"TENGGELAM DALAM DIAM" MENELISIK EKOKRITIK SASTRA DALAM BLUE ECONOMY INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.24853/pl.7.1.13-25Keywords:
Ekokritik Sastra, Ekonomi Biru, Film DokumenterAbstract
Penelitian ini mengkaji kerusakan lingkungan dalam karya sastra yang berdampak dalam kehidupan masyarakat pesisir utara pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kerusakan lingkungan, dampak, dan solusi untuk mengatasi kerusakan alam yang terjadi pada film dokumenter. Penanggulangan kerusakan alam dapat dilakukan dengan blue economy sebagai sustainable development, khususnya pada peningkatan ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah film dokumenter berjudul “Tenggelam dalam Diam” karya WatchDoc Documentary Makers. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis teks dan konten film dokumenter. Hasil penelitian ini berupa hal-hal sebagai berikut. Pertama, gambaran bentuk kerusakan lingkungan meliputi (1) adanya pemanasan global, (2) banjir rob, (3) abrasi di daerah pesisir pantai, dan (4) kurangnya air bersih akibat air laut yang kotor. Kedua, dampak kerusakan lingkungan yang mengakibatkan (1) permukaan air laut yang semakin tinggi, (2) terjadi kemunduran garis pantai dan penurunan tanah, (3) hilangnya tambak ikan akibat abrasi, (4) lumpuhnya aktivitas warga sekitar pesisir, dan (5) produksi kain batik yang tidak maksimal. Ketiga, pentingnya blue economy dalam upaya mengatasi krisis iklim yang digambarkan dalam film dokumenter sebagai pembangunan berkelanjutan.References
Anwar, M. K. (2019). Bentuk Tindak Kriminal dan Kekerasan dalam Film Who Am I Karya Baran Bo Odar. Journal Skripsi, 1, 1–20.
Azuga, N. A. (2021). Kerentanan Kawasan Pesisir terhadap Bencana Kenaikan Muka Air Laut ( Sea Level Rise ) di Indonesia. Jurnal Tropimar, 3(2), 65–76.
Fajriani, A., & Susilawati. (2023). Literature Review : Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Pesisir melalui Tanaman Mangrove. Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 56–65.
Garrard, G. (2004). Ecocriticsm. London and New York: Routledge.
Ghalidza, N. M. B. (2020). Konsep Blue Economy terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 22(1), 27–31.
Handoyo, G., Suryoputro, A. A. D., & Subardjo, P. (2016). Genangan Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara. Jurnal Kelautan Tropis, 19(1), 55–59.
Ilsa, N. (2023). Blue Economy sebagai Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Kemaritiman Indonesia. 1–6.
Magriyanti, A. A., & Rasminto, H. (2020). Film Dokumenter sebagai Media Informasi Kompetensi Keahlian SMK Negeri 11 Semarang. 13(2), 123–132.
Nanlohy, L. H., & Masniar, M. (2012). Manfaat Ekosistem Mangrove dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Masyarakat Pesisir. 1–4.
Nasution, M. (2022). Potensi dan Tantangan Blue Economy dalam Mendukung Pertumbuhan Economy di Indonesia: Kajian Literatur The Potential and Challenges of The Blue Economy in Supporting. Budget, 7, 340–363.
Nurhakim, M., & Adi, A. E. (2019). Penyutradaan Film Dokumenter Membendung Laut tentang Upaya Rusjan dan Mashadi Merehabilitasi Hutan bakau di Dusun Pandansari. 6(3), 3406–3417.
Pertiwi, G., Abidin, Z., & Poerana, A. F. (2022). Kehancuran Ekosistem Laut Pada tayangan Film Dokumenter: Analisis Semiotika John Fiske dalam Mengungkap Kondisi Ekosistem Laut pada Film Seaspiracy Karya Ali Tabrizi. Open Journal Systems, 16(1978), 7727–7736.
Putra, D. P. E., & Astuti, S. I. (2022). Jurnalisme Advokasi dalam Film Dokumenter Tenggelam dalam Diam. Bandung Conference Series: Journalism, 126–130.
Ratmanto, A. (2018). , Gadjah Mada Journal of Humanities. Sasdaya, Gadjah Mada Journal of Humanities, 2(2), 405–414.
Sofyaningrum, R., Maulana, A. I., Sistiyaningrum, K., & Alfian, F. (2023). Blue Economy dan green economy: Kajian Ekokritik dalam Kumpulan Cerpen Pilihan. Suar Betang, 18(1), 105–121.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sulistijani, E. (2018). Kearifan Lokal dalam Kumpulan Puisi Kidung Cisadane Karya Rini Intama (Kajian Ekokritik Sastra). NUSA, 13(1), 1–15.
Utami, C. D. (2010). Film Dokumenter sebagai Media Pelestari Tradisi. Jurnal Penelitian Seni Budaya, 2, 7–13.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).