STUDI MORFOLOGI PERMUKIMAN PERDESAAN DAN SUMBER AIR TELAGA MELALUI SINTAKSIS SPASIAL DI DAERAH MINIM SUMBER DAYA AIR

Authors

  • Nurwanda Rahma Alfiandary
  • Allis Nurdini

DOI:

https://doi.org/10.24853/nalars.24.2.143-152

Keywords:

morfologi, permukiman, permukiman perdesaan, sumber air, sintaksis spasial

Abstract

Perdesaan adalah lingkungan yang erat kaitannya dengan aspek natural dan budaya bertani sehingga bentuk spasial dari sebuah permukiman perdesaan bergantung pada lingkungan tempat permukiman terbentuk. Sumber daya air merupakan salah satu aspek natural yang dapat memengaruhi sebuah permukiman secara signifikan. Penelitian ini bertujuan melihat keterhubungan adanya telaga dalam permukiman dengan terbentuknya permukiman yang berkembang dan jaringan jalan perdesaan di kawasan karst yang minim sumber daya air. Penelitian ini menganalisis morfologi permukiman secara kualitatif dan kuantitatif. Sintaksis spasial digunakan untuk memberikan visualisasi dan perhitungan numerik mengenai konektivitas, integrasi, dan kedalaman jaringan jalan. Penelitian ini akan membandingkan morfologi Kelurahan Sumberwungu yang memiliki 5 telaga dan Kelurahan Sidoharjo yang memiliki 3 telaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sumber daya air permukaan sebanding dengan meningkatnya konektivitas jaringan jalan perdesaan minim sumber daya air. Dari morfologi Kelurahan Sidoharjo dan Kelurahan Sumberwungu terdapat beberapa persamaan seperti kedua kelurahan memiliki pola yang mirip, hal ini dikarenakan kondisi alam, iklim, dan budaya di kedua kelurahan yang masih cenderung mirip. Rural areas are environments closely related to natural aspects and farming culture, so the spatial form of a rural settlement depends on the environment in which the settlement is formed. Water resources are one of the natural aspects that can significantly affect a settlement. This study aims to examine the relationship between surface water resources and the spatial morphology of rural settlements in the karst region, which has limited water resources. This research qualitatively analyzes the settlement morphology, and then spatial syntax is used to provide visualizations of connectivity, integration, and depth of the road network. The study compares the morphology of Sumberwungu Village, which has five doline ponds, and Sidoharjo Village, which has three doline ponds. The results indicate that the number of surface water resources is proportional to the increased connectivity of the road network in rural areas with limited water resources. The morphology of Sidoharjo Village and Sumberwungu Village shows some similarities, such as both villages having similar patterns, due to the natural conditions, climate, and culture in both villages being relatively similar.

Downloads

Published

2025-07-24