MUTU TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS: ANALISIS DATA RISNAKES 2017

Iin Nurlinawati, Rosita Rosita, Mimi Sumiarsih

Abstract


Guna menjamin mutu tenaga kesehatan di Indonesia pemerintah membuat suatu sistem berupa penerbitan STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Ijin Praktek). STR dapat diterbitkan setelah tenaga kesehatan tersebut mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji kompetensi dan berdasarkan STR tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota menerbitkan SIP. STR dan SIP merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan yang menjalankan praktek. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mutu tenaga kesehatan di puskesmas berdasarkan kepemilikan STR dan SIP serta pengawasannya di puskesmas. Penelitian ini merupakan analisis data Riset Ketenagaan Kesehatan tahun 2017. Analisis dilakukan terhadap tenaga kesehatan yang menjalankan praktek yakni dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan farmasi yang bekerja di puskesmas sebanyak 195.168 responden. Hasil utama menunjukkan bahwa sebanyak 78,8% nakes memiliki STR yang masih berlaku sementara 12,5% STR sudah tidak berlaku. Dokter (95,6%) dan dokter gigi (96,6%) merupakan profesi terbanyak yang memiliki STR yang masih berlaku. Hal yang sama terjadi pada kepemilikan SIP. Dokter (93,0%) dan dokter gigi (92,4%) merupakan profesi terbanyak memiliki SIP. Sebanyak 63,9% nakes tidak memiliki SIP. Pengawasan mutu nakes dilakukan oleh puskesmas tempat nakes bekerja. Pengawasan mutu nakes meliputi inspeksi berkala kepemilikan STR/SIP, peringatan dan tindak lanjut bagi nakes tanpa STR/SIP, serta pemberian sanksi rekomendasi pencabutan SIP bagi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Simpulan utamapenelitian ini ditemukan pengawasan mutu nakes merupakan hal yang penting bagi nakes dalam upaya bersaing di era pasar bebas. Namun belum semua tenaga kesehatan yang menjalankan praktek, memiliki STR dan SIP. Perlu dilakukan sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-undangan di bidang pengembangan nakes agar mutu nakes Indonesia lebih baik lagi.

Kata kunci: STR, SIP, mutu, tenaga kesehatan, puskesmas

---

In order to guarantee the quality of health workers in Indonesia the government established a system in the form of issuance of STR (Registration Certificate) and SIP (Practice License). Research objectives, analysis of the quality of health workers in puskesmas based on STR and SIP ownership and supervision in puskesmas. Method of this research  is an analysis of Health-Workers-Research data in 2017. The analysis was conducted on health workers who carry out the practice of doctors, dentists, midwives, nurses and pharmacy who worked at primary health care as many as 195,168 respondents. Main results shows that 78.8% of health workers have a valid STR while 12.5% STR is no longer valid. Doctors (95.6%) and dentists (96.6%) are the most professions that have a valid STR. The same thing happened to SIP ownership. Doctors (93.0%) and dentists (92.4%) were the most professions having SIP and 63.9% of health workers do not have SIP. Quality control of health workers is carried out by the health center where health workers work. Quality control of health workers includes periodic inspection of ownership of STR / SIP, warnings and follow-up for health workers without STR / SIP, as well as sanctioning the recommendation for revocation of SIP for those proven to have committed disciplinary violations Main conclusion, monitoring the quality of health workers is important thing to compete in the free market era. But not all health workers who practice, have STR and SIP. Socialization and application of laws and regulations in the field of health worker development need to be carried out for better quality.

Keywords: STR, SIP, quality, health workers, primary health care


Full Text:

PDF

References


Bappenas. Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP) tahun 2005-2025. Badan Perenc Pembang Nas [Internet]. 2005;142. Available from: https://www.bappenas.go.id/files/1814/ 2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf 2. Lestari TRP. Analisis Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014. Kaji Vol 21 No 1 Maret 2016 hal 75 - 8876. 2016;1:75–88. 3. Kementerian Kesehatan BL. Laporan Riset Ketenagaan Kesehatan tahun 2017. 2017. 4. Harianto BA. Implementasi Kebijakan Pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. Pencerah Publik,

Vol 6 Issue 1 April 2019, Page 26 - 34. 2019;(April). 5. Widyorini SR. KORELASI REGISTRASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KOMPENTENSI TENAGA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT. Huk DAN Din Masy VOL16 NO2 April 2019 ISSN NO 0854-2031. 2019;16(0854):192–9. 6. Syah DZR. Hubungan Prestasi Akademik Dan Faktor Eksternal Dengan Kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. J Keperawatan Muhammadiyah. 2018;2(2). 7. Yuniarti AM, Hadi H, Adiyanti M. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa S1 Keperawatan di STIKES Majapahit Mojokerto. Medica Majapahit. 2014;6(2):59–77. 8. Hartina A, Tahir T, Nurdin N, Djafar M. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelulusan Uji Kompetensi Ners Indonesia (Ukni) Di Regional Sulawesi. J Persat Perawat Nas Indones. 2018;2(2):65. 9. Alvin A. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelulusan Uji Kompetensi Ners Indonesia. J Penelit

Adm Publik Oktober 2016, Vol 2 No 2, hal 373 - 380 e-ISSN 2460-1586. 2016;2(2):373–80. 10. Lestari TRP. Pendidikan Keperawatan: Upaya Menghasilkan Tenaga Perawat Berkualitas. Nurs Educ. 2014;5(1):1– 10. 11. Wahyudi S. Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian Tenaga Kesehatan Dan Implikasinya. J Din Huk. 2011;11(3):505–21. 12. Mamarimbing, M., Fatimawali dan Bodhi W. Evaluasi Kelengkapan Resep dari Dokter Spesialis Anak padaTiga Apotek di Kota Manado. J Pharmachon [Internet]. 2012;Vol 1(2):45–51. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ pharmacon/article/viewFile/485/378% 0Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/pharmacon/article/view/485 13. Hidayat Putra PP, Arso S, Wigati P. Analisis Peran Stakeholder Dalam Kebijakan Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Masyarakat Di Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2017;5(3):33–8. 14. Griffiths F, Babalola O, Brown C, De Kadt J, Malatji H, Thorogood M, et al. Development of a tool for assessing quality of comprehensive care provided by community health workers in a community-based care

programme in South Africa. BMJ Open. 2019;9(9):7–11. 15. Hermawan A. Analisis Distribusi Tenaga Kesehatan (Dokter Perawat Dan Bidan) di Indonesia pada 2013 dengan Menggunakan Gini Index. Bul Penelit Sist Kesehat [Internet]. 2019;Vol. 22:167–75. Available from: http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1 304%0AABSTRAK 16. Pritasari K. Pembinaan dan Pengawasan ( BINWAS ) Mutu Nakes. Lokakarya Nas Pengemb Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehat Kementeri Kesehat. 2014;




DOI: https://doi.org/10.24853/an-nur,%201,%201,%20109-117

Refbacks

  • There are currently no refbacks.
Powered by Puskom-UMJ