TIGA STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGNIFIKANSI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PADA GEREJA KATOLIK DI JAKARTA Studi kasus: Gereja Katedral, Gereja Theresia, Gereja Bidaracina, Gereja Toasebio

Dinar Ari Wijayanti, Slamet Nugroho, Uras Siahaan, M Maria Sudarwanti

Abstract


Bangunan cagar budaya di kota Jakarta memiliki signifikansi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antropologis, sosiologis, politik dan sejarah perkembangan dunia sejak terbukanya hubungan dagang Nusantara dengan dunia luar. Namun masyarakat belum mengambil peran aktif melestarikan bangunan Cagar Budaya (CB) maupun bangunan Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Terdapat pandangan masyarakat bahwa pelestarian bangunan CB dan ODCB tidak bernilai ekonomis dan sulit pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode atau strategi mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap bangunan cagar budaya, khususnya gereja Katolik, berangkat dari signifikansi kesejarahan dan arsitektur. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literatur, observasi dan survey empat bangunan gereja Katolik yang menjadi bahan studi kasus untuk merumuskan tiga strategi yaitu strategi skala mikro, meso dan makro untuk mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap signifikansi bangunan cagar budaya dengan studi kasus empat bangunan gereja katolik yang sudah berstatus cagar budaya. Terdapat dua hasil penelitian yang dicapai. Hasil yang pertama, yang menjadi dasar, adalah mendapatkan unsur-unsur signifikansi kesejarahan, arsitektur dan aspek pemanfaatan. Hasil yang kedua, yang memiliki kaitan erat pada hasil pertama, adalah pengembangan metode atau strategi untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap arti penting pelestarian bangunan cagar budaya. Dengan dilaksanakannya metode pengembangan kesadaran masyarakat berbasis signifikansi cagar budaya subjek penelitian, diharapkan kesadaran masyarakat dapat mengakar secara objektif sehingga menjadi rasionalisasi yang kuat untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha-usaha pelestarian. Edukasi bagi semua pihak adalah cara yang efektif dan efisien untuk membangun kesadaran masyarakat akan melestarikan signifikansi bangunan cagar budaya. Sistem dan muatan edukasi yang bersifat transformatif, dapat disiapkan secara komprehensif melalui pelbagai kajian, dan dikemas sedemikian agar masyarakat dapat mencerna dan memahaminya dengan mudah.

Cultural heritage buildings in Jakarta have significance that are influenced by various anthropological, sociological, political, and historical factors of world development since the opening of trade relations between the archipelago and the outside world. However, the community has not actively preserved cultural heritage (CB) buildings or suspected cultural heritage object (ODCB) buildings. Public opinion is that preserving CB and ODCB buildings has no economic value and is difficult to implement. This research aims to develop a method or strategy to develop public awareness of cultural heritage buildings, especially Catholic churches, departing from historical and architectural significance. This study uses an analytical method with a descriptive qualitative approach through literature studies, observations, and surveys of four Catholic church buildings, which are the subject of a case study, to formulate three strategies, namely micro, meso, and macro-scale strategies, to develop public awareness of the significance of cultural heritage buildings with a case study of four Catholic church buildings that have cultural heritage status. There are two research results achieved. The first result, the basis, is to obtain elements of historical significance, architecture, and utilization aspects. The second result, closely related to the first result, is the development of methods or strategies to grow and increase public awareness of the importance of preserving cultural heritage buildings. With the implementation of the process of developing public awareness based on the significance of the cultural heritage of the research subject, it is hoped that public awareness can take root objectively so that it becomes a strong rationalization to participate actively in conservation efforts. Education for all parties is an effective and efficient way to build public awareness and preserve the significance of cultural heritage buildings. The transformative system and educational content can be prepared comprehensively through various studies and packaged so that the public can easily digest and understand them.

 


Keywords


bangunan cagar budaya, gereja katolik, kesadaran masyarakat, pelestarian, siginifikansi

Full Text:

PDF

References


Adiyanto, J. (2022, Juli). Arsitektur Sebagai Manifestasi Identitas Indonesia. Jurnal Arsitektur NALARs, 21(2), 139-150. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.21.2.139-150

Bappenas, K. P. (2020). Retrieved from https://sdgs.bappenas.go.id/website/wp-content/uploads/2020/10/Buku-Pedoman-Rencana-Aksi-SDGs.pdf

Bidaracina, P. (2024). antonius-padua.or.id. Retrieved from http://antonius-padua.or.id/

Bork, R. (2016). The Geometry of Creation: Architectural Drawing and The Dynamics of Gothic Design. New York: Routledge.

Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualtitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Pustaka Belajar.

Dewi, N. R. (2013). Kriteria Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya (Studi Kasus: Kawasan Cagar Budaya Peneleh, Surabaya). Jurnal Teknik POMITS, 2(2), C-96-C-99. doi:10.12962/j23373539.v2i2.4344

Dictionaries, O. (2024). oxforddictionaries.com. Retrieved 2024, from https://en.oxforddictionaries.com/definition/mother_church

Dullemen, C. v. (2018). Arsitektur Tropis Modern, Karya dan Biografi C.P. Wolff Schoemaker. Depok: Komunitas Bambu.

Fajarwati, A. N. (2016). Kajian Behavior Setting di Pasar Tugu Simpang Lima Gumul Kediri. Jurnal Arsitektur NALARs, 15(2), 99-108. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.15.2.99-108

Ginanjar, A. (2024). Persepsi Pemerintah dan Masyarakat dalam Pelestarian Cagar Budaya: Studi Kasus Kawasan Cagar Budaya Pusat Pemerintahan Kesultanan Siak Sri Indrapura. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 14(1), 108–120. Retrieved from https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1485&context=paradigma

Handinoto. (2010). Arsitektur dan Kota-kota di Jawa pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hantono, D. (2019). Kajian Perilaku pada Ruang Terbuka Publik. Jurnal Arsitektur NALARs, 18(1), 45-56. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56

Heuken SJ, A. (2003). Gereja-gereja Tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Heuken SJ, A. (2007). 200 Tahun Gereja Katolik Di Jakarta. Yayasan Cipta Loka Caraka.

Hopkins, O. (2014). Architectural Styles, A Visual Guide. London: Laurence King Publishing Ltd.

ICOMOS. (2007). The ICOMOS Charter for the Interpretation and Presentation of Cultural Heritage Sites. France: ICOMOS.

Indonesia, J. P., & ICOMOS, I. C. (2003). Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia. Indonesia, Jaringan Pelestarian Pusaka.

Indonesia, P. P. (2010). Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Jakarta: Pemerintah Pusat Republik Indonesia.

Jakarta, K. K. (2017). KAJ 210 Perjalanan Gereja Katolik (Di) Jakarta. Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta.

Jakarta, P. K. (2024). katedraljakarta.or.id. Retrieved from http://www.katedraljakarta.or.id/index.php/gereja-katedral/

Jakarta, P. M. (2024). gerejatheresia.org. Retrieved from https://www.gerejatheresia.org/

KAJ. (2017). Dekenat Pusat. In KAJ, KAJ 210 Tahun Perjalanan Gereja Katolik (Di) Jakarta. Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta.

KAJ. (2017). Dekenat Timur. In K. A. Jakarta, KAJ 210 Perjalanan Gereja Katolik (Di) Jakarta. Keuskupan Agung Jakarta.

KAJ, D. K. (2017). Direktorium Dewan karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta. Jakarta: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta.

KAJ, K. A. (2019). Pedoman Dasar Dewan Paroki. Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta.

Kosasih, R. I. (2019, November). Perubahan Fungsi pada Ornamen Tionghoa Gereja Santa Maria De Fatima Jakarta. Jurnal Kajian Seni, 06(01), 38-57. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/363089593_Perubahan_Fungsi_pada_Ornamen_Tionghoa_Gereja_Santa_Maria_De_Fatima_Jakarta

Kurniawan, B. (2021). Penyimpangan Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Kawasan Cagar Budaya. Jurnal Penelitian Humaniora, 22(1), 30-39. doi:10.23917/humaniora.v22i1.9183

Kusuma, A. (2024). Peran Penting Tahap Persiapan dalam Proses Penyelenggaraan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Bangunan Gedung Cagar Budaya. JIRK, Journal of Innovation Research and Knowledge, 4(1), 349-362. Retrieved from https://www.bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/7900/6151

KWI. (2016). Kitab Hukum Kanonik Codex Iuris Canonici. Konferensi Waligereja Indonesia.

Lorin W. Anderson, e. a. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom 's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

M. A. Rahajeng, e. a. (2014). Pengetahuan, Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(4), 109-118. doi:https://doi.org/10.14710/marj.v3i4.7038

Mangunwijaya, Y. P. (1998). Gereja Diaspora. Kanisius.

Marciella, M. (2019). Meretas Jalan Peningkatan Pengetahuan Wisatawan Terhadap Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, 13(1), 43–56. doi:https://doi.org/10.47608/jki.v13i12019.43-56

Norbruis, O. (2022). Arsitektur Di Nusantara, Para Arsitek dan Karya Mereka di Hindia-Belanda dan Indonesia pada Paruh Pertama Abad ke-20. Amsterdam: Stichting Hulswit Fermont Cuypers.

Nugraha, J. P. (2021). Teori Perilaku Konsumen. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.

Nur Hidayah, e. a. (2017). Psikologi Pendidikan. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Nuraini, C. (2024, Januari). Arahan Pelestarian Tata Ruang Permukiman Masyarakat Etnis Mandailing di Sumatera Utara. Jurnal Arsitektur NALARs, 23(1), 1-16. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.23.1.1-16

Oesman, Y. M. (2016). Pandangan Masyarakat Kota Bandung Terhadap Bangunan Cagar Budaya. Jurnal Strategic, 11(20), 15-21. doi:https://doi.org/10.17509/strategic.v16i2.7073

PDA. (2016). Dokumentasi, Penelitian, Kajian Teknis Kerusakan Bangunan Cagar Budaya Gereja Santa Maria de Fatima Toasebio. Jakarta: Pusat Dokumentasi Arsitektur.

Pratiwo. (2010). Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Prihantoro, F. (2019). Peningkatan Kesadaran terhadap Cagar Budaya di Kotabaru Melalui Kegiatan Jelajah Wisata Heritage bagi Generasi Muda di Kota Yogyakarta. Jurnal Bakti Budaya, 2(1), 67—73. Retrieved from http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1290838&val=11670&title=Peningkatan%20Kesadaran%20terhadap%20Cagar%20Budaya%20di%20Kotabaru%20Melalui%20Kegiatan%20Jelajah%20Wisata%20Heritage%20bagi%20Generasi%20Muda%20di%20Kota%20Yogyakarta

Purwantiasning, A. W. (2021). Bahasa Naratif dalam Komunikasi Arsitektur. Jurnal Arsitektur NALARs, 20(1), 21-28. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.20.1.21-28

Rochimah, E. (2017). Adaptasi Perilaku Pedagang Bazar dalam Teritori Ruang Dagang. NALARs Jurnal Arsitektur, 17(1), 21-28. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.17.1.21-28

Rudolph, C. (1990). Artistic Change at St-Denis. New Jersey: Princeton University Press.

Schiffman, J. W. (2019). Consumer Behavior, Twelfth Edition. Harlow: Pearson Education Limited.

Shelby, L. R. (1977). Gothic Design Techniques, The Fifteenth-Century Design Booklets of Mathes Roriczer and Hanns Schmuttermayer. Illinois: Southern Illinois University Press.

Soediro, P. K. (2015). Gereja Katolik Santo Petrus Katedral, Keuskupan Bandung. Bandung: Unpar Press.

Tampubolon, M. V. (2020). Citra dan Harapan Terhadap Kawasan Kesawan di Kota Medan. Jurnal Arsitektur NALARs, 19(1), 59-68. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.19.1.59-68

Thamrin, D. (2011, Juni). Keragaman Budaya Tionghoa pada Interior Gereja Katolik (Studi kasus: Gereja Santa Maria De Fatima di Jakarta Barat). Jurnal Dimensi Interior, 9(1), 1-12. doi:https://media.neliti.com/media/publications/218111-keragaman-budaya-tionghoa-pada-interior.pdf

Trisno, R. (2016). Pengaruh Fungsi Ritual pada Bentuk Arsitektur, Kasus Studi: Gereja Katedral, Gereja Theresia,Gereja Salib Suci, Gereja Santo Matias Rasul dan Gereja Stella Maris. Jurnal Arsitektur NALARs, 15(1), 25-34. doi:https://doi.org/10.24853/nalars.15.1.25-34

UNESCO. (2003). Guidelines For The Preservation of Digital Heritage. Australia: Information Society Division.

Utami, W. (2023). Penilaian Bangunan Cagar Budaya, Studi Kasus Kota Magelang. SIAR-IV, Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur, 270-278. Retrieved from https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/2888/2850

Wikipedia. (2024). wikipedia.org. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Santa_Maria_de_Fatima,_Jakarta




DOI: https://doi.org/10.24853/nalars.24.1.45-62

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Directory of Open Access JournalGarba Rujukan Digital(Garuda)

Crossref

Base

Index Copernicus International (ICI)CiteFactorRoad

 

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter

Visitor NALARs

Powered by Puskom-UMJ