KONSTRUKSI MODEL PEMBELAJARAN TAHFIZH DI PESANTREN DAARUL QUR’AN KARAWANG

Abstract

Tesis ini berjudul “Konstruksi Model Pembelajaran Tahfizh di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Karawang”. Dalam penelitian dijelaskan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis, memahami, dan mendeskripsikan hal-hal berikut: pertama, untuk mengetahui dan menganalisis model pembelajaran tahfizh di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, kedua, untuk mengetahui dan menganalisis seperti apa hasil penerapan konstruksi pembelajaran tahfizh di pesantren. Supaya lebih fokus dalam penelitian maka dijelaskan rumusan masalah sebagai berikut: pertama, bagaimana konstruksi pembelajaran tahfizh di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Karawang?, kedua, Bagaimana penerapan konstruksi pembelajaran tahfizh yang diterapkan di dalam pesantren?. Metode penelitian ini adalah kualitatif bersifat deskriptif analisis. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), menggunakan sumber data primer partisipan seperti guru, santri, atau pimpinan pesantren dalam situasi sosial dan pendidikan. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan fenomenologi yang berakar pada filosofi dan psikologi, dan berfokus pada pengalaman hidup manusia atau sosiologi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Konstruksi Model Pembelajaran Tahfizh terdapat beberapa metode menghafal yang di jalankan yaitu, metode Fahmul Mahfuzh, metode Tikrarul mahfuzh, metode Kitabul Mahfuzh, metode Istima’ul Mahfuzh, metode deresan. Dengan model pembelajaran mandiri, model pembelajaran take and give, model pembelajaran SQ3R (survey, Question, read, recite, review), dan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran diterapkan dalam empat kali halaqah tahfizh setiap hari, ujian kenaikan juz Al-Qur’an, Tasmi’ Al-Qur’an bil-Ghaib dan ujian tahfizh. Konstruksi model pembelajaran dalam metode muraja’ah yang diwajibkan adalah Takhmis muraja’ah atau dengan lima kali pengulangan muraja’ah setiap bertambah setiap harinya. Faktor pendukung pembelajaran yang dinamis diantaranya: kondisi actual santri dengan suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan. Usia santri yang relative masih muda dan yang utama adalah motivasi santri dengan pembiasaan dalam menjalankan aturan tahfizh. Adapun kendala dalam menjalankan pembelajaran diantaranya: kemampuan santri yang tidak sesuai standar kelulusan masuk pesantren dan motivasi santri yang bisa melemah ketika aturan muraja’ah lima kali pengulangan diterapkan. Motivasi guru juga harus support terhadap disiplin pembelajaran. Faktor fasilitas pembelajaran yang masih sederhana karena keterbatasan ruang pembelajaran. Support orang tua juga mempengaruhi aturan pembelajaran karena ada diantara santri yang orang tuanya tidak mendukung ketika anaknya diwajibkan mengikuti aturan pembelajaran.