PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI EMPON-EMPON DI DESA MIRI KECAMATAN KISMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI

Suminah Suminah, Arip Wijianto, Hanifah Ihsaniyati, Eksa Rusdiyana

Abstract


Tanaman empon-empon saat ini kian menjanjikan keuntungan, karena permintaan komoditas empon-empon terus meningkat dari waktu ke waktu. Empon-empon biasanya sebagai bahan baku untuk jamu tradisional dan obat herbal, selain itu juga dapat digunakan untuk tanaman obat dan bahan untuk kosmetik. Tanaman empon-empon sebagai salah satu tanaman andalan bagi kelompok wanita tani Ngudi Waras dan Berkah Mandiri di desa Miri, Kecamatan Kismantoro selama ini belum dikembangkan potensinya secara optimal. Kedua kelompok wanita tani tersebut dapat panen empon-empon sekitar 7 sampai dengan 15 ton per pasaran setiap 5 hari sekali yang dijual ke tengkulak dalam bentuk empon-empon basah dengan harga yang sangat rendah, kunyit Rp 600 per kg, jahe Rp 6.000 per kg, kencur Rp 2.000 per kg, temu lawak Rp 2.000 per kg, dan kunyit putih Rp 2.000 per kg. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk: (1) mengolah empon-empon menjadi simplisia dengan introduksi alat tepat guna (mesin perajang dan pengering); (2) pelatihan pembuatan permen herbal; (3) manajemen pemasaran simplisia; dan (4) pendampingan untuk pelatihan penggunaan alat, pelatihan manajemen (fungsi kelompok, dinamika kelompok, administrasi kelompok, motivasi kelompok, kewirausahaan).

ABSTRACT

Nowday, spices brings much benefit because of the continuous increase of its commodity demand from time to time. The tuber materials are usually used as raw materials in making traditional herbs drink or medicinal herbs, medicinal plans and materials for cosmetic. All this time, tuber as one of potential plants for the female farmer group in the area of Ngudi Waras and Berkah Mandiri, Miri Village, Kismantoro Subdistrict, District of Wonogiri are not developed  optimaly yet. Each female farmer group can reach harvest as mush as 7 until 15 ton per market in every 5 days and they were sold to the broker in form of wet tuber with low price, namely turmeric is Rp 600 per kg, gingger is Rp 6.000 per kg, and greater galingale is Rp 2.000 per kg. It needs to take a variety efforts for overcome these problems. The purpose of this activities are to: (1) process the tubers into simplicia trough the introduction of appropriate tools (chopper and dryer machine); (3) marketing management of simplicia; and (4) facilitting and training in the use of tools, management training (group functions, group dynamics, group administration, group motivation, and entrepreneurship).

Full Text:

PDF

References


Conger, J.A. dan R.N. Kanungo. 1988. The Empowerment Process: Integra-ting Theory and Practice. Academy of Management Review, Vol. 13 (3): 471 – 482.

Czuba, C.E., dan N. Page. 1999. Empowerment: What is It?. Journal of Extension, Vol. 37 (5).

Ife, J. dan Frank, T. 2008. Community Development: Alternatif Pengem-bangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kartasasmita, G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertum-buhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta.

OECD. Dalam. Mardikanto, T., 2008, Refleksi dan Rekomendasi Implementasi Penyu-luhan dan Pembangunan Pertanian dalam Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Pustaka Bangsa Press. Medan.

Spreitzer, G.M. 1995. “Psychological Empowerment in the Workplace: Dimensions, Measurement, and Validation”. The Academy of Management Journal, Vol. 38 (5): 1442 – 14465.

Thomas dan B.A. Velthouse. 1990. Cognitie Elements of Empowerment: An Enterpretative Model of Intrinsic Task Motivation. Academy of Management Review, Vol. 15 (4): 666 – 681.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ