Efikasi Cuka Air Kelapa Sebagai Penghambat Perkembangan Mikroorganisme Pada Ikan Tangkap Indonesia
Abstrak
Cuka air kelapa adalah larutan asam laktat yang kemampuannya sudah teruji dapat menurunkan pH. Perkembangbiakan mikroba sangat erat kaitannya dengan kondisi pH dari tempat mikroba tersebut berada, dengan menurunkan pH pada media mikroba tersebut diharapkan dapat mengendalikan pertumbuhan mikroba, sehingga perkembangbiakannya dapat dihentikan untuk sementara. Mikroorganisme yang berkembangbiak pada kulit ikan akan dapat merusak ikan tersebut dan akan menurunkan kualitas protein dan kalsium yang terdapat pada tubuh ikan. Dengan menghentikan perkembangbiakan mikroba dapat menjaga kualitas protein dan kalsium yang terkandung dalam ikan dan dapat dipertahankan hingga kita mengkonsumsinya. Untuk memutus rantai perkembangbiakan mikroorganisme bisa dilakukan dengan cara memberikan cuka air kelapa sesegera mungkin setelah ikan ditangkap, agar bakteri tidak berkembang biak masuk kedalam badan ikan melalui kepala, insang dan permukaan kulit.Pengawetan ikan selama ini masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit, nelayan harus diberikan alternatif pengawetan untuk mendapatkan kualitas ikan tangkapnya agar terjaga. Analisa kandungan Protein dan Kalsium yang terdapat pada ikan yang diwetkan dengan pengawet cuka air kelapa dengan variabel konsentrasi cuka air kelapa dan waktu perendaman ikan dalam cuka air kelapa setelah dilakukan uji dengan methode ICP OES dan Kjeltec mendapatkan hasil yang optimal akan menjadikan ikan yang ditangkap kesegarannya masih bisa dinikmati sampai proses pengolahan. Selain itu analisa pengaruh konsentrasi air cuka ikan tersebut berpengaruh terhadap terhadap nilai nutrisi yang dikandung ikan setelah dilakukan pengawetan.Dengan demikian penggunaan cuka air kelapa dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kehilangan kesegaran serta kandungan nutrisinya tetap terjaga.Referensi
Echy W., Kualitas Asam Cuka Kelapa (Cocos Nucifera L.) Dengan Metode Lambat (Slow Methods)., Jurnal Agroindustri, Vol.3 No.1, Mei 2013: 1 – 13
Lukman M., Analisis TPC dan Total Bakteri Psikrofilik pada Ikan Layang
(Decapterus macrosoma) selama Penyimpanan Suhu Rendah, Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013
Nurmilatina, Pemanfaatan Cuka Kayu Galam (Melaleuca Sp.) Dengan Berbagai Perlakuan Sebagai Pengawet Alami Telur Asin., Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.7, No.2, Des 2015: 10–16
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet Nomor 36 Tahun 2013
Romi N., Penyakit Infeksi pada Budidaya Ikan Laut Indonesia Researchgate, Januari 2015
Seto S., Identifikasi Bakteri Pada Ikan Air Laut Di Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Ngurah Rai
Denpasar, Bali., Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3 Juni, 2017
Sutrisno K., Pengawet Alami Untuk Produk Dan Bahan Pangan., eBookPangan.com, 2009
Widaningrum et.al., Efikasi Cuka Kulit Pisang dan Air Kelapa Sebagai Penghambat Listeria monocytogenes Pada Daging Ayam., Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Volume 12 No.2 September 2015 : 43 - 54