POLA PERMUKIMAN BUGIS DI KENDARI
Abstract
ABSTRAK. Snyder (1985) menyatakan bahwa terbentuknya lingkungan permukiman dimungkinkan karena adanya proses pembentukan hunian sebagai wadah fungsional yang dilandasi oleh pola aktivitas manusia serta pengaruh setting baik yang bersifat fisik maupun momfisik yang secara langsung mempengaruhi pola kegiatan dan proses pewadahannya. Penelitian tentang pola permukiman Bugis di Kendari ini dilakukan pada kelurahan Mata dan Puunggaloba dengan metode rasionalistik kualitatif. Pola permukiman Bugis di kelurahan Mata dan puunggaloba ini membentuk dua macam pola yaitu linier dan mengelompok. Masyarakat di kelurahan Mata dan Puunggaloba dalam menentukan lokasi permukimannya selalu mendekati laut atau sungai, karena laut berperan penting dalam kehidupan masyarakatnya.
Kata kunci : pola, permukiman, bugis.
ABSTRACT. Snyder (1985) said built environment has been formed from a process of settlement forming as a functional place which based of human activities pattern as well as setting impact either phisically or non phisically. These impacts will affect activities pattern directly within activities process. Research about Bugis setllement pattern within Kendari has been conducted at ‘kelurahan’ Mata and Puunggaloba by using qualitative rationalistic method. Bugis settlement pattern within kelurahan Mata and Puunggaloba has been formed into 2 patterns, linear and grouping. Community within kelurahan Mata and Puunggaloba has used sea or river to decide settlement location, because they believe that sea has an important role in their life.
Keywords : pattern, settlement, Bugis.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24853/nalars.9.2.%25p
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: