FESTIVAL FILM MELAWAN BUDAYA KETERTUTUPAN

Donny Kurniawan, Amin Shabana, Irvan Fadhilah

Abstract


Ketertutupan masih menjadi tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia pasca reformasi lebih dari 20 tahun lalu. Sebagai salah satu anak kandung dari reformasi, kebebasan berekspresi bertransformasi dalam berbagai wajah kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari praktik penyelenggaraan festival film khusus yang mengadvokasi isu pertentangan sebagai identitasnya di beberapa negara dan Indonesia.. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah film festival dan ketertutupan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualititatif dengan metode analisis isi. Sementara mengumpulkan data melalui studi pustaka dan internet. Penyelenggaraan festival film termasuk tumbuh dengan cepat di berbagai wilayah dan tingkatan oleh penggiat perfilman. Bagi negara yang kuat penghargaannya terhadap isu Hak Asasi Manusia, festival film merupakan pendobrak sikap tertutup yang dibangun penguasa untuk melindungi kepentingannya dari isu-isu yang dianggap berbahaya. Berbagai penyelenggaraan festival film yang ada di Indonesia saat ini masih didominasi sebagai ruang apresiasi suatu karya film. Sementara di negara lain, festival film digunakan sebagai gerakan advokasi untuk mengubah keadaan yang dinilai penuh tidak keadilan. Meskipun jumlahnya sedikit di Indonesia, festival film yang berani mengusung semangat “perlawanan” tersebut juga menghadapi berbagai kendala untuk terus bertahan.

 

 


Keywords


Sikap Ketertutupan, Festival Film, Hak Asasi Manusia, Perlawanan

Full Text:

PDF

References


Agustina, A. (2017). Membaca Pasar Film Indie Lewat Film “SITI” Karya Edi Cahyono. Journal of Urban Society’s Arts. https://doi.org/10.24821/jousa.v4i1.1486

Arifianto, B. D., & Junaedi, F. (2017). Distribusi dan Eksibisi Film Alternatif di Yogyakarta, Resistensi atas Praktek Dominasi Film di Indonesia. Jurnal ASPIKOM, 2(2), 74. https://doi.org/10.24329/aspikom.v2i2.61

Aryanto, I. K. (2017). Jaringan Tata Kelola Festival Film di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 12(2), 161–174. https://doi.org/10.24002/jik.v12i2.468

Birchall, C. (2011). Introduction to ‘Secrecy and Transparency’: The Politics of Opacity and Openness. Theory, Culture & Society. https://doi.org/10.1177/0263276411427744

Cordova, Amalia. (2012). Towards an Indigenous Film Festival Circuit. In Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

De Valck, Marijke; Kredell, Brendan; Loist, S. (2016). Film Festivals theory, method, practice. Book.

Dina Iordanova and Ruby Cheung. (2010) Film Festival Yearbook 2: Film Festivals and Imagined CommunitiesEdited by Dina Iordanova with Ruby Cheung 2010

Grasilli, Mariagiulia (2012) Human Right Film Festivals: Global/Local Networks for Advocacy. In Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Hardon, A., & Posel, D. (2012). Secrecy as embodied practice: Beyond the confessional imperative. Culture, Health and Sexuality. https://doi.org/10.1080/13691058.2012.726376

Henninger, M. (2018). Reforms to counter a culture of secrecy: Open government in Australia. Government Information Quarterly. https://doi.org/10.1016/j.giq.2018.03.003

Houqe, M. N., Monem, R. M., Tareq, M., & van Zijl, T. (2016). Secrecy and the impact of mandatory IFRS adoption on earnings quality in Europe. Pacific Basin Finance Journal. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2016.08.002

Iordanov ,Dina. (2012) Film Festivals and DIssent: Can Film Change The Worldin Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Juliswara, V. (2017). Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial. Jurnal Pemikiran Sosiologi. https://doi.org/10.22146/jps.v4i2.28586

Lightsey, S., & Long, P. O. (2003). Openness, Secrecy, Authorship: Technical Arts and the Culture of Knowledge from Antiquity to the Renaissance. The Sixteenth Century Journal. https://doi.org/10.2307/20061706

Loist. S & Zielinski. (2012). On the Development of Queer Film Festivals and Their Media Activism. In Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Luthfi, A. (2018). Pendidikan Seni Film dan Televisi Menjadi Penggerak Industri Ekonomi Kreatif. REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Dan Animasi. https://doi.org/10.24821/rekam.v13i2.1933

Makhasi, G. Y. M. (2018). Citra Kepahlawanan dalam Film-Film Berlatar Sejarah Pada Layar Lebar Indonesia Pasca-Runtuhnya Rezim Soeharto (Studi Kasus Film Soegija, Habibie-Ainun, dan Hadrotussyaikh Sang Kiai). Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan. https://doi.org/10.22146/diplomatika.39768

Mitchel. D & Snyder Sharon. (2012).Permutations of The Species: Independent Disability CInema and the Critique of National Normativity. . In Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Mubarak, M. (2016). Muslim Sosial Dalam Dua Film Nurman Hakim. ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual. https://doi.org/10.31937/ultimart.v6i1.368

Permatasari, A. (2014). Festival Film Sebagai Arena Sistem Terbuka Studi Kasus Pada Festival Film Dokumenter ( FFD ) Dan Jogja-Netpac Asian Film Festival ( JAFF ). Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Puspitasari, L., Saptya, R., & Permana, M. (2018). Marketing Communication Strategy of National Indie Movies : A Case Study of Yogyakarta Indie Movies Literature Review Marketing. Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities, 3(2), 24–31.

Putri, I. P. (2017). INDUSTRI FILM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI INDUSTRI KREATIF INDONESIA. Jurnal Ilmiah LISKI (Lingkar Studi Komunikasi). https://doi.org/10.25124/liski.v3i1.805

Rozi, R. F., & Hasan, R. V. (2018). PARA HARIMAU YANG MENOLAK PUNAH: ESTETIKA DOKUMENTER TELEVISI DI ERA PASCAREFORMASI. Journal of Urban Society’s Arts. https://doi.org/10.24821/jousa.v5i1.2195

Rüling, C. C., & Strandgaard Pedersen, J. (2010). Film festival research from an organizational studies perspective. Scandinavian Journal of Management. https://doi.org/10.1016/j.scaman.2010.06.006

Selian, D. L., & Melina, C. (2018). KEBEBASAN BEREKSPRESI DI ERA DEMOKRASI: CATATAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA. Lex Scientia Law Review. https://doi.org/10.15294/lesrev.v2i2.27589

Suwardi, A. K. (2017). Studi Kasus Distribusi Film Independen Oleh Buttonijo. Skripsi. Universitas Airlangga.

Suwarto, D. H. (2017). Penonton Festival Film di Yogyakarta. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 14(1), 75. https://doi.org/10.24002/jik.v14i1.889

Torchin, Leshu. (2012) Networked for advocacy: FIlm Festival and activism. in Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Torchin, Leshu. (2012) Traffic Jam Revisited: Film FEstivals, Activism and HumanTraficking. in Film Festival Yearbook 4: Film Festivals and Actisim. ST. Andrew Print and design. UK

Vermeir, K., & Margócsy, D. (2012). States of secrecy: An introduction. British Journal for the History of Science. https://doi.org/10.1017/S0007087412000052




DOI: https://doi.org/10.24853/pk.6.1.63-72

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License


 

My Stats
Powered by Puskom-UMJ