POSISI TEORI BINCAR-BONOM DALAM KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK PERMUKIMAN

Cut Nuraini

Abstract


ABSTRAK. Desa Singengu sebagai hasil karya arsitektur masyarakat Mandailing memiliki sejumlah fenomena tempat-tempat yang terkait dengan ruang luar dan tatanan massa bangunan hingga membentuk tatanan lingkungan yang khas Mandailing. Elemen-elemen pembentuk permukimannya tidak hanya yang berbentuk fisik dan kasat mata tetapi juga berbentuk non fisik dan tak kasat mata. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tata ruang desa Singengu dibentuk oleh filosofi Bincar-Bonom. Studi ini bertujuan untuk melihat posisi atau kedudukan teori bincar-bonom terhadap beberapa teori elemen-elemen pembentuk permukiman lainnnya menurut beberapa pakar.
Studi yang telah dilakukan tentang desa Singengu dengan elemen-elemen pembentuknya menunjukkan bahwa sebuah permukiman tidak hanya terkait dengan socio-spatial saja, yang menekankan relasi antar manusia dengan benda-benda; atau bukan hanya terkait dengan socio-symbolic spatial saja, yang juga menekankan relasi antar manusia dengan benda-benda; atau bukan juga hanya sekedar global-element space yang menekankan relasi manusia dengan benda tetapi lebih dalam lagi, yaitu terkait dengan socio-symbolic-spiritual spatial. Relasi socio-symbolic-spiritual spatial yang menjadi basis pembentuk tata ruang permukiman bukan hanya mengacu pada relasi antara manusia dengan benda atau benda dengan benda, atau artefak dengan benda, atau artefak dengan manusia tetapi mengacu kepada zat tertinggi, yaitu Tuhan. Elemen-elemen pembentuk permukiman desa Singengu dengan ciri relasi socio-symbolic-spiritual spatial terdiri atas empat elemen, yaitu alam, manusia, leluhur dan Tuhan


Kata Kunci: Socio-symbolic-spiritual Spatial, Alam, Manusia, Leluhur dan Tuhan

 


ABSTRACT. Singengu village as a result of architectural work of Mandailing communities has a number of phenomena of places that was associated with landscapes and arrangements of building mass up to built a unique environment of Mandailings. The elements which shaping the settlement not only physical and visible but also non-physical and invisible. The results of previous studies show that Singengu village arrangement was formed by Bincar-Bonom philosophy. This study aims to look at the position of bonom-bincar theory against several theories about the settlement forming elements according to some experts in certain field.
The studies that have been done in Singengu village with its elements indicate that a settlement is not only related to the socio-spatial course, which emphasizes the relationship between humans and objects; or not only related to the socio-symbolic spatial only, which also emphasizes the relationship between humans and objects; or not only a global space-element space that emphasizes human relationships with objects but deeper, which is associated with socio-symbolic-spiritual spatial. Socio-symbolic-spiritual spatial relationships has been forming the basis of spatial settlement not only refers to the relationship between humans and objects or objects with objects, or artifacts with objects, or artifacts with humans but refers to the highest substance, namely God. The elements that forming Singengu village settlement with socio-spiritual-symbolic spatial relations feature consists of four elements, namely nature, humans, ancestors and God


Keywords : Socio-symbolic-spiritual Spatial, Nature, Humans, Ancestors and God


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24853/nalars.14.2.%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Directory of Open Access JournalGarba Rujukan Digital(Garuda)

Crossref

Base

Index Copernicus International (ICI)CiteFactorRoad

 

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter

Visitor NALARs

Powered by Puskom-UMJ