SRATEGI SPASIAL KALANGAN TIONGHOA DI KAUMAN SURAKARTA
Abstract
ABSTRAK. Indonesia terkenal dengan keragaman budaya yang disisi lain dapat memunculkan suatu perbedaan. Dari perbedaan tersebut, tidak jarang memunculkan sebuah konflik yang berujung pada kekerasan. Seperti halnya konflik antara Tionghoa dengan pribumi muslim yang sudah ada sejak kedatangan Belanda. Penelitian kali ini berada di Kauman, Surakarta dimana kampung ini tidak hanya dihuni oleh kaum muslim melainkan juga Tionghoa. Dengan adanya dua komunitas yang berbeda identitas dalam satu tempat serta sejarah konflik antara Tionghoa dengan muslim dimungkinkannya terjadi sebuah pergesekan dan perbedaan. Identitas yang dimaksud adalah Jawa Muslim dengan Tionghoa non-Muslim. Dari uraian tersebut, langkah pertama yang dilakukan yakni mengetahui strategi spasial kalangan Tionghoa dalam memasuki Kampung Kauman. Langkah pertama tersebut berfungsi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai interaksi yang akan terjadi. Selain itu, penelitian ini dilakukan guna mencegah dampak terjadinya konflik sosial di kawasan Kauman kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode induksi kualitatif dengan penekanan pada proses observasi, wawancara dan pemetaan. Hasil yang diperoleh yakni terdapat tiga strategi spasial yang dapat membentuk pola ruang.
Kata kunci: Strategi Spasial, Kalangan Tionghoa, Kauman Surakarta
ABSTRACT. Indonesia is famous for its cultural diversity, which, on the other hand, can make a difference. From these differences, it is not uncommon for a conflict to lead to violence. Such is the case with conflicts between Chinese and native Muslims that have existed since the Dutch's arrival. The research this time was in Kauman, Surakarta, where Muslims and Chinese inhabit this village. With the existence of two communities with different identities in one place and the history of conflict between Chinese and Muslims, it is possible to have friction and differences. The identity in question is Javanese Muslim and Chinese non-Muslim. From this description, the first step taken was to know the Chinese's spatial strategy in entering Kauman Village. This first step serves to find out more about the interactions that will occur. Also, this research was conducted to prevent future impacts of social conflict in the Kauman area. This study used a qualitative induction method with an emphasis on the process of observation, interview, and mapping. The results obtained are that three spatial strategies can form spatial patterns
Keywords: Spatial Strategy, Chinese Circle, Kauman Surakarta
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24853/nalars.20.1.29-36
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: