Hubungan Nilai Eosinofil Darah Tepi dengan Gejala Asma pada Pasien Asma Stabil
Abstract
Asma adalah penyakit saluran napas inflamasi kronis yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat terjadi pada segala usia dengan manifestasi yang sangat bervariasi dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Inflamasi yang terjadi pada asma adalah inflamasi yang khas yaitu inflamasi yang disertai infiltrasi eosinofil, hal ini yang membedakan asma dari gangguan inflamasi jalan napas lainnya. Pentingnya peranan sel-sel inflamasi terutama sel eosinofil didalam mencetuskan gejala asma, maka tulisan ini membahas tentang peranan eosinofil pada asma dan aspek patogenesanya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan pemilihan sampel menggunakan metode total sampling sebanyak 105 pasien. Alat penelitian berupa rekam medis yang diambil pada periode 3 – 20 November 2016. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menjelaskan karateristik masing-masing varibel yang diteliti, dan bivariat dengan melihat nilai eosinofil darah tepi dan gejala asma yang tercatat pada rekam medis untuk mengetahui hubungan nilai eosinofil darah tepi dengan gejala asma. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara nilai eosinofil pasien terhadap sesak (p value = 0,001), mengi (p value = 0,000), rasa berat di dada (p value = 0,000) dan terdapat hubungan yang tidak bermakna antara kadar eosinofil pasien terhadap gejala batuk (p value = 0,671) dan derajat asma (p value = 0,515). Semakin jelas gejala asma (mengi, sesak dan berat di dada) pada pasien asma stabil, maka semakin tinggi nilai eosinofilnya dan bermakna secara statistik kecuali pada gejala batuk. Semakin tinggi derajat asma stabil pada pasien asma stabil maka pasien cenderung memiliki kadar eosinofil yang tinggi, namun belum bermakna secara statistik.
Kata Kunci: Eosinofil, Gejala Asma, Derajat Asma Stabil.
Full Text:
PDFReferences
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2006. p. 4-18.
Ardinata D. Eosinofil dan Patogenesis Asma. Maj Kedokteran Indonesia. 2008; 41: 268.
Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention.Definition, Medication and Non-Pharmacological Strategies. Portland: NHLBI Publications; 2016.p.14-23.
Rahmawati I, Yunus F, Wiyono HW. Patogenesis dan Fisiologis Asma. In: CDK. 2003; 141: 5-10.
Junquera Lc, Carneoro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p. 244-5.
Kresno SB. Sel-sel Sistem Imun Nonspesifik. In: Karnen G, Iris R, editor. Imunologi Dasar 10th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. p. 78.
Weller PF. The Immunobiology of Eosinophils. N Engl J Med. 1991; 324(16) :1110-8.
Medison I, Nasrul E, Manrung. Gambaran Jumalah Eosinofil Darah Tepi Penderita Asma Bronkial. Jurnal Kedokteran Andalas. 2013; 2(3) :122.
Anriani Desy, Jemadi, Rasmaliah. Karakteristik Penderita Asma Bronkial Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa tahun 2009-2012. Skripsi Universitas Sumatra Utara: 2013. p. 1-7.
Andayani N, Waladi Z. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Asma dengan Tingkat Kontrol Asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Zainal Abidin Banda Aceh. Jurnal kedokteran Syiah Kuala. 2014; 14(3) : 139-145.
Omiati R, Sihombing M, Qomariah. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penyakit Asma di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. 2010; 20(1) :41-49.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11thed. Jakarta: EGC. 2007. p.539-549.
Sari SP. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Tingkat Kontrol Asma Pada Pasien Asma Dewasa di Poliklinik Paru RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Jurnal Untan. 2014; 1:8.
Afandi S, Yunus F, Andriani S. Tingkat Kontrol Asma di RSUP Pershabatan Berdasarkan Asthma Control Test Beserta Hubungan Dengan Tingkat Morbiditas Dan Factor Resiko Studi Longitudinal Di Poli Rawat Jalan Selama Satu Tahun. J. respire Indo. 2013; 33(4) : 230-243.
P Saint, Boudin A. Are Over Weight Asthma More Difficult To Control. Thorax. 2006; 61: 79-84.
Shaheen S, Jonatan S, Montogomery S. Brith Weight Body Mass Index and Asthma in Young Adults. Thorax. 1999; 54: 394-402.
Dermila, Anisa R. Hubungan Karakteristik Pasien Asma Bronkial Dengan Gejala Penyakit Refluk Gastroesofagus di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Skripsi Universitas Tanjungpura Pontianak: 2013.p.1-20.
Saily S, Adrianison, Eka B. Gambaran Faal Paru dan Criteria Asthma Control Test (ACT) pada Penderita Asma Rawat Jalan di Poli Paru RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOMFK. 2014; 1: 1-14.
Rumbina A. Hubungan Antara Kadar Imunoglobulin E Total dan Kadar Eosinofil Absolute Dengan Uji Faal Paru Pada Ekserbasi Asma Bronchial Atopi. Tesis: 2004.p.32-46.
Nico Dimas, Manurung. Gambaran Jumlah Eosinofil Darah Tepi Penderita Asma Bronchial Di Bangsal Paru RSUP Dr, M. Jamil Padang. Jurnal Fk. Andalas. 2013; 2(3): 122-126.
Sumardino. Hubungan Jumlah Eosinofil Pada Darah Tepi Dengan Derajat Asma Pada Anak. B.I.Ked. 2001; 13(3): 159-164.
Douwes J, Galson P, Parce N. Non-eosinophilic Asthma. Thorax. 2002; 57: 634-8.
Pratama S, Erna Juniety, Dedi Zairus, Vinda R. Profil Pasien Rawat Jalan Poli Asma RSUP Persahabatan Juli-Desember 2006. J. Respir Indo. 2006; 130: 405-11.
Imelda S, Yunus F. Hubungan Derajat Asma Dengan Kualitas Hidup Yang Dinilai Dengan Athma Quality Of Life Qustionare. 2007. Maj Ked Indo. 2007; 57(12): 437-445.
Rosmalina, Yunus F, Dianti KS. Prevalensi Asma Bronkial Berdasarkan Kuesioner ISAAC Dan Prilaku Merokok Pada Siswa SLTP Di Daerah Industri Jakarta Timur. J. Respir. Indo. 2010; 30(2):75-83.
Spallarossa D, Sacco O, Girosi D, Rossi GA. Blood Eosinophil Counts And Arterial Oxygen Tension In Acute Asthma. Archieve of Disease in Childhood. 1995; 73: 333-7.
Abbas AK, Lichtman Andrew H, Pillai A. Cellular And Molecular Immunology 6thed. English: Saunders; 2010.p.451-455.
Kusuma C, Handono K.The Association Between Acute Attack of Asthma Severity And The Number Inflamation Of Peripheral Blood Cells. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2004; 20(3): 12-146.
Cookson W, Craddock CF, Benson MK, Durham SR. Falls in peripheral eosinophills. J Allergi Clin Immunol. 1999; 201:47.
DOI: https://doi.org/10.24853/jkk.13.2.105%20-%20114
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. | |||
View My Stats |