PEER COUNSELING) dalam Menuntaskan Masalah Siswa (Studi di MAN 2 Yogyakarta). Tesis. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Carr, R.A. (1981). Theory and Practice of Peer Counseling. Ottawa: Canada Employment and Immigration Commission.
Carter, T. D. (2005). Peer Counseling: Roles, Functions, Boundaries. ILRU Program. [Online].Tersedia: http://www.peercounseling.com.
Akses 12 September 2006.
Chandra, Budiman. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.
Fitriani S. (2011). Promosi kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Kemenkes, (2015). Pedoman Manajemen Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019, s.l.: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes. (2014). Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar riskesdas 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI. (2010). Teknik konseling kesehatan remaja bagi tenaga kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kozier, et al. (2010). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed 7. Vol. 1. Jakarta : EGC.
Kusumawati, dkk. (2015). Model Pemberdayaan Konseling Peer Education Dalam Upaya Membentuk Perilaku Berhenti Morokok Pada Mahasiswa. Skripsi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nasution I K. (2007). Perilaku merokok pada remaja. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Notoatmodjo S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah Konsep dan Aplkasinya. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Sinaga S E N. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan tentang Rokok, Teman Sebaya, Orang Tua yang Merokok, dan Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok pada Mahasiswa Akademi Kesehatan X di Rangkasbitung. Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298 Vol. 4, No 2, Agustus 2016 : Akper Yatna Yuana Lebak
Sulistyawan A. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Skripsi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sylviani M. (2008). Pelayanan Konseling Oleh Konselor Sebaya di SMAN 3 dan MAN 2 di Kota Bogor. Skripsi Kesehatan Masyarakat. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Wiratini N P, Yanti N L, dan Wijaya A A. (2015). Pengaruh PEER Education Terhadap Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN “X” Denpasar. COPING Ners Journal Vol. 3, No. 3, Edisi September-Desember 2015. Bali
Wong D L, et al. (2009). Wong buku ajar keperawatan pediatric Ed. 6. Alih Bahasa : (Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan Kuncara). Jakarta : EGC
DOI: https://doi.org/10.24853/ijnsp.v1i2.27-33
Refbacks
- There are currently no refbacks.