PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR SEMIOTIK PADA CREATIVE AND PERFORMING ARTS CENTER YOGYAKARTA

Muhammad Alwan Rosyadi, Ashadi Ashadi, Wafirul Aqli

Abstract


Pendekatan Arsitektur Semiotik yang merupakan teori arsitektur yang digunakan untuk mengetahui makna yang ingin disampaikan dalam hasil karya arsitektur. Makna dalam arsitektur sendiri dibagai menjadi makna konotasi dan makna denotasi. Dapat diartikan bahwa sebuah karya arsitektur sama dengan sebuah karya seni yang didalamnya mengandung makna yang disampaikan. Sehingga teori Arsitektur Semiotik sangat cocok untuk digunakan sebagai pendekatan yang digunakan dalam merancang bangunan yang mewadahi kegiatan kesenian dan kreativitas. Makna Kreatif artinya memiliki daya cipta, merupakan sifat alami manusia yang mendorong manusia untuk menemukan hal-hal baru. Kreativitas bersumber dari ide dan gagasan yang tidak berwujud dikembangkan dan diproduksi menjadi sesuatu yang dapat kita rasa, raba, lihat serta nikmati pada tahap ini kreatif telah menjadi sebuah produk. Ekonomi Kreatif adalah kegiatan dalam mengkomersilkan produk kreatif. Indonesia saat ini mulai fokus untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang dibuktikan dengan dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif. Secara sadar potensi Ekonomi Kreatif Indonesia sangat besar tetapi belum dimaksimalkan. Dibangunnya Creative and Performing Arts Center merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif. Yogyakarta yang dikenal sebagai daerah seni dan budaya serta kreativitas masyarakat yang tinggi populasi anak muda yang banyak dan dikenal sebagai kota tujuan pelajar seluruh Indonesia, menjadi alasan yang kuat untuk merancang Creative and Performing Arts Center di Yogyakarta dan digunakannya teori Arsitektur Semiotik diharapkan bangunan yang akan dirancang dapat mencirikan bangunan kreatif dan mengedepankan identitas lokal Yogyakarta.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24853/purwarupa.3.2.95-100

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEXED BY:

Garba Rujukan Digital(Garuda)
Powered by Puskom-UMJ