POLA PERUBAHAN KAWASAN DAN FUNGSI BANGUNAN EKS PABRIK GULA COLOMADU KARTASURA

Dita Ayu Rani Natalia

Abstract


ABSTRAK. Pabrik gula di pulau Jawa mengalami perkembangan yang pesat pada awal abad ke-18 ketika Belanda menerapkan kebijakan tanam paksa perkebunan tebu. Perubahan dinamika politik dan perubahan dalam pengelolaan berdampak juga berdampak pada penutupan pabrik gula. Pemerintah melalui kementerian BUMN kemudian melakukan revitalisasi pada beberapa pabrik gula yang sudah tidak beroperasi. Hal ini dilakukan untuk melestarikan bangunan bersejarah dan juga memberikan nilai tambah bagi bangunan. Revitalisasi dilakukan dengan cara merubah fungsi bangunan menjadi obyek wisata dengan melakukan beberapa perubahan pada kawasan pabrik gula untuk mendukung kegiatan tersebut salah satunya adalah Pabrik Gula Colomadu. Perubahan fungsi pabrik gula tersebut menyebabkan adanya perubahan spasial pada bangunan dan lingkungan termasuk pada kawasan emplasement. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dalam upaya untuk mengkaji secara mendalam mengenai perubahan pola spasial pabrik gula yang telah mengalami revitalisasi sebagai upaya meningkatkan nilai dan visual bangunan. Hasil penelitian ini untuk mengetahui dinamika perubahan kawasan dan fungsi bangunan pabrik gula yang mengalami revitalisasi dengan adaptive reuse.

 

Kata kunci:pola perubahan kawasan, perubahan fungsi bangunan, Eks Pabrik Gula Colomadu

 

ABSTRACT. Sugar factories in Java Island experienced rapid development in the early 18th century when the Dutch implemented a forced labor policy at the sugarcane plantation. Dynamics in political and managerial changes caused the closure of sugar factories. Through the Ministry of State-Owned Enterprises, the government revitalized several sugar factories that were no longer operating. The revitalization was carried out to preserve historic buildings and provide added value to them. This plan was carried out by changing the function of the building into a tourist attraction and making several changes to the sugar factories. One of the revitalized sugar factories is the Colomadu Sugar Factory. The difference in the function of the sugar factory causes spatial differences in the building and the environment, including the emplacement area. The method used is qualitative to examine in depth the changes in the sugar factory's spatial pattern, which has undergone revitalization as an effort to increase the value and visuals of the building. The results of this study are to examine the dynamics of changes in the area and function of the sugar factory, which was revitalized through adaptive reuse.

 

Keywords: area change pattern, change of building function, former Colomadu Sugar Factory


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24853/nalars.22.1.17-26

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Directory of Open Access JournalGarba Rujukan Digital(Garuda)

Crossref

Base

Index Copernicus International (ICI)CiteFactorRoad

 

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter

Visitor NALARs

Powered by Puskom-UMJ