RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP EFISIENSI PUPUK ORGANIK PADAT

Muhammad Alham, Elfarisna Elfarisna

Abstract


Seledri termasuk dalam famili Apiaceae, merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap dan penghias hidangan. Biji seledri juga digunakan sebagai bumbu dan penyedap dan ekstrak minyak bijinya berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman seledri terhadap penambahan dosis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai bulan April 2017 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan enam perlakuan, yaitu Pupuk anorganik 100% (kontrol), Pupuk anorganik 50% + POP Supernasa® 50 ml per tanaman, Pupuk anorganik 50% + POP Supernasa®  100 ml per tanaman, Pupuk anorganik 50% + POP Supernasa®  150 ml per tanaman), Pupuk anorganik 50% + POP Supernasa® 200 ml per tanaman, Pupuk anorganik 50% + POP Supernasa®  250 ml per tanaman). Paramater  yang diamati adalah tinggi batang, jumlah tangkai daun, panjang akar pertanaman, jumlah akar pertanaman, bobot akar pertanaman, bobot basah pertanaman dan bobot konsumsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada setiap parameter yang diamati perlakuan pupuk anorganik 50% + POP Supernasa®  200 ml per tanaman, memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Semua perlakuan  tidak berbeda nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Penambahan dosis pupuk organik padat Supernasa® dengan dosis 200 ml lebih efektif dibandingkan dengan penambahan dosis 250 ml pupuk organik padat Supernasa®, sehingga dapat direkomendasikan sebagai pupuk pelengkap (tambahan) untuk komoditi tanaman seledri. 

ABSTRACT

Celery is include in the Apiceae family, one of the most widely used vegetables for flavoring and decorating. Celery seeds are also used as herbs and flavoring oils and nutritious extracts as a drug. This research aims to determine the response of growth and production of calery plaants to the addition of organic fertilizer dosage. The research conducted on the  February to April 2017 at experimental garden Agronomy Faculty, University of Muhammadiyah Jakarta, used the Randomized Complete Block Design (RCBD) with six treatments that is 100% anorganic fertilizer (control), 50% anorganic fertilizer + POP 50 ml per plant, 50% anorganic fertilizer + POP 100 ml per plant, 50% anorganic fertilizer + POP 150 ml per plant, 50% anorganic fertilizer + POP 200 ml per plant, 50% anorganic fertilizer + POP 250 ml per plant. The parameters observased were plant height, number of stems, root legth, root number, root weight, wet weight, dan comsumption weight. The result showed that all parameters observed treatment 50% anorganic fertilizer + POP 200 ml per plant has the highest value compared  with other treatments. All the treatments were not significantly different for all parameters observed. Apopulation of Supernasa® solid dosage of organic fertilizer with doses of 200 ml was more effective than with the addition of 250 ml doses of Supernasa® annd 100% anorganic fertilizers, so it can be recommended as a complement (suplement) for the commodity of celery plants.


Full Text:

PDF

References


Andini, M. 2015. Si Kutu “Putih”, Hama Kecil Berdampak Besar pada Tanaman Pepaya. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Sumatra Barat

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2014. Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). http://balitsa. litbang.pertanian.go.id/ind/images/contacmap/Berita%20Balitsa/.Pengenalan%20Penyakit%20yang%20Menyerang%20Pada%20Tanaman%20Kentang.pdf (Diakses 11 Mei 2017).

Edi, S. 2009. Teknologi Budidaya Seledri Dataran Rendah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.

Fahmi, A, Syamsudin, S. Utami dan Radjagukguk. 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi, Vol. 10 (3): 297 – 304.

Firmansyah, A. 2010. Teknik Budidaya Daun Sop (Plus Data Produksi). BPTP Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hartono. 2016. Budidaya Tanaman Seledri. Penyuluh Pertanian BP3K Sanankulon. http://blitarkab.go.id/ wp-connect/.uploads/2016/09/Car a-Menanam-Seledri.pdf (Diakses 11 Mei 2017).

Indrakusuma. 2000. Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. Surya Pratama Alam. Yogyakarta.

Jumin, H. 2008. Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lailiya, L. 2016. Memahami Unsur Hara Makro dan Mikro pada Tanaman. http://bp4k.blitarkab.go.id/wp-content/ upload/2016/09/Memahami-Unsur-Ha ra-Makro-dan-Mikro-pada-Tanaman.pdf (Diakses 16 Mei 2017)

Lestari, A.P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subsitusi Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi, Vol. 13 (1): 38 – 44.

Lingga, P. dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marpaung, A.E. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik Padat dan Pupuk Organik Cair dengan Pengurangan Pupuk Anorganik terhadap Pertum-buhan Tanaman Jagung. Jurnal Saintech, Vol. 6 (4): 8 – 15.

Marpaung, A.E., B. Karo dan R. Taringan. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Teknik Penanaman Dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Kentang. Jurnal Hortikultura, Vol. 24 (1): 49 – 55.

Marsono. 2013. Pertunjuk Penggunaan Pupuk. Pinus Lingga. Jakarta

Mutryarny, E, Endriani dan U. Lestari. 2014. Pemanfaatan Urine Kelinci untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Varietas Tosakan. Jurnal Ilmiah Pertanian, Vol. 11 (2): 23 – 34.

Nugroho B. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Jurnal Ilmu Pertanian 13(9): 23 – 27.

Palimbungan, N.R, Labatar dan F. Hamzah. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisitem, Vol.2 (2): 96 – 101.

Rina. 2015. Manfaat Unsur N, P, K bagi Tanaman. Badan Litbang Pertanian. Kalimantan Timur

Rukmana, R. 2011. Bertanam Seledri. Kanisius. Yogyakarta

Salvia, E. 2012. Teknologi Budidaya Seledri dalam Pot. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi. http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/12seledri.pdf (Diakses pada 12 Mei 2016)

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Dalam. Arlingga, B., A. Syukur dan H. Mas’ud. 2014. Pengaruh Persentase Naungan dan Dosis Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium graveolens L.). Jurnal Agrotekbis, Vol.2 (6): 611 – 619.

Siregar, I, D. I. Roslim dan Herman. 2015. Respon Panjang dan Volume Akar Seledri (Apium grveolens L.) terhadap Kompos Pelepah Kelapa Sawit dan Pupuk Kotoran Kerbau. Jurnal Online Mahasiswa FMIPA, Vol. 2 (2): 1 – 7.

Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

Sutrisna, N., S. Sastraatmadja dan I. Ishaq. 2005. Kajian Sistem Penanaman Tumpangsari Kentang dan Seledri di Lahan Dataran Tinggi Rancabali, Kabupaten Bandung. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Tekhnologi Pertanian, Vol. 8. (1): 78 – 87.

Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Orgaik secara Efektif dan Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Kementerian Pertanian. Jakarta

Tim Prima Tani. 2011. Petunjuk Teknis Budidaya Seledri. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung

Wachjar, A dan Anggayuhlin. 2013. Peningkatan Produktivitas dan Efesiensi Konsumsi Air Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Teknik Hidroponik melalui Pengaturan Populasi Tanaman. Bul. Agrohorti, Vol. 1 (1): 127 – 134.

Wijaya. K.A. 2008. Nutrisi Tanaman sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ