PEMANFAATAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK ORGANIK

Penulis

  • Muhamad Surya Ritonga Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Adi Pradito Nurhammam Fath Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Annisa Aura Puspita Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Luthfianto Ardi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Putra Putra Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Ridho Safarazy Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Syamsurizal Dzikri Sayuti Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Tias Enggellina Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Virgiawan Fikri1 Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • Dina Febriani Febriani Darmansyah Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstrak

Perkecambahan biji terdiri dari banyak fase penting, mulai dari penyerapan air hingga pertumbuhan akar dan daun. Proses ini dimulai dengan biji menyerap air, yang mengaktifkan aktivitas sel dan enzim. Bahan makanan yang tersimpan dalam biji kemudian dipecahkan dan diubah menjadi energi untuk mendukung pertumbuhan kecambah. Fokus kegiatan ini adalah bagaimana membuat pupuk organik dari limbah rumah tangga. Proyek ini mengajarkan panti asuhan lokal tentang cara mengelola limbah rumah tangga dan membuat pupuk organik, serta melakukan kegiatan praktis seperti menanam kecambah. Fokus utama adalah manfaat pengomposan bagi lingkungan dan nilai gizi kecambah. Oleh karena itu, artikel ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang proses perkecambahan biji, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan lingkungan.Kata kunci: Pupuk Organik Cair, Tanaman Tauge, KKN

Referensi

Maruliyananda, C. (2013). Pengaruh Ekstrak Etanolik Kecambah Kacang Hijau. 22–72.

Kurniawati, A., & Russanti, I. (2013). Perbedaan Jumlah Massa Mordan Kapur Terhadap Pewarnaan Kulit Kecambah Kacang Hijau Pada Bahan Sutera. Jurnal Online Tata Busana, 2(3).

Agustina, A., & Rahmawati, D. (2016). Pengaruh Proses Perebusan terhadap Kadar Protein yang Terkandung dalam Tauge Biji Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus). Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(1), 44-50.

Faradillaa, F., & Ekafitri, R. (2012). Potensi Pemanfaatan Kacang Hijau dan Tauge dalam Olahan Pangan (The Potent of Using Mung Beans and Soybeans in Food Processing). Jurnal Pangan, 21(2), 197-207.

Hadisuwito, S. (2012). Membuat pupuk organik cair. AgroMedia.

Nur, T., Noor, A. R., & Elma, M. (2016). Pembuatan pupuk organik cair dari sampah organik rumah tangga dengan bioaktivator EM4 (Effective microorganisms). Konversi, 5(2), 5-12.

Sundari, E., Sari, E., & Rinaldo, R. (2012). Pembuatan pupuk organik cair menggunakan bioaktivator biosca dan EM4. Kalium, 2(1), 0-2.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-11-28

Terbitan

Bagian

Articles