ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI ALKALI TREATED COTONII CHIPS (ATC CHIPS) DARI RUMPUT LAUT JENIS EUCHEMA COTONII
Abstrak
Secara nasional potensi rumput laut mencapai 1,2 juta ha dengan areal yang cocok untuk budidayarumput laut seluas 1.110.900 ha. Potensi tersebut tersebar di 15 provinsi dengan potensi terbesar diPapua seluas 501.000 ha, Maluku seluas 206.000 ha, Sulawesi Tengah seluas 106.300 ha, Acehseluas 104.100 ha, Sulawesi Tenggara seluas 83.000 ha, dan provinsi-provinsi yang lain. permintaanakan produk ATC yang akan dikembangkan melalui kegiatan ini, karena ATC merupakan bahanbaku utama dari produk akhir karaginan tersebut. Berdirinya industri ATC Chips dapatmenghindarkan terjadinya kelebihan produksi bahan baku yang kemungkinan dapat menyebabkanjatuhnya rumput laut kering di pasaran. Dengan adanya kepastian pasar dan harga rumput lautkering maka petani rumput laut dapat dilindungi dari turunnya harga jual rumput laut yangmerugikan. Metode penelitian ini menggunakan data penelitian di laboratorium dengan bahan bakuEuchema Cotonii dari Sulawesi Selatan dan pengumpulan data sekunder dan primer pada padaperancangan alat industri dan analisis kelayakannya. Hasil Rekapitulasi kriteria kelayakan investasiindustri ATC Chips kapasitas 1000 kg/hari NPV DF 20 % sebesar Rp. 2.126.807.350, IRR 40,39%,Net B/C ratio1,9, Pay Back Period 2,93 Tahun, Biaya Investasi Rp. 2.160.000.000, Modal Kerja 3bulan Rp 922.500.000, (5). Dari hasil analisis sensitivitas tersebut didapat hasil bahwa dengankenaikan harga bahan baku sebesar 35% (dari Rp. 8.000,- menjadi Rp. 10.800,-) dengan asumsiharga produk ATC Chips tetap maka terjadi penurunan IRR menjadi sebesar 20.71% danpenambahan tingkat/waktu pengembalian modal sampai dengan 4.64 tahun. Terhadap penurunanharga jual produk sebesar 15% dengan asumsi harga bahan baku tetap maka terjadi penurunan IRRmenjadi sebesar 24.10% dan Payback Periode sebesar 4.18 tahun. Perlu disampaikan bahwa dalamprakteknya, suku bunga pinjaman 18% sehingga dengan asumsi discount rate 20% pada nilai IRRpada 20.71% masih layak. Perubahan harga beli bahan baku umumnya berhubungan positif denganharga jual produk, sehingga dengan hasil analisis sensitivitas tersebut, dapat dinyatakan kegiatanusaha ini layak untuk diimplementasikan.Referensi
Anggadireja, JT, A. Zatnika, H. Purwanto, dan
S. Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Anggadireja, JT dan Tim BPPT. 2011. Kajian
Strategi Pengembangan Industri Rumput
Laut dan Pemanfaatannya Secara
Berkelanjutan. BPPT, ASPPERLI, ISS,
Jakarta.
A/S Kobenhvns Pektifabrik. 1978.
Carrageenan. Lilleskensved, Denmark.
Aziz, S. 2011. Peran Dunia Usaha Dalam
Proses Industrialisasi Rumput Laut.
Asosiasi Rumput Laut Indonesia.
BAPPEDA SULSEL. 2011. Analisis IPM
Sulawesi Selatan Tahun 2010.
Basma, J. dan H.E. Irianto. 2006. Teknologi
Pascapanen Rumput Laut. Diseminasi
Tenologi dan Temu Bisnis Rumput Laut.
BRKP, Makassar, 11 September 2006.
BRKP. 2003. Pengolahan Rumput Laut. Pusat
Riset Pengolahan Produk dan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan,
Departemen Kelautan dan Perikanan,
Jakarta.
Cocon. 2011. Status Rumput Laut Indonesia.
http://seaweed81jpr.blogspot.com/
Selasa, 16 Agustus 2011
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan.. 2011. Jumlah luas Usaha
Pembesaran Rumput Laut di Tambak dan di
Laut Menurut Kabupaten/Kota Sulawesi
Selatan.
Ditjenkan Budidaya. 2005. Profil Rumput
Laut Indonesia. Departemen Kelautan dan
Perikanan, Jakarta
Nurdjana, M. 2006. Pengembangan Budidaya
Rumput Laut di Indonesia. Diseminasi
Tenologi dan Temu Bisnis Rumput Laut.
BRKP, Makassar, 11 September 2006.
Ratnawati, E. dan B. Pantjara. 2002. Analisis
Ekonomi Budidaya Rumput Laut di Tambak
Tanah Sulfat Masam, Desa Lamasi Pantai
Luwu Utara Sulawesi Selatan. Seminar
Nasional Rumput Laut, Mini Simposium
Mikro Algae dan Konggres I Ikatan
Fisikologi Indonesia, Makassar 23-25
Oktoner 2005.
Sedayu, B.B., J. Basmal, dan D. Fithriani.
Uji Coba Proses Daur Ulang Limbah
Cair ATC (alkali Treated Cottonii) dengan
Teknik Koagulasi dan Filtrasi. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kleautan dan
Perikanan Vol 2. No. 2
Soegiarto, A., Sulistijo, dan H. Mubarak. 1978.
Rumput Laut (Algae) : Manfaat, Potensi dan
Usaha Budidayanya. Lembaga Oceanografi
Nasional, LIPI, Jakarta.
Sperisa Distantina, Rochmadi, Wiratni, Moh.
Fahrurrozi, 2011, Pemungutan Karagenan
Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii,
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia Dalam Rangka Chemistry Year 2011,
di Surakarta 7-8 Oktober 2011
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2009.
Ditjenkan Budidaya, Kementrian Kelautan
dan Perikanan, Jakarta
Sulaeman, S. 2006. Pengembangan Agribisnis
Komoditi Rumput Laut Melalui Model
Klaster Bisnis. Infokop Nomor 28 Tahun
XXII.
Susanto, A.B. 2006. Teknologi Terapan
Rumput Laut, Diseminasi Teknologi dan
Temu Bisnis Rumput Laut. BRKP,
Makassar 11 September 2006.
Tangko, A.M. 2008. Potensi dan Prospek
Serta Permasalahan Pengembangan
Budidaya Rumput Laut di Provinsi Sulawesi
Selatan. Media Akuakultur Volume 3
Nomor 2. Hal 137 -144.
Tangko, A.M. dan B. Pantjara. 2007.
Dinamika Pertambakan Perikanan di Sulawesi Selatan kurun waktu 1990-2005.
Media Akuakultur, 2(2): 118-123.
Winarno.F.G. 1990. Teknologi Pengolahan
Rumput Laut. Edisi I. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Yunus, Y.M. 2006. Kiat Sukses Budidaya
Rumput Laut. Diseminasi Teknologi dan
Temu Bisnis Rumput Laut. BRKP,
Makassar 11 September 2006.